Syahida Amalina A'la

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Negri Tarashi dan Negri Aylani #2 || Rencana Putri Ghaziyyah

Negri Tarashi dan Negri Aylani #2 || Rencana Putri Ghaziyyah

Suatu ketika, salah seorang mantan prajurit yang diusir Raja Tara karena bertindak ceroboh mencoba memberontak dan berkhianat. Namanya Qursta. Ia sudah muak dengan peperangan itu dan Maharaja Raja Tara. Atas perintah Putri Ghaziyyah, Qursta diam-diam pergi ke markas besar Negri Aylani di waktu malam. Ia menemui Raja Ayla yang masih sibuk memikirkan Rencana penyergapan dengan Para Penasihatnya. Qursta diizinkan masuk ke ruangan Raja Ayla.

Di kursi kebesarannya, Raja Ayla sedang memg-instruksikan rencananya kepada Para Penasihat. Si sampingnya, berdiri Putri Syahlah dengan setia. Raja Ayla menghentikan pembicaraannya saat melihat kedatangan Qursta. Raja Ayla meminta semua keluar dari ruangannya kecuali Putri Syahlah.

"Apa yang kau inginkan dariku, Wahai utusan?" Tanya Raja Ayla dengan tenang tapi tegas.

"Baginda Raja, sebenarnya saya bukanlah utusan. Melainkan seseorang yang akan menyampaikan sesuatu yang penting untuk yang mulia." Jawab Qursta.

"Apa itu?"

"Baginda Raja, dulu saya adalah seorang prajurit kelas bawah yang di gaji setiap bulannya oleh Raja Tara. Tapi suatu ketika, saya telat datang ke tempat latihan karena saya harus merawat adik perempuan saya yang sedang sakit. Raja Tara tak menerima alasan saya dan malah memecat saya. Alhasil, kini saya tak punya pekerjaan dan tak punya harta bahkan hanya untuk makan..." Kata Qursta menjelaskan.

"Kenapa kamu sampai tak punya harta bahkan untuk makan?" Tanya Raja Ayla.

"Karena Raja Tara menetapkan pajak yang sangat tinggi pada saya dan rakyat jelata lainnya. Jika kami tak bisa membayar pajak, maka Raja tak segan untuk memecuti atau bahkan membunuh orang yang tak membayar pajak tersebut. Terlebih sekarang sedang dalam masa perang. Sehingga semakin menyulitkan kami untuk mencari nafkah." Jawab Qursta.

"Lantas apa yang kamu inginkan dariku?" Tanya Raja Ayla.

"Saya hanya mengharapkan kemurahan hati paduka untuk mengizinkan saya dan keluarga saya untuk tinggal di Negri Paduka. Sebagai imbalan, izinkan saya untuk membantu paduka memerangi Negri Tarashi." Jawab Qursta.

"Hmm... Baiklah. Kau dan keluargamu kuizinkan menetap di Negriku tanpa di pungut biaya apapun. Sedangkan untuk makanan, kau bisa mengambil seperlunya di alun-alun. Disana banyak pedagang yang menyumbangkan sisa jualan mereka untuk di ambil gratis bagi orang yang membutuhkannya." Kata Raja Ayla sambil tersenyum.

"Terimakasih banyak, Paduka!" Kata Qursta.

Sementara itu Putri Syahlah yang sedaru tadi mendengar dan menyaksikan percakapan Qursta dengan ayahnya, hanya bisa tersenyum dalam hati. Kemarin malam, Putri Ghaziyyah mendatanginya untuk menyampaikan keluhan tentang keluh kesah rakyat di Negri Tarashi. Mereka kelaparan dan sengsara. Putri Syahlah mengetahui semuanya.

Kemarin malam...

"Ghaziyyah, kenapa kamu datang malam-malam? Sangat berbahaya bagimu dan bagiku karena ayah meningkatkan penjagaan di malam hari. Berhati-hati lah."

"Tidak, Syahlah. Aku kesini karena ingin meminta bantuanmu. Apakah kamu setuju dengan rencanaku yang akan aku katakan sekarang." Jawab Putri Ghaziyyah

"Katakan saja sekarang. Tapi jangan berisik. Nanti prajurit ayah mendengar. Kalau hal itu terjadi, keadaan kita bisa gawat." Kata Putri Syahlah.

"Rakyat Negri Tarashi datang padaku dan menyampaikan laporan. Mereka bilang, Ayahku menaikkan gaji tanpa meneliti terlebih dahulu apakah rakyatnya sanggup dengan itu. Aku sudah menyaksikan sendiri kekejaman ayahku pada rakyat jelata. Ia bertindak semena-mena. Rakyat yang tidak bisa bekerja hanya akan di telantarkan begitu saja. Makan 3 kali sehari seakan sudah menjadi kemewahan bagi mereka." Kata Putri Ghaziyyah mengawali ceritanya.

"Lantas bagaimana orang-orang Tarashi bertahan hidup tanpa makanan?" Tanya Putri Syahlah.

"Diam-diam, aku mengambil makanan dari gudang. Terkadang aku bilang pada penjaga kalau aku masih lapar atau ibuku menginginkan makanan lebih. Dengan cara itu, aku bisa mengambil makanan semampu yang bisa aku sembunyikan. Setelah itu aku menyamar sebagai rakyat jelata dan membagikan makanan itu pada mereka. Terkadang bahkan aku merelakan jatah makan siangku yang melimpah untuk Rakyat Tarashi. Tapi laparku tak seberapa jika dibandingkan dengan kelaparan penduduk Tarashi." Jawab Putri Ghaziyyah sedih.

"Kasihan sekali. Aku juga akan membantumu. Aku akan usahakan agar ayah mau mengizinkan sebagian Rakyat Jelata Tarashi tinggal di Negri kami. Disini, ada makanan gratis yang bisa diterima oleh orang yang membutuhkan. Ada rumah-rumah kecil tapi nyaman yang tak terpakai dan bisa di tinggali tanpa dikenai biaya apapun." Jawab Putri Syahlah.

"Memang itulah rencanaku, Syahlah! Terimakasih karena kamu mau setuju. Tapi besok, akan ada seorang mantan prajurit ayah yang akan datang menghadap ayahmu dan berusaha meminta perlindungan darinya. Itu sebagai permulaan. Jika nanti ayahmu mengizinkan dia tinggal di Aylani dengan nyaman, berangsur-angsur aku akan mengirimkan Rakyat Tarashi ke Aylani." Jawab Putri Ghaziyyah.

"Baik! Aku mengerti. Sekarang pergilah. Aku mendengar suara prajurit di seberang. Berhati-hati lah." Kata Putri Syahlah.

Putri Ghaziyyah pun pergi dan menghilang dibalik kegelapan malam yang menyelimuti langit Aylani...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut kak,SEMANGAT!

24 Aug
Balas

Yak! Makasih~ yaah ♥

24 Aug

lanjutt kakk

24 Aug
Balas

Siaapp!! ♥

24 Aug



search

New Post