Ruqoyyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku dan Gigi | Full

Aku dan Gigi | Full

Sinopsis

Kalian pasti tahu, kan, tentang gigi? Ya, dia adalah organ tubuh kita yang letaknya di mulut. Dia adalah salah satu organ tubuh yang kuat. Namun, kalau tidak di jaga, gigi bisa diserang oleh kuman.

Di kisah ini, aku ingin berbagi pengalaman dengan kalian, tentang masalah gigiku. Sebenarnya, gigiku kujaga. Namun, karena suatu hal, dan aku belum tahu, akhirnya resiko ini harus terjadi pada gigiku.

Ah, kalian sepertinya penasaran, karena aku masih belum memberitahu apa masalahnya.

Masalahnya? Bagaimana ceritanya yaa?

Dari pada memikirkan itu, lebih baik baca ceritanya!

Selamat membacaaa!

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

#1 Awal Rasa Sakit

Setelah sekolah daring selesai, aku bermain sebentar dengan laptop yang kugunakan. Setelah itu, bergegas mematikan dan membereskannya.

Setelah selesai beres-beres, aku beranjak bermain dengan adik-adikku yang juga sudah selesai belajar.

Tak terasa, Zhuhur telah tiba. Saat itulah aku mulai merasakan gigi ini sakit.

Yang pertama kurasakan adalah, giginya tabrakan. Jadi, gigiku itu tak berderet dengan rapi. Karena gigi bawahnya lebih ke belakang, jadi gigi atasnya terus tumbuh ke bawah. Karena itulah gigiku bertabrakan dan membuatku sakit.

Rasa sakitnya semakin terasa saat sore datang. Aku terus minum dan menahan rasa sakitnya.

Sore itu, abi mengajak jalan-jalan sore. Rencananya kita akan pergi ke McD. Di mobil, rasa sakitnya semakin bertambah. Huaaa.. sakit banget.

Akhirnya, setelah kembali pulang ke rumah, ummi memberiku obat Paracetamol untuk meredakan sakitnya. Kata ummi, obatnya baru ada efek setelah satu jam.

Aku menunggu selama satu jam, akhirnya sakitnya tidak terasa. Namun, efeknya hanya berlaku selama 4 jam.

Ketika jam sembilan malam, rasa sakitnya sudah mulai terasa kembali. Namun, masih bisa kutahan.

Jam 11 malam, aku terbangun karena rasa sakit. Aku menahannya selama setengah jam. Dan, ketika setengah dua belas malam datang, aku sudah tak bisa menahannya. Rasanya mau minum, tetapi botolku tak ada di kamar.

Akhirnya, karena terlalu sakit, aku membangunkan ummiku tengah malam. Ummi menyuruhku minum, kemudian sikat gigi. Setelah itu ummi membuatkanku air garam. Asin banget.

Kata ummi, kalau mau minum obat lagi sekitar setengah satu. Akhirnya aku tidur terlebih dahulu. Sekitar jam setengah dua, aku terbangun. Aku pun membangunkan ummi.

“Ummi, minum obat lagi?” Tanyaku.

“Iya” Jawab ummi.

Setelah minum obat, aku pun tidur kembali hingga pagi datang.

#2 Konsultasi Ke Dokter

Ketika pagi hari datang, rasa sakitnya semakin terasa. Hal itu membuatku tak bisa mengikuti pembelajaran.

Kali ini sakitnya semakin bertambah. Bibir bagian atas menjadi bengkak. Mukaku menjadi berubah. Sedikit sedih rasanya. Tapi aku yakin ini hanya sebentar.

Untuk mengurangi rasa sakitnya, ummi menanyakan hal itu kepada tanteku. Kebetulan tanteku adalah seorang dokter. Ummi menanyakan obat apa yang harus diminum.

Setelah mendapat jawabannya, ummi pergi ke apotek terdekat. Namanya K-24. Sebelum ummi pergi, ummi berpesan kepadaku agar makan terlebih dahulu. Akhirnya aku makan dan ummi berangkat.

Setelah makan, karena ummi belum pulang, akhirnya aku tidur terlebih dahulu. Yaa.. itu karena sakit dan mengantuk karena semalam harus terbangun.

Tiba-tiba ummi membangunkanku. Aku pun bangun. Kata ummi, minum obat dahulu.

Aku pun minum obat, dan rasa sakitnya berkurang. Alhamdulillah.

Setelah itu, yang kulakukan hanya tidur. Biasalah, orang sakit memang butuh banyak istirahat. Seperti aku.

Ketika aku terbangun, aku disuruh ummi mandi dan bersiap-siap. Rencananya akan pergi ke dokter. Sebetulnya praktek dokternya sore. Namun, karena harus mengambil nomor, akhirnya kita berangkat siang.

Ketika di rumah sakit, aku merasakan lapar menyerang perutku. Ah, aku memang belum makan siang.

Aku pun memakan biskuit yang ummi bawa sebagai bekal. Susah juga makannya. Aku harus memotong-motongnya menjadi kecil. Apalagi, aku harus memakan biskuit itu sambil memakai masker. Sebetulnya bukan karena covid, tapi karena malu. Banyak juga pasiennya.

Akhirnya, aku pun dipanggil. Adikku duluan yang diperiksa. Setelah itu baru aku.

Ketika aku sedang diperiksa, kata dokter itu bukan bengkak biasa. Sebetulnya itu infeksi

Hah? Infeksi?

Iya. Jadi, sebenarnya gigi depanku bagian atas patah. Katanya, karena kuman bisa masuk, jadi kuman masuk melalui gigi itu. Yah, karena tidak tahu, aku harus seperti ini. Namun tak apa. Ini menjadi pelajaran juga. Seharusnya langsung diperiksakan.

Oh ya, jadi patahnya itu awal-awal covid baru masuk ke Indonesia. Jadi, masih belum diperiksakan.

Ah, tapi tak apa. Tak boleh menyesal. Yang penting sekarang sudah diperiksa.

Akhirnya, aku dikasih obat oleh dokter.

#3 Usahaku

Aku diberikan beberapa obat, salah satunya adalah antibiotik.

Kalian tahu, kalau antibiotik itu harus diminum hingga habis? Ah, karena itu, aku terpaksa meminumnya hingga habis rutin setiap hari.

Antibiotik itu ukurannya lumayan besar, mungkin sekitar 2 cm. Antibiotiknya ada 15. Setiap hari 3x setelah makan. Ummi menjadwalkan minum obatnya Subuh, Zhuhur, Isya.

Pernah suatu hari, aku ingin meminum obat. Namun, ketika hendak meminum antibiotiknya, tidak tertelan. Akhirnya aku menggigitnya. Ah, sangat tidak enak rasa obatnya. Mau bagaimana lagi? Aku harus tetap meminum obatnya.

Ketika obatnya tinggal beberapa, aku agak senang. Bengkak di bibirku juga sudah berkurang.

Ketika hari Sabtu tiba, aku harus kembali ke dokter.

Di rumah sakit, akar giginya dibersihkan. Setelah dibersihkan, dokternya ngobrol dengan orang tuaku.

“Ini nanahnya sudah tidak ada ya.”

Eh, kalian pasti bertanya-tanya ya. Memangnya ada nanah?

Iya, karena kumannya, jadi ada nanah di dalam giginya. Ketika pertama ke dokter, giginya sedikit dibolongi bagian bawahnya, agar nanahnya keluar.

“Karena nanahnya sudah tidak ada, dan kuman-kuman juga jalannya sudah mengarah keluar gigi, jadi giginya saya tambal sementara ya, agar kumannya tidak masuk kembali ke gigi.” Lanjut dokternya.

Akhirnya, gigiku yang patah ditambal sementara. Gunanya agar akses kuman untuk masuk kembali ke gigiku tidak ada.

“Karena masih sedikit bengkak, jadi silahkan konsultasi kembali setelah dua minggu ya.” Kata dokternya mengarahkan.

“Baik, dok.” Kata orang tuaku.

Jadi, insyaaAllah, aku konsultasi kembali ke dokter, tanggal 11 Desember 2021.

Ketika konsultasi kembali, giginya akan dipasang penyangga.

Giginya dipasang penyangga karena sisa gigi yang ada sedikit. Jadi, agar mahkota giginya tidak lepas, dipasangkan penyangga.

Ah, semoga hari itu segera datang.

Doakan aku agar masalah ini segera selesai yaa

#4 Kuota Penuh?!

Tanggal 11 pun tiba. Senangnya aku hari itu. Kenapa aku senang? Karena aku ingin segera selesai masalahnya. Lebih cepat lebih baik.

Aku pun bersiap-siap untuk berangkat siang itu. Akhirnya, kami berangkat sekitar jam 13.00.

Jalan sedikit macet. Itu karena waktu itu di Depok diperlakukan ganjil genap, tepatnya di Margonda. Padahal, itu satu-satunya jalan kota. Hmm..

Akhirnya aku sampai di rumah sakit. Di rumah sakit itu, kita perlu check-in terlebih dahulu. Nanti akan ditanyakan mau ke dokter siapa.

“Mau ke dokter siapa?” Tanya susternya.

“Mau ke dokter Maria” Jawab ummi.

“Maaf bu, kuotanya sudah habis” Info dari susternya.

“Oh, baik, terima kasih” Balas ummi.

Aku dan keluarga pun kembali keluar.

“Kalau pun bilang sudah janjian sama dokternya, malam banget. Jam 7.30 malam.” Kata ummi.

Yaa.. itu memang benar.

Dokter Maria hanya menerima 15 pasien. Kalau satu pasien 15 / 20 menit, berarti kira-kira selesainya jam 7.30 malam.

15 x 15 menit = 225 menit = 3 jam 45 menit.

Yah… jadi kami kembali pulang ke rumah.

#5 Sebelum Pasang Crown

Karena tanggal 11 belum bisa konsultasi ke dokternya, akhirnya diundur di tanggal 18.

Pagi itu, keluargaku pergi jalan-jalan ke Bogor. Akhir-akhir ini memang banyak yang bisa dilihat di Bogor.

Kami jalan-jalan sampai Zhuhur datang. Kira-kira sampai di rumah jam 12.15 siang. Aku pun bergegas sholat, kemudian mandi. Yah, mungkin bisa dibilang bersiap-siap juga.

Abiku beristirahat sejenak. Tentunya dia lelah.

Adikku yang paling kecil juga tidur. Pastinya dia sangat capek.

Setelah abiku bangun dari tidurnya, abi langsung bergegas sholat.

Setelah semua siap, kami pun kembali berangkat lagi. Ummi dan adikku yang paling kecil ditinggal dulu, sesuai permintaan ummi.

Di rumah sakit, aku dan adik pertamaku mendapatkan urutan nomor 6 dan 7. Karena masih lama dan kami belum makan, kami pun kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah, kami makan chicken katsu yang berbahan dasar ayam buatan ummiku. Nyam, enak sekali.

Setelah itu, aku, abi, ummi, adik pertamaku, dan adikku yang paling kecil, berangkat ke rumah sakit. Tentunya setelah kami semua sudah siap.

Ketika diperiksa oleh dokternya, katanya sih ya, pertemuan berikutnya akan dipasang crown atau mahkota. Eits, jangan salah. Mahkota gigi bukan mahkota yang ada di kepala.

Yeay, gigiku akan kembali sempurna. Alhamdulillah.. Aku bersyukur sekali.

Dan, pertemuan berikutnya itu tanggal 8 Januari 2022.

Doakan semoga nanti baik-baik saja.

#6 Gigiku Kembali Sempurna

Aku kembali datang ke rumah sakit.

Hari itu sebenarnya aku belum tau ingin ngapain ketika di dokter gigi. Hari itu orang tuaku sama sekali tidak ingat kalau harus pergi ke dokter gigi. Orang tuaku habis dari rumah sakit untuk kontrol adikku yang paling kecil, dari sekolah mengambil rapor, dan juga habis dari toko roti, namanya Roti Gembong.

Karena ummi merasa capek, juga kasihan dengan adikku yang paling kecil, jadi yang pergi hanya aku dan abi.

Ternyata, hari itu giginya dimasukkan obat permanent, kemudian diberi tambalan sementara kembali.

Minggu depannya, ummiku ikut. Saat itu, di rumah sakit tambalannya dibuka kembali. Kemudian giginya dikecilkan, yang dikecilkan adalah gigi aslinya. Kata orang tuaku, giginya menjadi sangat kecil. Saat pertemuan ini, aku merasa sedikit sakit. Sakitnya itu gusinya kayak ketusuk. Karena tidak bisa berbicara, aku kadang mengerang dengan suara yang pelan. Aku juga berdoa di dalam hati. Saat itu, crown nya dicetak juga. Karena giginya terlalu kecil, jadi di pasangkan gigi sementara, mirip seperti crown, tapi berbeda.

Kata dokternya, kalau crownnya sudah jadi, akan diberitahu.

Akhirnya, Sabtu sore crownnya jadi. Dokter menyuruh untuk datang pada hari Senin. Namun, abi berkata kalau hari Senin harus ke kantor. Akhirnya, kami merencanakan pada hari Rabu.

Tetapi, Senin sore, abi menelepon, katanya hari Rabu dokternya cuti, kalau hari Sabtu, takutnya gigi sebelahnya sudah bergeser, jadi nanti crownnya tidak pas.

Akhirnya sore itu juga, aku dan ummi pergi ke rumah sakit menaiki angkot. Di rumah sakit, langsung daftar, kemudian langsung dipanggil.

Setelah giginya dipasangkan crown, gigi sebelahnya yang patah sedikit ditambal. Dan, gigiku kembali sempurna!

Proses bayar, karena kartu asuransinya ada di dompet abi, jadi bayarnya menunggu abi datang. Abi datang sekitar jam 6 lewat. Setelah abi datang, barulah ummi bayar.

Alhamdulillah, proses dari awal berbuah gigi yang kembali sempurna. Senangnya gigiku kembali sempurna.

InsyaaAllah akan kontrol lagi setelah lebaran.

---END---

Punya kritik dan saran?

Tuliskan kritik dan saran kalian di kolom komentar! Semua kritik dan saran akan author terima.

Terima kasih!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget ceritanya. Semangat terus ya kak

21 Jan
Balas

Terima kasih. Iyaa.. kamu juga ya

21 Jan

Mantap

26 Feb
Balas



search

New Post