Tsania Ramadani Syuvi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jasamu, Tak Lekang oleh Waktu

Guru, itulah yang selalu ada dalam pikiranku. Beliau mengajariku dari kecil. Awalnya tidak bisa menulis. Sekarang jari jemariku sudah gemulai menuliskan kalimat. Tadinya aku tidak bisa membaca. Sekarang sudah bisa membaca dengan lancar dan memahami bacaan. Terkadang guru sering marah, tetapi dia tidak marah seenaknya. Jika anak-anak nakal dan sudah tidak bisa lagi diperingatkan, barulah ia marah. Kemarahannya adalah salah satu bentuk kasih sayangnya kepada kami. Selalu ada pesan yang berarti di setiap ucapannya. Dia sangat berkenan dihatiku.

Jika aku sekolah dan tidak paham tentang tugasnya, gurulah yang akan menjelaskannya. Dia tidak pernah mengeluh dan tetap mengajari semua murid. Padahal, di kelas ada banyak sekali murid. Guru kami hanya satu. Namun, harus mendidik banyak siswa. Tentu, dia merasa lelah, namun tetap berusaha merangkul semuanya meskipun ada beberapa siswa yang sering tidak mendengarkan dan tidak peduli. Guru tetap mengajari kami.

Seorang murid tidak akan paham apa yang dikatakan guru, kecuali dijelaskan. Setiap guru selalu menginginkan agar anak didiknya cerdas dan memiliki karakter yang baik. Semoga anak-anak yang nakal itu bisa menjadi lebih baik dan tidak menyusahkan guru.

Hampir dua tahun kami harus belajar online karena musibah pandemi virus corona yang melanda bumi ini. Jika belajar pakai handphone lumayan gampang, tetapi terkadang ada yang belajar pakai leptop. Aku tinggal di desa. Jauh dari kota dan tidak punya leptop. Disini tidak ada les. Kalaupun ada, pasti mahal. Andai saja di sekolah ada. Aku akan belajar supaya tahu mengaplikasikan leptop. Tetapi, kehadiran guru di hadapan kita lebih menyenangkan daripada pertemuan tatap maya. Kehadiran guru di depan kita tak akan tergantikan.

Banyak pembelajaran bermakna yang aku dapat saat di sekolah. Ada pelajaran olahraga. Guru olahragaku tidak pernah mengeluh karena lelah. Padahal, beliau sebelumnya mengajari kakakku ketika ia masih sekolah dasar. Saat ini kakakku sudah duduk di bangku SMA. Sudah lama sekali, mungkin saatnya purna tugas. tapi beliau masih mengajar di sekolah ini. Mungkin beliau tetap ingin mengajari kami untuk tetap berolahraga supaya badan menjadi sehat.

Selain pelajaran olahraga, aku juga suka dengan pelajaran Agama Islam. Guru agama selalu bercerita tentang nabi. Aku sangat senang mendengarkan guru bercerita. Aku menjadi lebih paham kisah nabi meskipun hanya lewat cerita. Aku ingin bisa bercerita seperti guruku. Kemudian menghibur teman-teman dan mengajak mereka meneladani sikap yang dimiliki oleh nabi.

Di kelas kami juga ada pelajaran Bahasa Madura. Sebenarnya, aku tidak paham dengan pelajaran Bahasa Madura karena aku keturunan Jawa. Bahasa sehari-hari kami di rumah menggunakan bahasa Jawa. Tetapi rasa tertarik dan penasaran selalu muncul di benakku untuk tetap mengikuti pelajaran ini. Gurunya sangat lucu. Kehadirannya membuat suasana kelas menjadi hangat. Tidak hanya pelajaran bahasa madura, pelajaran bahasa inggrispun membuatku kewalahan. Tetapi bapak guru selalu mengajari dengan telaten dan sabar. Lama kelamaan aku menjadi paham.

Yang selalu ada di hatiku adalah perjuangan guru. Dari rumahnya pergi ke sekolah harus rela meninggalkan anaknya hanya demi mendidik muridnya. Kebanyakan guruku bertempat tinggal di kota, sedangkan sekolah kami berada di pesisir utara kabupaten pamekasan. Jarak yang ditempuh kira-kira 45 kilometer. Jauh sekali. Mereka harus berangkat pagi agar tidak terlambat sampai ke sekolah.

Semua guru memiliki tujuan yang sama, yaitu mendidik muridnya agar berprestasi, mandiri, dan menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Aku selalu menghargai pengorbanan guru. Lelahnya menjadi guru bisa aku rasakan. Memang, banyak tugas yang beliau berikan kepada kami. Justru itu adalah bentuk kasih sayangnya kepada kami.

Saya sangat sedih jika guru kelas kami tidak hadir karena ada kepentingan tertentu. Suasana kelas menjadi sepi, meskipun ada banyak teman di kelas. Kita harus berterima kasih kepada guru yang sudah mengajari kita dari kecil. Janganlah sekali-kali engkau mengecewakan guru. Tanpanya, kita bukanlah apa-apa. Jasanya, tak lekang oleh waktu.

Profil Penulis

Tsania Ramadani Syuvi, tinggal di Kecamatan Batumarmar, Pamekasan. Lahir di Pamekasan, 23 Juli 2012. Sekolah di SD Negeri Kapong 1 Batumarmar. Saat ini dia duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar. Hobinya adalah membaca dan menulis. Cita-citanya ingin menjadi seorang guru. WA : 085331073518

Email : [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post