Shofiyah Syifa Mujahidah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tentang Keluargaku || MY FAMILY, MY INSPIRATION-bab Perkenalan

Tentang Keluargaku || MY FAMILY, MY INSPIRATION-bab Perkenalan

Tentang Keluargaku

Abi

Abi mempunyai nama lengkap Sony Martin. Seperti nama orang barat, ya. Tapi, artinya bukan seperti itu. Kata Abi, nama “Sony” diambil dari bahasa Inggris anak laki-laki (Son). Dan kata “Martin” diambil dari bulan kelahiran Abi, yaitu bulan Maret, dan tanggal lahir Abi, tanggal 10 (ten dalam bahasa Inggris). Jika digabungkan, menjadi “Martin.” Arti keseluruhan nama Abi adalah, anak laki-laki yang lahir pada bulan ke-tiga tanggal 10.

Abi lahir tahun 1982. Pekerjaan abi sebagai wiraswasta. Lebih tepatnya, Abi menerima desain-desain. Mulai dari spanduk, plang sekolah atau perusahaan, baliho, dan lain-lain. Abi juga bisa membuat kufi, yaitu tulisan arab tertua yang merupakan hasil adaptasi terhadap script tua abjad Nabatian. Contoh kufi yang sudah Abi buat, diantaranya sebagai berikut:

Gimana, keren, kan? Hehehe…

Abi adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Kakak tertua Abi kami panggil “Mak Uwo Yanti” yang tinggal di Malang bersama ketiga anak beliau.

Kakak kedua Abi, kami panggil “Mak Uwo Winda” yang tinggal di dekat Alamayang. Anak Mak Uwo Winda ada 2. Lalu, di bawahnya ada “Pak Dang.” Pak Dang punya 4 anak, 3 diantaranya laki-laki. Pak Dang punya satu anak perempuan.

Di bawah Pak Dang, ada “Mak Uwo Ira.” Mak Uwo Ira juga punya 2 anak, tinggal di Surabaya.

Abi memiliki mata yang (lumayan) sipit, tapi tidak seperti orang China atau Thailand. Abi juga tidak terlalu tinggi, malah, tinggiku hampir menyamai abi. Hehe… Abi alumni Universitas Padjadjaran (UNPAD).

Oh ya, Abi suka bercerita. Sewaktu kami kecil (sekarang kadang-kadang), Abi suka bercerita sebelum kami tidur. Bercerita apa saja. Kadang tentang kampung Abi di Sumbar, kadang truk, pesawat, helikopter, dan tsunami, dan Abi juga pernah menceritakan tentang sekolah-sekolah Abi dulu. Tapi sekarang, aku lupa. Hehe…

Cerita yang paling aku suka, adalah cerita tentang masa kecil Abi. Kalau Abang dan Aa (dulu panggilannya Adek), lebih suka cerita tentang truk, pesawat, helikopter, tsunami, dan lainnya. Setiap Abang atau Aa meminta Abi menceritakan itu, aku selalu tidur lebih awal, bahkan sebelum cerita Abi selesai. Bosan, sih!

Itu yang ku suka dari Abi, suka bercerita. Abi orangnya juga simpel. Yang paling tidak aku sukai dari Abi, kalau Abi marah, wahh, aku paling nggak suka. Tapi aku tahu kok, orangtua marah karena anaknya nakal.

Ummi

Keluarga Ummi keturunan Sunda semua. Ummi lahir di Jakarta, namun besarnya di Jawa Barat (aku lupa persisnya di kota apa). Orangtua Ummi (Aki dan Nini) sekarang tinggal di Depok.

Ummi memiliki nama lengkap Hikmawati Wahidah. Nama Ummi juga punya arti yang tersembunyi, lho! Nama “Hikma” diambil dari nama Aki, “HIKMAt.” “Wati” diambil dari nama Nini, “Endah PurWAnTI.” Dan kata kedua, Wahidah, artinya satu (dalam bahasa arab). Jadi, arti keseluruhannya, anak perempuan pertama dari Bapak Hikmat dan Ibu Endah Purwanti. Nama Abi sama Ummi hampir mirip, ya?

Ummi lahir tanggal 24 April 1981, satu tahun lebih tua dari Abi. Ummi juga alumni Universitas Padjadjaran. Ummi juga alumni SDI Mubasysyirin, SMP Mubasysyirin, dan SMUN 3.

Ummi anak pertama dari 6 bersaudara. Adik-adik Ummi (urutan dari yang paling besar) kami panggil “Bi Fitri”, “Mang Alam”, “Bi Rani”, “Mang Amir”, dan “Mang Apip.”

Hmm… Ummi juga seorang penulis lho! Aku dan Ummi berlomba-lomba dalam dunia “Kepenulisan.” Ummi sudah mempunyai karya yang telah diterbitkan. Antara lain, cerita berjudul “Rindu Rasul”, “Bintang Malam”, “Makanan Berbuka”, “Antara Hujan dan Tarawih”, dan “Dipaksa Menulis” dalam buku antologi “RAMADHAN IN HARMONY, Menyanding Setumpuk Pahala.”

Teman-teman punya buku ini tidak?

Juga puisi yang aku lupa apa judulnya. Aku terpacu ikut lomba menulis karena ingin mengejar Ummi. Aku ingin, buku-buku yang ada karyaku di dalamnya lebih banyak dibanding buku Ummi. Itu termasuk fastabiqul khairat, kan? Berlomba-lomba dalam kebaikan.

Ummi sangat menyukai seafood. Aku malah nggak suka seafood. Ummi tipe orang yang teliti, semua pekerjaan harus diselesaikan jika kita sudah mengerjakannya. Ummi bekerja sebagai guru di MI Muhammadiyah 02 Pekanbaru, sekolah SD-ku dulu.

Aku suka dengan Ummi. Ummi dengan sabar mengajariku memasak, mengajariku untuk melakukan pekerjaan rumah, dan mengajariku dalam tulis-menulis. Ummi dan aku terlihat sangat kompak dalam urusan tulis-menulis ini.

Abang

Abang Faqih adalah Abangku satu-satunya. Nama lengkapnya Faqih Khairul Jaza. Abang Faqih lahir pada 14 Mei 2008.

Abang Faqih menyukai pelajaran yang berhubungan dengan “Eskperimen.” Waktu SD, kebetulan kami bersekolah di tempat yang sama. Eh—waktu kelas 1 SD, Abang sempat sekolah di SDIT Al-Fikri, kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru. Ketika kelas 2, Abang Faqih pindah ke MIM.

Nah, di MIM, Abang memilih ekskul sains. Abang juga mengoleksi buku-buku tentang IPA. Antaranya tentang pencernaan, IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan banyak lagi lainnya. Aku sudah baca semua buku-buku Abang.

Abang Alumni TKIT Al-Fikri Pekanbaru, kelas 1 sempat di SDIT Al-Fikri Pekanbaru, kelas 2-nya pindah ke MI Muhammadiyah 02 Pekanbaru, dan menamatkan pendidikan SD di sana. Sekarang, Abang masih tercatat sebagai siswa MTs Al-Ittihadiyah Pekanbaru.

Aku

Nama lengkapku Shofiyah Syifa Mujahidah. Kalian tahu, apa artinya? “Shofiyah” artinya suci. Diambil dari nama Bibi Rasulullah saw. Berarti, suci dalam artian, suci dalam prilaku, sering membersihkan hatinya, dan menjaga kesucian diri dari hal yang tidak diinginkan.

“Syifa” artinya obat. Maksudnya, menjadi obat bagi orang yang kesakitan, menjadi obat, penyembuh yang baik bagi segenap umat manusia. Menjadi penyembuh luka orangtua. Anak yang pandai menghiburlah, istilahnya.

“Mujahidah”, adalah orang yang mujahid. Mujahid, berjuang di jalan Allah swt. Anak perempuan yang kuat, tangguh, seperti para mujahid. Ahh, indah sekali nama yang diberikan Ummi dan Abi padaku.

Aku lahir pada 9 Oktober 2009, selisih 1 tahun 5 bulan dari Abang Faqih. Aku juga alumni TKIT Al-Fikri, MI Muhammadiyah 02 Pekanbaru, dan sekarang juga masih tercatat sebagai siswi MTs Al-Ittihadiyah Pekanbaru. Bisa dibilang, dari awal TK sampai MTs, aku mengikuti Abang.

Aku suka menulis. Jika ditanya, mengapa aku suka menulis? Alasannya simpel sekali. Yaitu, karena dengan menulis, aku merasa hatiku menjadi lebih tentram. Lebih lega. Jika ada masalah yang menghadapiku, aku biasanya menulis. Menuliskan apa saja.

Aku bercita-cita menjadi penulis, hafidzah 30 juz, dan pengusaha rumah makan. Kalian tahu, mengapa alasanku menjadi hafidzah? Karena Ummi yang memintanya.

Iya, Ummi yang meminta agar aku menjadi hafidzah 30 juz. Ummi ingin sekali di akhirat nanti dipasangkan mahkota dan jubah kemuliaan. Di hadapan seluruh umat manusia, di hadapan illahi. Hatiku bergetar ketika Ummi menyampaikan keinginan utama Ummi itu. Hampir saja aku memecahkan bedungan air mataku. Maka, aku bertekad menjadi hafidzah, untuk Ummi, untuk kedua orangtuaku. Akan aku buktikan, aku bisa, insyaallah.

Aa

Aa Ikram, begitu panggilan akrabnya di rumah. Aa adalah adik pertamaku. Ikram Syuhada nama lengkapnya. Lahir pada 8 Desember 2012.

Anaknya suka bermain di alam. Hobinya menangkap belalang, memanjat pohon, bermain sepeda, dan becek-becekan di lumpur. Aa anaknya sangat aktif, dan senang sekali jika diajak bermain di alam. Maka, Abi dan Ummi memasukkan Aa ke SD Alam Rumbai (SEKAR), sekolah yang belajarnya di alam.

Ruang kelas sekolah Alam tidak berada di ruangan, beralaskan keramik dan berdinding batu bata. Tetapi di saung. Di sana, juga ada kegiatan outbound, kegiatan yang paling disukainya.

Anaknya juga lasak, nggak bisa diam. Hal yang kusuka dari Aa, dia penolong. Dia-lah satu-satunya diantara kami berempat (anak-anak Ummi Abi) yang mau menolong. Jika dibilang, “Aa, tolong buatkan susu Adek.” Atau, “Aa, tolong taruh sepedanya di dalam”, dia pasti menurut.

Tapi, jika dia sedang “Bandel” atau suasana hatinya sedang buruk, dia tidak segan-segan menolak dan berkata yang… yah, lumayan menyayat hati. Misalnya, “Kan bisa ambil sendiri” atau, “Huu, pemalas!” dan kata-kata itu tidak diucapkannya kepada Ummi atau Abi. Ya iyalah, nggak sopan. Tapi, kalau ke aku, dia tidak segan-segan berkata seperti itu.

Adek

Hilmi Aminuddin nama lengkapnya. Anak Ummi dan Abi yang terakhir (saat ini. Mungkin masih nambah, hehe..). Lahir pada 9 Agustus 2020. Tanggalnya sama denganku. Bulan dan tanggal lahirnya sama dengan Teteh Kia, anak dari Mang Alam.

Adek Hilmi lahir normal (tidak operasi). Alhamdulillah, kami berempat nggak ada yang lahirnya melalui tahap operasi. Adek Hilmi termasuk kepada anak yang cepat nangkap dari apa yang dia lihat. Eits, aku bukan mau membangga-banggakan Adik ya. Tidak, niatku bukan seperti itu.

Di umur 1 tahun 5 bulan ini, Adek Hilmi sudah bisa mengucapkan “Teteh, Abang, Aa, Ummi, Abi, dan Nenek.” Adek juga tahu bagian-bagian tubuh, seperti telinga, hidung, mata, rambut, tangan kanan, tangan kiri, kaki kanan, kaki kiri, dan perutnya (khusus yang perut, biasanya kami bilang “Perut Endut” karena dia memang gendut).

Jika Adek Hilmi “BAB”, dia juga bilang “AB, AB”, sambil jongkok. Dia juga sudah tahu di mana letak ruangan di rumah.

Nenek

Nenek bernama lengkap Zahriar. Orang-orang kampung, dan warga sekitar memanggil Nenek, “Nian”, atau “Uni Nian.” Jika aku menuliskan “Nenek”, maka yang aku maksud adalah ibu dari Abi. Jika “Nini”, maka itu adalah ibu dari Ummi.

Nenek sudah berumur 80 tahun lebih. Nenek tinggal bersama kami di satu rumah (lebih tepatnya, kami yang tinggal di rumah Nenek). Walau sudah setua itu, Nenek masih bisa menggendong Adek walau tidak bisa lama-lama.

===

Yeah, itulah profil singkat keluargaku. Semua anggota keluarga yang aku tuliskan profilnya di sini, itu adalah orang yang tinggal di rumah Nenek. Jadi, hanya keluarga inti kami saja yang tinggal bersama Nenek.

Setelah mengenal, tentu aku akan menceritakan kisah-kisahku bersama keluargaku. Eh, tapi, ada satu hal yang harus diingat. Di ceritaku nanti, akan ada banyak tokoh yang tidak aku sebutkan di atas. Jadi, yang di atas ini hanya yang tinggal bersama Nenek saja. Okey? Kalau begitu, mari kita masuk pada cerita yang pertama…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, sama dong, tanteku juga dipanggilnya Mak Uwo, tp dari ummi. klo tante dari abi, dipanggilnya Bude. Seru loh teh, ceritanyaa

05 Jan
Balas

Wah, Ummi dan Abi-mu orang mana? Iya, makasih

05 Jan

Ummi orang padang, klo Abi orang Riau. Sama-samaa

05 Jan

Kalau Ummi teteh orang Sunda. Abi orang Minang

05 Jan



search

New Post