SITI NUR ALISA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mari Membaca tuk Sembagi Arutala Cemerlang dilangit Cakrawala

Mari Membaca tuk Sembagi Arutala Cemerlang dilangit Cakrawala

Membaca merupakan unsur yang penting dalam sejarah literasi, tujuan membaca yang paling utama ialah memahami seluruh informasi yang tertera dalam teks bacaan untuk mengembangkan intelektual yang dimiliki pembaca. Apakah literasi penting? tentu saja. Tanpa literasi apalah arti dalam hidup ini. Sekarang mari kita berpikir secara logistik tanpa anarkis dan renungkan baik-baik. Jika manusia tidak diberi akal dan kecerdasan sehingga tidak bisa membaca, maka tidak akan ada teknologi se modern, canggih, yang dapat memudahkan setiap pekerjaan manusia, kecerdasan pun mungkin sangat minim, dan tidak akan ada generasi lintas batas, lintas zaman yang berpikir cepat dan kritis.

Akan tetapi, literasi juga memiliki faktor penghambat tertinggi yang menjadi salah satu perisai penghalang bagi setiap generasi untuk menggapai Sembagi Arutala. Apa faktor itu? Yakni buta aksara yang dirasakan oleh penduduk pedalaman, beberapa suku di Indonesia dan bahkan didesa yang masih mau menerima iptek dari luar namun sebagian kecil dari penduduknya adalah buta aksara. Mengapa bisa buta aksara? Karena pemikiran penduduk disana lebih cenderung pada "hidup dan mencukupi kebutuhan dengan bekerja" bukan "hidup dan mencukupi kebutuhan dengan pendidikan dan pekerjaan". Pekerjaan yang mereka maksud tentu saja seperti seorang petani, peternak, dan nelayan. Dalam pekerjaan ini penduduk desa atau pedalaman rata-rata adalah orang yang tidak pernah menyentuh bangku sekolah. Mereka lebih mengenal numerasi demi kepentingan ekonomi ketimbang literasi ditengah arus globalisasi. Apakah membaca dianggap penting? Jawabannya adalah tidak, karena mereka cenderung bekerja dengan tenaga dan kemahiran bukan kepintaran dan akal.

Buta aksara ini terkadang turun kepada generasi penerus mereka. Jika buta aksara di daerah tersebut tidak segera ditangani maka 70% kemungkinan terjadinya beberapa konsekuensi, seperti, memicu generasi yang tidak unggul, kembalinya manusia primitif, dan ketertinggalan zaman.

Untuk menanggulangi hal tersebut maka perlu adanya tindakan dari pemerintah dan kita sebagai generasi yang terselamatkan oleh zaman. Salah satu tindakan yang dapat kita lakukan adalah dengan turun ke lapangan, memastikan kebenaran setiap data, kemudian memperbaiki dengan bijak. Salah satu contoh dengan mendekatkan diri pada setiap oknum dan generasinya yang buta aksara, menjelaskan dengan baik maksud kita lalu memfasilitasi dan mengajari mereka mengenai pentingnya literasi terutama membaca. Dengan membaca seseorang dapat membuka jendela dunia, artinya kita dapat memperoleh berbagai informasi dan ilmu pengetahuan untuk suatu kemajuan.

Berdasarkan survey dapat diketahui bahwa anak-anak lebih menyukai buku non fiksi ketimbang buku fiksi. Meski demikian buku non fiksi yang ia baca sewaktu masih kecil tanpa disadari pesan ataupun isi yang ada dalam cerita tersebut dapat memudahkan kita sewaktu menuntut ilmu di bangku sekolah. Dan dari buku non fiksi pula seorang anak dapat mengetahui makna kehidupan secara tidak langsung. Seperti dongeng si tikus dengan singa, dalam dongeng ini seorang anak telah memahami makna dalam hidup, yakni tolong-menolong. Dalam dongeng tersebut dapat diambil pesan moral bahwa kita harus selalu membantu orang lain tanpa pandang bulu, maka kebaikan kita akan dibalas dengan kebaikan pula. Terkadang dalam sebuah dongeng terdapat suatu pribahasa.

Tanpa disadari anak mampu mengingat dan memahami pesan dan pribahasa tersebut, inilah yang membuat rata-rata nilai anak di bidang Bahasa Indonesia cenderung tinggi.

Menurut Debbie Ravenscroft seorang dosen senior dalam studi anak usia dini di University of Chester, Inggris mengungkapkan anak-anak seperti sebuah spons. Mereka bisa menyerap keterampilan baru dibanding orang dewasa. Maka dari itu mari kita budayakan Membaca kepada anak sejak dalam buaian untuk masa depan emas, cintai membaca cegah buta aksara demi kemajuan bangsa.

BIODATA PENULIS

Nama saya Siti Nur Alisa, kerab dipanggil Alisa. Umur saya 15 tahun, saya lahir di Jember, 14 Juni 2007. Saya tinggal di kota Jember tepatnya Di desa lengkong dusun Jambesari Rt004/Rw010. Saya sedang menimba ilmu di MtsN 1 Jember dan saya duduk di bangku kelas 9. Untuk lebih mengenal saya hubungi saya di no telp. 081333121855 atau bisa melalui gmail [email protected]. Salam hangat dan salam kenal pembaca dan penulis hebat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post