Akun kosong

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Magical World Season 3 - Perjalanan di Bumi (2)

Magical World Season 3 - Perjalanan di Bumi (2)

Ellen terhuyung ketika menembus portal, jatuh terjerembab di rumput. Telapak tangannya kotor. Ellen menoleh ke sana kemari, mencari air bersih untuk membersihkan tangannya. Dia segera menemukan air bersih. Tiba-tiba, terdengar kebisingan dari kejauhan.

“Hmm..., sebaiknya, kita mendirikan tenda di mana ya?”

Ellen pernah mendengar suara itu. Dia mengenalnya. Ellen mendekati asal suara, sambil terus bersembunyi di balik pepohonan. Ada beberapa orang sedang melangkah sambil membawa tas ransel. Ellen memperhatikan lebih jelas lagi.

“Ah, Flo!” Ellen refleks berseru. Dia segera menyadari akibatnya sedetik kemudian.

“Lho, Ellen?! Ellen! Kamu sedang apa di sini?” Flo tampak terkejut, berlari mendekat. “Benar, kan, kamu Ellen? Ya, kan?”

“I.. iya..,” Ellen mengangguk. Dalam hati, ia menyesali tindakannya yang ceroboh. Seharunya, dia melanjutkan perjalanan dan tidak menyapa Flo.

“Ellen? Ellen yang dulu pindah, ya?” Maya mengerutkan dahinya.

“Iya, Maya,” Flo mengangguk, kemudian menoleh pada Ellen. “Apa kabarmu, El?”

“Baik,” Ellen mengangguk, menjawab singkat.

“Mau ikut berkemah bersama kami?” Flo bertanya, menawarkan.

“Euhh, sepertinya aku tidak bisa. Aku sungguh minta maaf, aku ada urusan di sini,” Ellen menjawab gugup.

Flo cemberut, tampak kecewa. “Ya sudah, kalau begitu, kami pergi dulu, ya?”

“I.. iya. Semoga kalian bersenang-senang!” Ellen melambaikan tangannya, meringis. Dia segera melangkah mundur, menghindari teman-temannya.

Ellen bersyukur bisa menghindari teman-temannya. Akan tetapi, dia jadi merasa bersalah pada Flo. Namun, dia mengenal sifat Flo yang cepat melupakan masalah. Semoga itu berlaku dalam kasus kali ini.

Ellen melangkah, mulai mendaki bukit. Perjalanan yang melelahkan. Hutan ini luas… sekali. Dia harus mencari tempat yang tidak dia ketahui tepatnya di mana, yang secara garis besar, tempat itu berada di hutan ini.

Setelah setengah jam perjalanan, Ellen beranjak duduk. Dia bersandar di batang pohon. Ellen mengeluarkan satu kotak bekal dari dalam tas ranselnya, juga botol minum. Perjalanan itu membuatnya lelah sekali, padahal baru setengah jam berlalu. Sayangnya, dia tidak diizinkan untuk membawa sapu terbang, yang pasti akan menarik siapa pun yang melihatnya. Dia juga tidak diizinkan menggunakan sihir jika bukan keadaan darurat.

Makanan di dalam kotak bekal membuatnya kembali bersemangat. Sepertinya Nichi mengetahui isi pikirannya. Ellen sungguh merindukan udang goreng. Sekarang, puluhan udang goreng ada di dalam kotak bekalnya, sama persis dengan yang biasa dimasakkan almarhum Ayahnya atau orangtua temannya.

Ellen meneguk air di dalam botol, kemudian mulai menyantap makanannya. Ellen lahap sekali memakannya. Sudah kurang lebih setahun dia tidak menemui makanan tersebut. Kenangan akan udang goreng kembali teringat. Dia ingat, ketika dia kabur ke rumah temannya, tepat sekali, temannya itu sedang makan siang udang goreng. Sambil cengengesan, Ellen meminta sedikit udang goreng. Yahh.., tentu saja tuan rumahnya tak bisa menolak permintaan Ellen.

Ellen menyisakan sepuluh udang goreng untuk dimakan lagi nanti. Setelah melepaskan dahaga dan laparnya, Ellen beranjak berdiri. Rasa malas kembali menggerogoti tubuhnya. Dia melangkah dengan langkah gontai.

“Whoahh.., rusa!” Ellen melongo.

Ada rusa kecil lewat di depannya, terlihat elok. Ellen ingin mendekati rusa kecil itu, tapi tak ingin membuatnya ketakutan dan berlari kabur. Maka dari itu, Ellen melangkah perlahan.

Saat Ellen perhatikan, rusa kecil itu seperti kesakitan. Ellen mendekat dengan perlahan. Ternyata kakinya terluka. Ellen berjongkok, mengobati luka rusa tersebut dengan peralatan yang berada di dalam kotak P3K-nya. Kemudian, setelah merasa yakin kalau rusa tersebut baik-baik saja, Ellen melangkah pergi.

Terima kasih, Putri Ellen!” tiba-tiba, terdengar suara di belakangnya.

Ellen terkejut, menoleh dengan rasa merinding sekaligus penasaran. Tidak ada siapa pun di belakangnya, kecuali rusa kecil itu. Ellen tersenyum, mengangkat bahu. Mungkin suara dari rusa kecil itu, atau mungkin hanya halusinasinya saja. Kalau dari rusa kecil itu… keajaiban apa, sih, yang dimiliki oleh bumi ini?

Ellen kembali melangkah. Saat ia menoleh lagi, rusa kecil itu sudah menghilang. Ellen dibuat bingung olehnya, menoleh ke sana kemari. Huft, akhirnya, dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, membuang jauh-jauh rusa kecil itu dari kepalanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjuott..

06 Sep
Balas

:)

06 Sep

klo ada waktu, cek hangouts ya, kak, meskipun aku gk tau mo ngomong apa :D

06 Sep

Iya, maaff..

06 Sep

gapapa, kak, aku gk marah. klo kaka lagi bisa aja. jangan dipaksain :) entar justru aku yg ngerepotin kaka

06 Sep

Lanjuttt Naf

06 Sep
Balas

:)

06 Sep

lanjut kak... bagus

06 Sep
Balas

iya, makasih, hazna :)

06 Sep



search

New Post