Zahira Azzahra Nadiaputri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 4 (Mengikuti Kajian Sekolah)

Bab 4

Mengikuti Kajian Sekolah

Sekian banyak cerita yang aku alami bersama Zahra. Aku juga ngaji bareng sama akhwat yang mempunyai mata yang besar itu disekolah. Banyak sekali ilmu yang kita pelajari dari guru ngaji, juga peringatan, dan lain-lain. Rasanya, jika mendengar peringatan ataupun ilmu yang kami dapat, ingin sekali kami berhijrah.

Setiap kali pulang ngaji, aku dan Zahra kadang-kadang bertekad untuk tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Tapi, itu semua tidak sesuai dengan harapan. Ada saja godaan yang datang. Mungkin, aku bisa berbagi ilmu yang kami pelajari selama mengaji.Kita mulai dari pembahasan Qadha dan Qadar. Siapa yang sudah tahu tentang Qadha dan Qadhar? Pasti sebagian dari kalian sudah tahu. Qadha dan Qadar adalah rukun iman yang ke-6. Sebagai umat muslim kita wajib meyakininya dan beriman terhadap Qadha dan Qadhar.

Qadha dan Qadar artinya kita harus percaya serta yakin bahwa Allah SWT memiliki ketetapan, kehendak dan keputusan atas makhluk-Nya. Allah mengetahui semua kejadian yang menimpa kita. Hidup dan mati kita, hal baik atau buruk, semua itu ada ditangan Allah SWT dan bukti akan kekuasaan-Nya.

Lalu apa perbedaan antara Qadha dan Qadar? Qadha adalah ketetapan yang tidak bisa diubah lagi, contohnya; Allah menetapkan kapan seseorang itu dilahirkan, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, serta ketetapan bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Berbeda dengan Qadhar.

Qadhar ada dua macam, yaitu; takdir mubram dan takdir mualak. Takdir mubram adalah kejadian yang sudah pasti terjadi dan tidak akan bisa diubah lagi, contohnya; Matahari ada saat siang hari sementara bulan dan bintang muncul pada malam hari. Nah, takdir mualak ini bisa kita ubah, asalkan kita berikhtiar dan berdoa kepada Allah SWT. Contohnya; awalnya kita itu bodoh, tapi kita berikhtiar dan berdoa sehingga menjadi pintar, misalkan kita itu miskin, tapi kita bisa kaya, dengan berikhtiar dan berdoa.

Jadi, buat kalian yang merasa dirinya kekurangan ini itu, Insya Allah kalian akan bisa, dengan terus berikhtiar dan berdoa.

Hikmah yang kita bisa ambil dari Qadha dan Qadar adalah kita harus mendekatkan diri kepada Allah SWT, bertawakal (bersandar atau berserah diri) kepada Allah SWT, dan bisa melatih kita, agar menjadi orang yang giat akan hal apapun dan tidak pernah putus asa.

Yap, itu baru satu materi, masih ada banyak materi yang akan aku sampaikan, semoga dengan ini kalian bisa lebih dekat lagi dengan Allah SWT.

Selanjutnya materi tentang kebutuhan Naluri (Al-Gharizah) dan kebutuhan jasmani (Al-hajatul udhawiyah).

Allah telah memberikan akal kepada manusia untuk berpikir, membedakan yang baik dan buruk. Allah telah mengutus Rasulullah SAW untuk menjelaskan mana yang baik dan buruk dalam aktivitas yang kita lakukan.

Gharizah dibagi menjadi 3 macam, yaitu; Gharizah tadayun (naluri beragama), Gharizah baqo (naluri mempertahankan diri), dan Gharizah nau (naluri melanjutkan keturunan). Ada lagi kebutuhan jasmani (hajatul udhawiyah) yaitu berupa rasa lapar, haus, dan lain-lain.

Jika kebutuhan jasmani (hajatul udhawiyah) tidak dipenuhi, maka bisa mengakibatkan kematian. Bedanya dengan gharizah, jika tidak dipenuhi tidak akan mengakibatkan kematian, tapi itu akan membuat kita gelisah ataupun cemas pada diri kita sendiri. Mengapa demikian?

Coba kita lihat gharizah nau. Banyak anak-anak jaman sekarang yang menggunakan gharizah nau-nya dengan hal yang negatif, yaitu dengan berpacaran, dan lain-lain. Padahal sudah jelas itu haram dalam agama islam. Bagaimana dengan anak-anak yang tidak berpacaran namun menyimpan rasa pada seseorang? Dia memilih untuk tidak mengatakan apapun kepada lawan jenisnya. Nah, mungkin untuk sebagian orang bisa gelisah dan cepat-cepat ingin mengatakannya. Tapi, itu adalah tindakan yang benar dibandingkan dengan pacaran. Maka dari itu, gunakan akal kita dengan benar serta naluri kita ke hal yang positif.

Sekarang, coba kita bahas tentang pahlawan jaman sekarang. Siapa yang tidak kenal dengan captain Amerika, spiderman, batman, thor, superman, flash, dan masih banyak lagi. Tapi, itu semua hanyalah buatan manusia, yang bisa membuat kita tertarik dengan hal itu. Sampai-sampai, banyak orang yang mengikuti ataupun berangan-angan untuk menjadi karakter seperti itu.

Lalu, bagaimana dengan pahlawan-pahlawan islam yang sudah berjuang? Bukan, kah, seharusnya kita lebih tertarik dengan hal itu? Cerita yang benar-benar asli. Tapi, kenyataannya, kita lebih tertarik untuk menjadi seperti super hero itu, yang hanya buatan manusia saja.

Jangan sampai kita lebih mengidolakan super hero tadi dibandingkan pejuang islam, yang rela berkorban mati-matian demi membela agamanya. Seperti apa bentuk para pejuang islam membela agamanya?

Mari kita ambil dari kisahnya Abu bakar ash-shiddiq, beliau adalah khalifah pertama yang menggantikan rasulullah saat wafat. Kita tahu bahwa untuk mendakwahkan orang tidak segampang yang kita pikirkan dan bayangkan, tapi harus menghadapi ejekan-ejekan, penghinaan, bahkan penyiksaan. Itulah yang menimpa Abu Bakar saat menyebarkan agama islam yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas berkeyakinan pada hal-hal gaib dan benda-benda yang mereka sembah sebagai tuhan.

Masih banyak cerita-cerita pejuang islam, yang harusnya kita jadikan motivasi dan contoh. Betapa relanya mereka dalam meperjuangkan dan mendakwahkan agama Allah SWT. Apakah setelah masa itu, kita melupakannya begitu saja? Dan malah senang-senang dengan banyaknya maksiat di luar sana? Makanya, kita harus rajin-rajin mengingatkan teman-teman kita, untuk kembali ke jalan yang benar. Sekaranglah, waktunya untuk kita menghargai perjuangan pahlawan dengan tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran islam.

Hmmm…kalau berbicara soal kematian? Siapa yang enggak takut? Karena memang semua makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan yang namanya mati. Setelah mati kita akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang kita lakukan selama di dunia.

Setiap orang pasti ingin mati dalam keadaan husnul khatimah, kan? Tentunya agar bisa masuk ke dalam surge-Nya tanpa adanya pertanggung jawaban. Untuk itu, kita harus memperbanyak amal shalih di dunia dan mengurangi ataupun meninggalkan hal-hal yang buruk. Semoga kita semua bisa diterima di sisi-Nya….Aamiin.

Kalian mau dosa-dosa kalian bisa diampuni oleh Allah SWT, hanya dengan dua kalimat ini?

Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah. Saw bersabda, “Dua kalimat yang ringan bagi lisan untuk mengucapkannya, berat ketika diletakkan di atas mizan (timbangan di akhirat), dan sangat dicintai oleh Dzat yang Maha Pengasih, yaitu Subhanallah wa bihamdih, Subhanallahil adzim.”

Yap, itu dia kalimatnya. Subhanallah banget, kan? Allah itu sangat baik. Mau tahu? Seberat apa kalimat itu dalam timbangan di akhirat?

Ibnu Umar ra meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah Saw berkata kepada para sahabatnya, “Ucapkanlah subhanallah wa bihamdihi sebanyak seratus kali. Barang siapa mengucapkannya satu kali maka tertulis baginya sepuluh kebaikan, barang siapa mengucapkannya sepuluh kali maka tertulis baginya seratus kebaikan, barang siapa mengucapkannya seratus kali maka tertulis baginya seribu kebaikan, barang siapa menambahnya maka Allah pun akan menambahnya, dan barang siapa memohon ampun, niscaya Allah akan mengampuninya.”

Masya Allah, kalimat subhanallahi wabihamdihi ini, adalah kalimat yang paling dicintai oleh Allah SWT dan merupakan kalimat paling utama dari yang lainnya. Barang siapa mengucapkannya maka akan tertulis baginya seratus dua puluh empat ribu kebaikan, dan kalimat tersebut lebih dicintai Allah swt dari pada bersedekah di jalan Allah dengan emas sebesar gunung Uhud, dan Allah akan menghapus dosa orang yang mengucapkannya walau dosa orang tersebut lebih banyak dari pada buih yang ada di lautan.

Ini, sih, keren banget. Aku sebagai umat-Nya merasa malu dan bingung sama diri sendiri, padahal Allah, tuh, baik banget. Tapi, kita sebagai umat-Nya sendiri, sering melanggar aturan-Nya.

Sekarang kita ngomong-ngomong soal “sabar”. Kalian pernah enggak, sih, suka gak sabaran soal apapun itu? Pasti pernah, kan?

Dalam islam ada 3 jenis sabar, yaitu; sabar dalam ketaatan, sabar dalam menghadapi musibah, dan sabar untuk tidak melakukan maksiat.

Menurut kalian, untuk sabar itu susah atau gampang? Itu, sih, sesuai diri kita sendiri. Kalau sudah terbiasa, pasti akan terlihat mudah.

Coba kita lihat, perihal sabar dalam ketaatan. Untuk melaksanakan perintah Allah SWT tidak semudah yang dipikirkan. Seperti sabar dalam menahan diri dari sifat malas, supaya tetap istiqomah dalam menjalankan kewajiban sholat dengan tepat waktu. Sabar menjalankan puasa yakni sabar dengan menjaga lisan, hati, serta pikiran. Sabar dalam menuntut ilmu dan masih banyak lagi

Wah, kalau sabar untuk tidak melakukan maksiat? Pasti berat banget. Karena manusia tidak luput dari kesalahan. Semua bentuk maksiat itu memang menyenangkan, tetapi Allah Swt melarangnya sehingga orang-orang beriman wajib untuk menjaga dan menahan diri dari segala bentuk maksiat.

Yang terakhir adalah sabar dalam menghadapi cobaan ataupun musibah, untuk perihal itu, kita harus yakin dengan kalimat “Allah tidak akan menguji kita, di luar kemampuan yang kita punya”. Setelah itu, kita harus ikhlas dan bersabar. Karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar.

Ya, segitu saja penjelasan singkat dari kajian yang aku dan Zahra ambil. Walaupun, sebenarnya masih banyak penjelasan materi tentang islam. Semoga kalian bisa mengambil pelajarannya dan mengikutinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Sudah lumayan lama aku dan Zahra ikut kajian ini, tapi enggak tahu kenapa, keinginanku untuk berhijrah, selalu saja macet-macet. Semoga Allah bisa membukakan hati kita semua untuk berhijrah dan kembali kepada-Nya. Meninggalkan semua hal buruk yang sering dilakukan.

Buat yang sedang proses hijrah, semangat buat kalian! Hadapi rintangannya. Karena hijrah tidak segampang yang dikira. Dunia hanya sementara dan akhirat selamanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post