Siti Nursyakilah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Hutang

Hari ini aku terbangun dengan wajah lesu. Tidak bersemangat sama sekali. Bagaimana tidak hari ini libur terus tidak ada kerjaan yang biasanya kulakukan.

Selang beberapa menit kudengar seseorang memanggil dari arah luar. Ketika keluar menghampiri ternyata tetangga sebelah rumah.

Tanpa basa-basi lagi dia langsung saja menawarkan pekerjaan. Senyum sumringah langsung terukir di wajahku. "Yang penting kerjaan bisa dapat upah dan halal."Batinku. Daripada di rumah seharian gak ada kerja. Kan suntuk.

"Kamu mau kerja gak? Tanyanya.

"Mau......mau....," kataku dengan girang. Emangnya kerja apa yah? Tanyaku lagi.

"Udah, tenang ajah...kerjanya gampang kok. Cepatan siap-siap setelah itu langsung saja ke rumahku.OK? Katanya seraya membentuk huruf O dengan jarinya. Dan hanya ku balas dengan anggukan paham.

Tanpa pikir panjang lagi aku langsung gegas bersiap. "Gak perlu mandi. Palingan juga nanti disuruh bersihin bawang. Nanti saja kalau kerjaannya sudah selesai baru mandi terus nyantai. Batinku sambil terkekeh.

Setelah dirasa siap aku pun bergegas ke rumahnya yang berada tepat di samping rumahku. Dengan membawa peralatan untuk membersihkan bawang, seperti gunting, keranjang, dan pisau cutter. Dan benar saja seperti dugaan ku. Kerjaannya untuk membersihkan bawang yang akan dijual ke pasar.

Tanpa menunggu aba-aba lagi langsung kukerjakan dengan penuh hikmat mengharap imbalan setelah ini. Kupikir hanya sampai tengah hari ku kerjakan. Ternyata eh ternyata menjelang maghrib baru selesai. Seluruh badanku rasanya kaku dan pegal dikarenakan duduk seharian berkutat dengan bawang.

Ku pulang dengan tangan hampa karena belum diberi upah. Tidak ada semangatnya sama sekali. "Takpa lah, mungkin uangnya belum ada. Apalagi kami juga tetanggaan jadi gampang saja jika hendak memberikan ku upah." Kataku menyemangati diri.

Selang beberapa hari. Hati mulai gundah memikirkan perkara upah. "Dia lupa atau gimana sihh" Gumamku. Aku hendak menanyakan tapi takut menyinggung perasaannya. Jadi ku urungkan niatku.

Selang beberapa bulan belum juga dia memberikannya. Padahal aku sangat mengharap upah tersebut karena sekarang aku membutuhkannya. Hendak ku tagih tapi malu, gak ditagih tapi butuh. Aduduh.....jadi dilema.

Setelah ku pikir lagi mungkin memang dia sudah lupa karena kejadiannya memang sudah sangat lama.

Ku ikhlaskan saja dengan lapang dada. Tohh rezeki gak bakal kemana. Nanti pasti diganti tanpa disangka.

(Yang merasa ngutang, agar segera dilunasi yahh. Kan gak baik hidup dibayang-banyangi utang) Ngeriiii.....

Sekian.....Btw tulisannya cuman fiksi yahh. Happy readingšŸ¤—

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post