Assalamualaikum, semua!

Pernah gak sih, kalian iseng-iseng buka medsos terus gak sengaja nemuin postingan tulisan temen kalian yang menurut kalian bagus banget? Setelah membaca tulisan itu pernah gak kalian mikir, "Kira-kira aku bisa gak ya, buat tulisan seperti dia?"

Hmm... Bikin Cerita yang bagus itu gampang gak sih? Kenapa tulisan orang lain bagus sedangkan tulisanku biasa-biasa aja? Udahlah... Gak perlu overtingking dan insecure. Kali ini aku akan kasih tips Bikin Cerita yang Menarik untuk pembaca sasisabu yang mau membaca artikel ini ><

Sebelum membuat cerita, kalian harus tau perbedaan menulis cerita karena Allah dan bukan karena Allah. Hah? Maksudnya apa tuh, dah?

Jadi gini. Kalau dengan tulisan kalian itu kalian hanya ingin mendapatkan balasan dari Allah, maka Insya Allah tulisan kalian itu akan mendapatkan pahala. Bahkan mungkin bisa jadi Pahala jariyyah loo. Tapi kalau niat kalian hanya karena ingin dipuji, atau di bilang cerdas dan lain sebagainya, hati kalian akan terbelenggu pada akhirnya. Kalian akan menemukan titik terberat saat membuat cerita tersebut. Kalian akan merasa malas dan enggan untuk melanjutkan tulisan kalian.

Okey, setelah kalian menata niat kalian bisa lanjut ke tips membuat ceritanya. Yang pertama tentunya mencari ide dari cerita yang akan kalian buat. Mencari ide ini untuk sebagian orang merupakan suatu proses yang sulit. Tapi sebenarnya, ide gak perlu terlalu susah dicari loo. Semisal kalian punya adik yang lucuuu banget. Kalian bisa jadikan itu sebagai ide cerita. Atau kalau kalian mau menjadi kan virus corona sebagai ide cerita juga bisa loo. Kalian bisa Membuat Cerita tentang suka duka corona, tentang Tenaga Kesehatan yang berjuang di garda depan, dan lain sebagainya.

Kalau untuk aku sendiri, kalau boleh jujur, aku sama sekali gak pernah nyari ide sampai berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Aku pernah membaca artikel tentang penelitian yang bilang kalau ide akan lebih sering muncul saat otak kita sedang relaks dan tidak tertekan. Seperti saat di kamar mandi, saat di kasur sebelum tidur, atau di waktu-waktu yang kita bebas dari tugas. Jadi aku seringnya kalau lagi niat cari ide untuk membuat cerita atau membuat konten youtube, Aku akan menunggu sampai malam hari. Nanti saat sudah berbaring di kasur, aku akan mulai memikirkan tentang kejadian yang aku alami hari itu. Atau tentang kenangan di masa lalu baik kenangan indah ataupun kenangan buruk, persahabatan, atau tentang kehidupan yang sudaj aku jalani selama ini.

Kalau aku sudah menemukan ide tersebut, aku akan mulai merangkai kata-kata yang menggambarkan keseluruhan ideku. Contohnya tentang perpisahan dua orang sahabat. Aku akan mulai merangkai kalimat bernada sedih. Contohnya :

Hari masih pagi

Saat aku tau sahabatku telah pergi

Tanpa sepatah katapun yang terucap

Dan tanpa mampu kudekap

Aku menyaksikan kepergiannya dalam diam

Dan dalam bungkam

Persahabatan ini semanis madu

Dan seputih susu

Aku ingin kita masih bisa bersama

Dalam canda dan tawa

Kini hanya doa yang bisa terpanjat

Biarlah Allah yang mencatat

Kerinduan yang kugoreskan di hati

Dan tentang persahabatan sejati

Saat merangkai kata tersebut, kalian bisa menggunakan 2 cara. Bisa tanpa mencatat ataupun sambil dicatat. Kalau aku adalah tipe yang lebih mudah saat tidak mencatat. Jadi aku hanya membiarkan hatiku menyuarakan kata-kata yang menggambarkan keseluruhan ideku. Seperti saat kita sedang mendeklamasikan sesuatu. Aku lebih suka pakai cara pertama. Karena kalau aku sambil memcatat, aku hanya akan membuang-buang waktuku untuk menemukam kata yang tepat.

Aku akan kasih tau rahasia ide cerita yang terbaik. Jadi ide cerita yang terbaik adalah dari pengalaman kita sendiri. Aku akan jelasin dari bagaimana caraku mendapatkan ide saat menulis cerita "Antara Qonita dan Adiba" Kalian udah pada baca kan?

Kalian tau masalah apa yang dihadapi oleh Adiba? Yak! Bener! Adiba merasa pundung dan tidak percaya diri dengan nilai yang selama ini dia dapatkan. Adiba juga menaruh kagum pada Qonita yang selama ini menjadi pusat perhatian karena kecerdasannya.

Dulu, saat aku masih duduk di sekolah dasar, aku memiliki nasib yang sama seperti Qonita. Aku selalu jadi pusat perhatian, galak, tegas, dan terkadang terlalu tajam pada orang yang berbuat jahat padaku atau pada sahabatku. Aku juga dikagumi teman-temanku dan guru-guru di sekolah. Tapi setelah aku masuk SMP, posisi itu di gantikan sama Fanisa. Kalian tau kan? Fanisa sekelas dengan aku di Pondok Pesantren Ma'had Syaraful Haramain. Fanisa itu rajin, pinter, dan sangat disukai teman-teman di kelas. Aku yang emang suka jadi pusat perhatian, agak kecewa waktu itu. Tapi aku jadi sadar kalau duli saat aku masih Jadi pusat perhatian, mungkin juga ada orang yang menaruh kecewa padaku. Terus aku tiba-tiba keingetan, kira-kira kalau pengalamanku ini di jadikan cerita, akan menyenangkan tentunya. Jadi akupun menuliskannya.

Jadi pada intinya ide terbaik adalah dari pengalaman kita sendiri.