"Sial, seharusnya aku yang mendapatkan medali emas itu, bukan dia. " gumam Zahra dalam hati.

Ya, Zahra mengikuti olimpiade matematika, namun Zahra kalah dengan Najwa, padahal Najwa adalah salah satu peserta yang baru mengikuti Olimpiade matematika.

Dengan sombong Najwa berkata "aku mengalahkanmu Zahra, Padahal aku baru saja mengikuti olimpiade matematika, apakah diriku ini nampak lebih cerdas darimu?"

"Kamu hanya kebetulan saja memenangkan Olimpiade ini, namun lain kali kalau kita bertemu di ajang Olimpiade pasti aku akan mengalahkanmu, Jangan sombong dulu Najwa, Mungkin hari ini adalah hari kerberuntunganmu. Tak apa jika kali ini aku mendapatkan medali perak, tapi mungkin di Olimpiade berikutnya aku akan merebut Olimpiade emasku kembali darimu." ucap Zahra dengan perasaan yang sedikit kesal.

Ajang Olimpiade pun berakhir Zahra dan Najwa kembali ke sekolah mereka masing-masing, namun di saat perjalanan Zahra bergumam di hatinya

" Bagaimana aku bisa kalah darinya sedangkan aku sudah beberapa kali memenangkan olimpiade matematika dengan juara 1, Apakah aku harus belajar lebih giat lagi untuk memenangkan olimpiade matematika berikutnya?

aku sangat ragu dengan kepintaran Najwa dan aku sangat takut apabila aku akan terkalahkan lagi oleh Najwa, semoga saja di Olimpiade berikutnya aku memenangkan Olimpiade Matematika itu, semoga. Ucap Zahra dengan hati yang sangat gelisah.

hari Senin pun datang , Najwa dia membangga-banggakan dirinya karena dia telah mendapatkan juara olimpiade matematika, lebih tepatnya dia menyombongkan diri karena dia telah mendapatkan medali.

" Lihatlah aku mendapatkan medali emas dan mengalahkan si Zahra yang sudah berturut-turut mengikuti olimpiade matematika, Bukankah aku sangat pintar, aku sangat prihatin dengan kepintaran kalian yang tak sepandai diriku. " Ucap Najwa dengan sombong.

" Hei Najwa Jangan sombong kamu, baru saja menang sekali sudah koar-koar aja, mungkin itu adalah keberuntunganmu pada hari itu saja, mungkin di Olimpiade ajang berikutnya kamu pasti akan dikalahkan oleh Zahra aku yakin itu, aku bukannya tidak mendukungmu tapi aku ragu dengan kepintaranmu baru saja sekali menang kamu sudah berkoar-koar, sungguh sangat sombong, dan aku tegaskan sekali lagi kepadamu orang pandai tidak akan mengatakan orang lain bodoh." Ucap salah satu siswa yang kesal dengan perkataan Najwa.

" Lihat saja Bulan depan pasti aku akan mengalahkan Zahra dan aku akan membungkam mulutmu itu." Ucap Najwa lalu Najwa meninggalkan siswa tersebut.

Hari-hari pun berlalu dan hari ini adalah hari Olimpiade lomba matematika dan ya Zahra dan Najwa bertemu kembali di ajang olimpiade matematika.

" aku tadi malam tidak belajar karena aku malas, Namun karena aku sudah pandai jadi aku tidak belajar, tapi aku yakin aku pasti akan bisa mengalahkan si Zahra itu." gumam Najwa dengan santai.

Dan ya olimpiade matematika pun telah berakhir dan Zahra mampu merebut medali emas itu dari Najwa, dan Najwa sama sekali tidak mendapatkan medali apapun itu ya dikarenakan Tadi malam dia tidak belajar dan menganggap Olimpiade itu sepele, karena dia pernah memenangkan olimpiade matematika satu Kali Saja dan sudah menganggap dirinya bahwa dia adalah orang yang paling pandai.

"Bagaimana aku sudah bisa merebut medali emasku darimu, aku tidak sombong namun aku hanya ingin mengatakan, Jangan pernah menganggap remeh suatu perlombaan dan jangan pernah menganggap remeh suatu pelajaran karena pelajaran apapun itu akan sangat sulit jika tidak dipahami ataupun di pelajari. " ucal Zahra dengan tegas.