A Home That A Broken
Keluarga adalah sosok support system bagi diri kita. Keluarga merupakan sosok harta yang paling berharga yang kita miliki ,keluarga menjadi tempat ternyaman untuk pulang dan tempat untuk berteduh serta berkeluh kesah. Namun tak sedikit orang lain diluar sana yang tidak pernah merasakan kehangatan dan rasa kasih sayang dari orang tua dan keluarga mereka. Banyaknya orang lain diluar sana yang tidak memiliki keluarga yang indah atau bahkan banyak dari mereka yang ditinggalkan oleh kedua orang tua nya akibat permasalahan rumah tangga. Tidak jarang kita melihat bahwa diluar sana banyak sekali anak muda yang sangat terpuruk tanpa kehadiran orang tua dan keluarga. Mereka mencari kenyamanan dan kebahagian diluar sana yang entah datangnya dari mana.
Hai, inilah aku seorang remaja yang berusia lima belas tahun yang saat ini bersekolah di jenjang SMP. Kisahku yang menceritakan tentang hidup dan berdiri sendiri tanpa memiliki rumah yang utuh, dan tumbuh ditengah sayap yang patah. Aku memiliki seorang kembaran, yang usianya sama sepertiku. Kami terlahir kembar tidak identik. Kami meiliki dua ari ari sehingga bentuk wajah dan tubuh tidak sama,bahkan sangat berbeda jauh. Kakak ku bernama nabilla. Kelahiranku dan nabilla berjarak satu menit.
Kami menjalankankan kehidupan yang berbeda dengan keluarga lainnya. Sosok dan peran dari seorang ayah yang membuat kami sangat rindukan di dalam kehidupan. Namun apalah daya, takdir yang berkehendak lain. Kami harus hidup menjadi wanita yang mandiri sejak dini. Kemandirian sejak usia enam tahun tidak lepas dari sentuhan tangan dari seorang tangan wanita hebat,yang selalu kuat dan sabar. Beliau adalah bunda dewi, beliau selalu mengajarkan dan mendidik kami untuk menjadi seorang perempuan yang baik,berakhlak baik,mandiri,dan pemaaf. Begitu banyak beliau membimbing kami untuk menjadi seseorang yang hebat dan sukses nantinya.
Kakek dan nenek yang menemani bunda selama ini dalam mengasuh,merawat,dan membimbing kami.Menjadi tumbuh dan dewasa dalam keluarga yang tidak utuh memang bukanlah hal yang mudah.Namun bunda,kakek dan juga nenek terus memberi semangat untuk kami.Mereka terus membantu kami dalam proses pertumbuhan.
Ayah yang pada saat itu meninggalkan kami. Pada saat itu aku dan kakak berusia dua tahun. Saat ini kami hampir menginjak usia enam belas tahun tetapi ayah tetap tidak kembali. Saat usiaku enam tahun aku sering bertanya kepada bunda mengenai sang ayah.”Bunda ayah kemana yah kok adik dan kakak tidak pernah melihat ayah pulang kerumah?”Tanya diriku kepada bunda yang pada saat itu belum mengetahui tentang hal yang terjadi dengan bunda dan ayah. Lalu bunda menjawab “adik... ayah pulang kok,tapi jarang yah..kan ayah kerja cari duit buat adik sama kaka.”Jawab bunda kepada diriku . Padaa saat itu aku yang masih kecil dan terlihat polos itupun mempercayai jawaban yang bunda berikan.
Tak terasa empat tahun berlalu.Pada saat itu aku berusia sepuluh tahun, entah mengapa pada saat itu pertanyaan pertanyaan yang ingin aku tanyakan dengan bunda selalu melintas dipikiranku. Sampai pada akhirnya, aku memberanikan diri untuk bertanya kepada bunda.”Bun ayah masih belum pulang yah?adik kangen.. banget sama ayah,pengen banget kaya temen temen yang selalu diantar sekolah sama ayahnya,belajar dan bermain pun bersama ayah dan ibunya.kira kira adik sama kakak kapan yah..?” entah mengapa tiba tiba bunda terdiam dan menangis saat mendengar pertanyaanku , dan aku kembali bertanya kepada bunda”Bunda kenapa kok menangis?”. Lalu bunda menjawab dan menceritakan hal yang sebenarnya sudah terjadi bahwa mereka telah bercerai dan berpisah. Aku yang mendengar hal itu aku menangis dan baru memahaminya saat usia ku sepuluh tahun.
Memang perasaan iri terkadang muncul dengan saudara dan teman teman, namun aku harus mencoba ikhlas dan belajar memahami apa yang sudah terjadi bukan?. Walaupun pada saat itu aku hampir setiap hari melihat saudara dan teman teman ku menghabiskan banyak waktu dengan keluarganya dengan perasaan yang senang dan gembira.Tetapi dengan aku masih memiliki seorang ibu,kakak,nenek,dan kakek aku senang karena aku masih mempunyai keluarga yang terus mendukungku dalam bertumbuh.
Tahun per tahun kian berlalu. Tidak terasa aku sudah memasuki usia remaja SMP,aku bertumbuh dan belajar dalam lingkungan yang baru . Menemukan guru dan teman teman layaknya keluarga yang sangat dekat,tidak jarang kami menghabiskan waktu bersama . Lingkungan SMP yang membangun dan memotivasi diriku untuk selalu semangat dalam berkembang dan bertumbuh. Pada saat itu aku berhasil menjadi ketua osis di SMP banyak sekali kisah,pengalaman baik maupu buruk yang aku ambil untuk menjadi pembelajaran hidup. Di SMP diriku dituntut untuk mrnjadi seorang wanita yang kuat akan mental,fisik,dan belajar menjai pemimpin. Begitu banyaknya kisah dan pengalamanku di SMP yang sangat sekali bermanfaat dan menjadikan kenangan indah ,karena aku seperti menemui dan memiliki keluarga ke dua.
Memang benar ya ,rasanya sangat berat dan sulit sekali untuk melawan perasaan yang hancur. Begitu banyaknya cerita yang kami lalui dengan pahit manisnya kehidupan. Kami saling menguatkan satu sama lain dan mencoba untuk tidak memperdulikan bincangan para tetangga dan orang lain diluar sana yang tidak tahu menahu yang sebenarnya telah terjadi. Yang hanya mereka ketahui adalah pandangan dari pembicaraan orang lain. Bahkan orang lain disana yang disana selalu membicarakan kita,mereka tidak tahu sekuat dan usaha apa saja yang kita lakukan untuk menghadapi ujian hidup yang sudah tuhan berikan. Mereka tidak mengetahui bahwa kita sering menangis , bunda terkadang suka bercerita tentang ayah dan menangis,aku dan kakak yang selalu mencoba untuk membuat bunda kuat dan tangguh.
Masa lalu terus berlalu dan masa depan menuju masa depan yang lebih cerah untuk kedepannya. Cerita cinta ayah dan bunda yang selalu kami ingat dan tidak akan pernh kami lupakan. Sekarang keduanya pun telah menemukan dan mendapatkan pasangan yang membuat mereka bahagia. Sakit.. ya sangat sakit sekali untuk melihat kedua orang tua kita menikah dengan pilihannya sendiri dan memiliki keluarga baru.Namun apa yang dapat kami buat,jika kedua orang tua kami bahagia bersama pilihannya masing masing.Walaupun mereka berpisah ,mereka tetap menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya untuk anak anaknya.
Memang bukan hal yang mudah menjalani kehidupan yang sudah dibalut oleh luka batin sejak bertahun tahun. Yang terkadang membuat diriku trust issues,daddy issues, dan terkadang takut untuk mengenal lelaki diluar sana.Mental yang pasti sangat terganggu , perasaan yang entah mengapa tiba tiba ingin menangis,merasakan capek dan berat untuk menjalani kehidupan. Namun aku tidak membiarkan hal tersebut terjadi secara terus menerus , karena akan berdampak negatif pada diri kita kelak.
Seiring berjalannya waktu aku menyadar bahwa belajar untuk hidup mandiri sejak dini sangatlah penting,belajar dewasa, mencoba untuk memahami keadaan,dan tidak mudah bergantung kepada orang lain sangatlah penting.Menyadari bahwa ketika seorang remaja harus tumbuh sendirian tanpa bimbingan khusus dari seorang ayah melalui proses pendewasaan bukanlah hal yang mudah.
Aku bersyukur atas nikmat dan peajaran yang tuhan berikan kepadaku untuk menjadi manusia yang kuat. Tuhan banyak sekali mengirimkan orang orang yang baik didalam kehidupanku , orang orang yang berjasa dan seperti rumah untuk menghangatkan diriku.Aku tidak menyesali dengan kehidupanku yang memili keluarga secara tidak utuh, jbegitupun sebaliknya begitu banyak kebahagiaan dan kekutan yang tuhan berikan untuk kami menghadapi ujian yang telah ia berikan.
Kenyatannya untuk menerima dan mengikhlaskan hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Bertahun tahun mencoba untuk selalu belajar ikhlas dengan apa yang terjadi,terbiasa untuk bangkit dan tumbuh sendiri bagaikan sayap sayap yang patah. Perlahan sakit ini mulai memudar dan mencoba untuk menghilangkannya secara perlahan walaupun tidak bisa. Terbiasa perlahan demi perlahan untuk bangit dari keterpurukan yang telah terjadi dan mecoba bangkit untuk menata dunia yang lebih indah. Aku selalu mengingat bahwa tuhan tidak akan mengasih ujian hidupnya melebihi batas dan kesanggupannya.
Hal yang ingin disampaikan untuk para remaja diluar sana yang meiliki kehidupan broken home. I Keluarga adalah sosok support system bagi diri kita, keluarga merupakan harta yang paling berharga dan tempat kembali untuk pulang, tapi banyak nya dari diri kita dan orang lain disana yang jarang bahkan tidak pernah merasakan kehangatan dan inti rasa kasih sayang dari keluarga tersebut. t’s never your fault, jangan pernah kalian menyalahkan diri kalian atas apa yang telah terjadi dengan orangtua kalian. Karena walaupun orang tua kalian sudah tidak saling mencintai bukan berarti mereka tidak mencintai kalian. Dan pesan untuk orang tua diluar sana , bahwa semua anak membutuhkan rumah dan tempat untuk pulang yang nyaman.Semua anak berhak membutuhkan rasa kasih sayang serta tempat untuk berkeluh kesah, namun sayangnya kini tidak semua wana rumah memiliki warna yang cerah.
Semangat untuk para remaja diluar sana ,jangan berfikir hanya karena kita tidak memiliki keluarga dan orang tuayang utuh kita tidak akan sukses. Sebaliknya berfikirlah untuk bangkit dari kegelpean tersebut dan cobalah untuk bangkit menjadi manusia yang terang ,dan merancang masa depan yang sukses
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar