Zahira Azzahra Nadiaputri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 1 ( Sebuah Kenangan Putih Merah )

Bab 1

Waktu SD

Siang ini terasa melelahkan. Rasa bosan menggiringi aku dan Zahra, teman sekelasku, menuju halaman belakang sekolah, setelah pelajaran jam ke-2 berakhir. Biasanya, kami menghabiskan waktu bersama BFF ( Best Friends Forever ), sebuah group yang aku bentuk bersama Zahra dan 3 teman laki-lakiku; Putra, Alfa, dan Zhaffar, ditambah dengan Farah yang akrab kami sebut dengan nama “nenek”.

Sayangnya, kali ini, tidak ada satu pun di antara mereka yang muncul. Sehingga, aku dan Zahra menghabiskan waktu hanya berdua saja di sebuah tangga bercat kuning. Dering bel pergantian jam telah berbunyi sejak 10 menit. Jadi, selesai pelajaran kami langsung bermain bareng di halaman belakang sekolah, sayangnya yang lain pada lagi gak main di belakang.

Yasudahlah ,kami asik bermain dengan tangga kuning. Padahal bel masuk kelas sudah berbunyi sejak 10 Menit. Namun, tidak juga membuat kami beranjak dari sana. Ya, kami berdua sengaja mengabaikannya, karena bel itu sebagai tanda dimulainya pelajaran TIK.

Kenapa, sih, aku dan Zahra sering cabut atau ngumpet-ngumpet dari guru, saat pelajaran TIK? Jawabannya, Cuma satu. Karena, menurut kami pelajaran itu sangat membosankan. Dan, cabut atau bolos dari pelajaran itu, adalah hal yang paling seru untuk dilakukan, bahkan ketagihan.

Pernah suatu Ketika, aku dan Zahra nekat bersembunyi di dalam salah satu kelas, dan kepergok dengan siswa lainnya. Mereka seorang Ikhwan; siswa laki-laki biasa kami panggil dengan sebutan Ikhwan. Selidik punya selidik, ternyata mereka pun bolos dari pelajaran TIK.

Akhirnya kami ribu-ribut enggak jelas, dan berakhir pada acara saling lapor. Cuma, bukan karena kami bolos dari pelajaran, tapi karena aku naik-naik ke atas meja. Ngeselin banget, kan?

Selain bersama BFF, aku dan Zahra sering mengunjungi Farah, satu-satunya teman yang biasa ku panggil nenek. Farah pintar dan cerewet (mungkin itu alasan kami panggil dia nenek). Dia sekelas dengan Ariel. Bila tidak dikelasnya, maka kami akan ngobrol ngarol ngidul di tangga sambil memperhatikan siswa-siswi main. Kadang, yang paling ekstrim, kami pun melakukan kegiatan guling-guling ditangga. Dan itu seru banget. Bukan hanya itu saja, kami juga main loncat karet dan macam-macam permainan ekstrim lainnya. Ada hal yang paling sering aku dan Zahra lakukan, Ketika kami engga tahu lagi harus ngerjain apa, yaitu kebiasaan berkeliling di sekitar kelas, sambil cuci mata lihat Ikhwan main bola.

Baik, lupakan cerita tentang para ikhwan-ikhwan itu. Aku mau cerita sedikit tentang BFF. Mereka adalah teman-teman yang luar biasa, setidaknya menurutku dan Zahra. Usaha kami untuk menguatkan persahabatan itu adalah dengan sering bersurat antara satu sama lain. Dan, dibutuhkan perjuangan yang keras dalam pengirimannya. Karena itu adalah hal yang paling dilarang di sekolah. Ikhwan dan akhwat tidak boleh saling berhubungan, apalagi bikin geng! Ketika kami menjalankan misi dalam pengantaran surat, kami merasa sudah seperti spionase dalam film-film. Nanti ada yg pura-pura jalan, dan sengaja berpapasan, hingga sampai surat berpindah tangan. Kita butuh waktu yang cermat, kan? Jangan sampai ketahuan juga. Padahal, kalau dipikir, isinya cuma beberapa keperluan yang mungkin enggak penting-penting banget, sama mau ngasih barang. Tapi, ada cerita lucu juga, sih, ketika Putra mohon-mohon ke kita, buat mintain tanda tangan ke akhwat yang dia suka.

Walaupun dalam keseharian seperti itu, bukan berarti kami tidak memiliki musuh. Shufi dan Jono adalah orang-orang yang berlagak nyaris bak mafia. Mereka juga bikin geng, loh. Dan, isinya anak-anak yang hobinya buat onar. Bukan anak-anak manis kaya kami, yang suka main surat-suratan. Pernah, pada satu ketika, mereka menfitnah kita mencuri uang kas kelas. Dan, nampaknya teman-teman pun mempercayai hasutan mereka, karena saat pengecekan tas siswa, aku dan Zahra malah pergi ke kamar mandi, sementara teman-teman lainnya menunggu di luar kelas. Padahal, sebenarnya sih engga ke kamar mandi juga, tapi kita ngelilingi kelas lain.

Dan, saat kita kembali ke kelas, jadilah kami tertuduh oleh tatapan teman-teman sekelas. Ngeselin banget! Karena situasinya jadi enggak enak banget, lagi-lagi aku dan Najla memutuskan keluar dari kelas dan pergi ke lantai satu. Misi kami saat ini adalah jalan-jalan muterin sekolahan. Dan ternyata, di ruang UKS, kami melihat Shufi dan Jono sedang nyanyi-nyanyi. Dan kalian tahu? Mereka nyanyi-nyanyi untuk ngeledekin kami yang yang dianggap sudah mencuri uang kas kelas. Duh!

Diwaktu libur biasanya kami BFF saling mengunjungi satu sama lain, saat itu kami bukan sedang berlibur, tapi setelah selesai mengadakan upacara kemerdekaan yang kebetulan pulangnya cepet. Selesai upacara di sekolah, aku dan Zahra memutuskan untuk pergi naik sepeda menuju rumah Alfa.

Sesampai nya di rumah Alfa kami dipersilahkan masuk dan duduk terlebih dahulu sambil menunggu Alfa siap-siap, dan kami disajikan minuman berwana merah yang biasa orang-orang sebut dengan nama sirup, hmmmm….enak banget tuh, abis naik sepedah dengan cuaca yang lumayan terik dan minum sirup yang segar.

Oke, Alfa sudah siap! Kami langsung berangkat untuk menjemput Zhaffar. Diperjalanan mulai seru nih…karna kita melalui jalan yang lumayan curam atau bisa dibilang berlika-liku jalannya.

Sesampainya di rumah Zhaffar, kami serontak mengucapkan “Assalamualaikum…..Zhaffar!!” akhirnya Zhaffar mendengar salam kami tadi, dan segera bersiap-siap mengeluarkan sepedahnya.

Dan! Mau kemana kita sekarang? Kami bertiga memutuskan untuk jajan ke warung dulu, lumayan lah haus juga. Saat kami sedang jajan, kami bertiga dikagetkan dengan adik kelas disekolah kami, takutnya adik kelas itu melaporkan kejadian ini kepada guru. Ya, memang di sekitaran rumahnya Zhaffar banyak anak yang sekolahnya sama dengan kami.

Kami pun langsung bilang kepadanya “eh, jangan kasih tau ke siapa-siapa ya!” leganya adek kelas itu nurut dengan kami dan langsung pergi. Setelah itu kami melanjutkan bermainnya di rumah aku.

Sesampainya di rumah aku, kami langsung bermain dengan kucing dan ngobrol-ngobrol. Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang, pasti kita semua lapar dan ingin makan sesuatu, kebetulan nenek aku masak dan menyajikannya untuk kita semua. Setelah kami selesai makan-makan kecil, kami malah melakukan perang photo satu sama lain….hahahahaha.

Kami belum puas nih mainnya, akhirnya kami langsung melajutkannya dengan main ke rumahnya Zahra. Di rumah Zahra kami mainnya di ruang tamu, kebetulan ada pisang goreng di rumah Zahra, lucunya Zhaffar tuh kaya orang yang belum makan aja, hampir semua pisang nya dia yang makan! Memang enak sih.

Wah, tidak terasa matahari sudah mau tenggelam. Kami pun langsung pulang kerumah masing-masing.

Disekolah ada kejadian lagi. Ternyata hubungan kami dengan BFF sudah diketahui oleh guru-guru, terutama wali kelas kami.

Kejadiannya terjadi saat semua akhwat melakukan salah satu program di sekolah yaitu fiqunnisa (fiqih tentang wanita) khusus bagi akhwat, yang setiap harinya diadakan setiap hari jum’at, pada waktu ikhwannya shalat jum’at. Awalnya wali kelas kami hanya menyindir kami, tapi semakin jauh pembicaraan beliau, beliau menyuruh siswi nya untuk mengaku. Tadinya kami tidak mengaku. Namun semua tatapan menuju kepada kita, kami langsung ditanya-tanya tentang itu dan disuruh untuk menghentikan persahabatan itu.

Satu hari setelah kejadian itu, kita bilang ke BFF kalau persahabatan ini sudah diketahui banyak orang. Kami pun langsung memikirkan solusi nya, sampai pada akhirnya, yang akan mengaku langsung ke wali kelas adalah Putra. Disitu kita semua gak rela kalau Putra yang nyerahin dirnya sendirian, sedangkan semuanya yang salah.

Kami semua sudah mencoba untuk mencegah Putra, tapi Putra tetap saja mengelak dan bilang “ nanti kalau misalkan dihukum jadinya aku aja, kalian jangan sampai ikut dihukum juga, lagian semuanya juga salah aku”. Putra tuh orangnya emang paling ngerti sama kita semua dan yang paling dewasa diantara kita. Yasudahlah mau gimana lagi.

Ada kejadian, dimana aku dan Zahra pernah bekerjasama dengan wali kelas Ikhwan sambil bersembunyi-sembunyi, wali kelas itu adalah guru favorite kami yang menurut kami sangat baik dan seru. Bekerja sama untuk ngasih makanan ke shufi dan jono, buat apa? Itu adalah tanda minta maaf atas suatu kejadian, dimana waktu itu kita ngebuat mereka berdua ngambek atau pun marah.

Saat wali kelas kami ngasih makanannya, mereka mau menerimanya. Dalam hati aku dan Zahra “ semoga mereka udah gak marah lagi sama kita “.

Hari itu sudah berlalu dan tidak terasa sudah mau lulus SD, aku sedih kalau sudah lulus SD, pasti diantara kami BFF ada yang tidak melanjutkan SMP nya di sekolah ini lagi. Ternyata benar saja Putra dan Zhaffar pindah ke sekolah yang lain. Kini tinggal Alfa, nenek, Zahra dan aku.“Tapi akan selalu ku ingat kenangan yang pernah kita lakukan bersama-sama dan tidak akan kulupakan selamanya, karena kalian BFF adalah sahabat terbaik yang pernah aku temukan, walaupun nanti sudah tidak ada kabar, doa ku untuk kalian tidak akan pernah putus, semoga kita bisa bertemu di surgaNya…Aamiin”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post