Tsabita Adzra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
7#

7#

" Hah? tadi? lalu kamu menangkapnya?," tanya Wina yang melihat sekitar dan sedikit berbisik.

" Ya enggaklah! dia melarikan diri, Wina," jelas Qera yang bermuka jutek.

Wina kembali melihat Qera dengan tangan terlipat.

" Memangnya kamu yakin anak itu penjahat, Qer?,"

" Ya, aku yakin,"

" Tapi Qera jelas-jelas aku tak percaya," Wina menggelengkan kepalanya.

" Gak percaya gimana?,"

Wina mengambil sebuah kertas dari kantongnya, terlipat rapih dan menunjukkan kearahnya.

" Anak ini kan?,"

" Iya anak itu," Qera mengangguk melihat lembaran kertas biodatanya.

" dapat darimana?," lanjut Qera bertanya.

" Dari dokumen-dokumen yang ada di ruang kesiswaan, "

" Heh? kamu mencuri?," tanya Qera yang lagi-lagi bertanya tak percaya.

" Ish...enggaklah, aku ambil lalu aku print," jelas Wina tersenyum licik.

" Sama aja,Winaaa...ya ampun!, lalu ada yang tak kamu percayai?,"

" Anak ini terlihat seperti anak-anak perempuan biasanya, dan apa kamu yakin anak ini yang kau lihat di hutan itu?," jelas Wina.

" Don't judge a book by it's cover, Wina. Yang pasti anak inilah yang menguntitku di hutan!," Qera membantah.

Wajah Wina yang serius kembali ke mode santai.

" Ya ya baiklah, Qera aku mengerti ok... aku kalah berdebattt....tapi sebaiknya aku pergi, ayah sudah menungguku diluar," Wina melangkah meninggalkan Qera.

" Dannnnn....," Wina kembali berbalik.

" Aku akan pikirkan ajakanmu kok, sepertinya cocok mengisi waktuku untuk ke hutan," Wina tersenyum tipis.

" Ah, ya terimakasih, datang jam 11 malam di belakang tendaku nanti kalau kamu setuju,"

" Ya baiklah, dah...,"

Qera kembali berjalan menuju kelas .

Anak itu memang misterius..., gumam Qera dalam hati.

**************

TIK...TIK...TIK...

" Rafael, kenapa kita harus nunggu disini?,"

bel sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Suasana kelas hening hanya kami berdua yang menunggu seseorang.

" Mana kutahu...mungkin Qera mau mendiskusikan tentang rencana besok," jawab Rafael.

Aku menengok Rafael. Remaja laki-laki itu terlihat bersantai di kursinya dengan helaan napas yang damai.

" Ahh kau ini selalu bersantai ya!," tegurku sedikit kesal.

" Lah...kok kamu yang rusuh? aku yang nyantai kok," jawab Rafael.

" Kamu bisa se santai ini sedangkan besok kita akan pergi ke dalam hutan menghadapi banyak bahaya?,"

Rafael melirikku,

" Karena itulah aku bersantai untuk terakhir kalinya, di hutan nanti aku gak bisa santai kayak gini lagi," Rafael menaikkan pundaknya.

Hufftt...

" Baiklah...," aku kembali melihat keluar jendela mengabaikannya kembali.

TUK...TUK...TUK...

" Maaf membuat kalian menunggu," suara seorang wanita memasuki ruangan kelas.

" Oh,Qera! akhirnya sampai!," jawab Rafael.

Qera tersenyum sedikit bersalah, berjalan menuju papan tulis, menorehkan tinta spidol untuk membuat titik-titik perkemahan.

Suasana kelas sedikit hening, hanya suara gesekan spidol terdengar di telingaku.

" kalian tahu, aku mengajak satu anggota lagi untuk mengikuti rencana kita," Qera memulai perbincangan.

" Hah? siapa?," tanyaku.

" Dia salah satu siswi disini,"

" E-eh....siswi? yakin? bercanda ya,Qer?," tanya Rafael dengan nada lirihnya.

" Gak, aku gak bercanda," Qera menggeleng.

" Tapi Qera, rencana ini kan berbahaya! kamu juga bilang begitu kan?," potongku.

" Baiklah, kalian tidak percaya tapi...aku mengajak Wina,"

Rafael berdiri dari kursinya,

" Hah, Wina?!, anak itu?!," Rafael terkejut.

" Ya, kau tak sadar dia bersekolah disini," ucap Qera.

Aku menaikkan satu alisku, melihat mereka berdua yang saling mengobrol, apa yang harus mengejutkan dari Wina? bukannya dia siswi ber bandana itu?

" Emang ada apa dengan Wina?, siswi ber bandana kelas A kan?,"

" Kau benar tapi sebenarnya Wina itu polisi termuda di kota ini. Jelas itu tak masuk akal tapi dia berhasil menjadi anggota kepolisian , Ver," Rafael menjelaskan.

" Hah? hebat donk!,"

" Ya makanya itu,"

Qera kembali melihat papan tulis, mengetuk spidolnya untuk kembali fokus.

" Baiklah aku sudah membuat rencana ini,"

Qera menunjuk tulisan yang tertulis :

" Jam 7 samapi jam 21.00 malam kita akan tetap mengikuti agenda perkemahan, jam 21.00 sampai jam 22.00 aku memberikan waktu untuk kalian beristirahat. Jam 22.00 aku akan memberikan sebuah tanda dari alat yang ku beri setelah ini untuk kumpul dan berdiskusi sebentar, lalu kita akan mulai menjalankan misi pada jam 23.00," tulisan itu terhenti.

" Jadi bagaimana menurut kalian?,"

***************

Gantungggggg kannnnn

sampai sini dulu ya! aku ada keperluan lain soalnya gak bisa panjang-panjang T-T

Chapter selanjutnya kuusahakan akan panjanggg yaaa

Thankyou~

ありがとうございました~

~شكرا جزيلا

감사합니다~

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut kak! Semangat!

10 Apr
Balas

Terimakasih dukungannya ^-^

10 Apr



search

New Post