shibukixx

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

1. Audisi

"Hai, Sheryl!" sapa Rie tulus. "Hai juga!" balasku, sambil meletakkan tasku di kursiku. "Sudah dengar pengumuman, belum? Semua anak dari kelas Modelling Class..." ucapan Rie terhenti melihat sesuatu di tasku. "Apa itu?""Ini?" aku mengeluarkan sebungkus keripik kesukaan Rie. "Enak banget, tuh!" Rie menatapku dengan kode-kode ingin minta. "Apaan? Ingin minta, ya?" aku menjauhkan bungkus keripik itu dari Rie. "Ihh! Sheryll!"

Oh ya, namaku Sheryl. Kalian tak perlu tahu nama lengkapku, oke? Sahabatku, Rie. Itu bukan nama aslinya. Aku saja yang memanggilnya begitu, oke? Catat baik-baik. Sekarang aku kelas 1 SMA. Sementara yang lainnya sibuk mencari "jodoh" aku sendiri lebih tertarik untuk diam sembari menggambar pakaian. Ya, cita-citaku menjadi desainer. Namun, tak hanya itu. Aku ingin, pakaian yang kurancang juga kugunakan di panggung. Itu sebabnya, aku juga tertarik jadi model. Di sekolah, aku mengikuti dua ekstrakulikuler khusus, Modelling dan Desainer. Kedua-duanya cocok dengan hobiku. Rie juga begitu. Namun, dia memilih ikut Modelling dan Actor, kebanding desainer. Kami dulu bercita-cita, saat sudah besar, aku akan membuat brand terkenal, sementara Rie musenya. Kalau masih SD, tentu gampang memikirkannya. Bagaimana jika sudah seumuranku? Yah, tidak usah dibahas.

"Jadi, kamu ikut audisi itu, Sheryl?" Rie dengan santainya mengambil keripik milikku, lalu memakannya. "Audisi apa?" aku pura-pura tidak tahu. "Jangan bercanda, Sheryl!" "Iya, iya. Aku ikut. Kamu sendiri?" "Pastinya, dong," Rie mengancungkan jempolnya. Aku hanya ber-ooh saja.

"Jadi, Miss bacakan list anak-anak yang ikut dalam audisi, ya. Sheryl, Selena, Mira, Audry, Celenna, Gabby. Itu saja," aku mendelik. Mana Rie? Namanya jelas-jelas tidak ada disitu. Dan lihatlah, sekarang dia bolos ekstrakulikuler, karena katanya, ada urusan. Aku tidak yakin, apakah dia benar-benar punya urusan atau tidak. Ah, kan, tidak baik berburuk sangka? "Kalian semua didaftarkan besok, ya. Untuk informasi lombanya..."

"Katanya kamu ikut?" tanyaku, saat istirahat sekolah keesokan harinya. "Hehe, maaf, Sheryl, aku...aku..." "Kenapa, Re?" "Aku tidak bisa menjelaskannya untuk sekarang, Sheryl, aku...""Ya sudah." aku menepuk bahu Rie. "Tidak semuanya harus kamu ceritakan, bukan?" aku tersenyum. Rie ikut-ikutan tersenyum.

"Siap, Sheryl?" aku mengangguk. "Peserta nomor urut 6, harap maju kedepan," aku melangkah maju ke panggung, dengan percaya diri. Wish me luck!

"Sheryl, selamat. Kamu masuk ke babak berikutnya. Kamu bersama Audry dan Gabby. Semangat, oke?" Miss Lisa menyemangatiku. Aku mengangguk mantap.

"Gimana, Sheryl, lombanya?" tanya Rie, saat aku berkujung sebentar ke rumahnya. "Lumayan, lah," kataku dengan tersenyum. "Tinggal babak penentuan, apa aku masuk babak final apa tidak." Rie menganga. "Hebat, dong!" aku hanya meringis. Oh ya, aku lupa memberi tahu kalian bahwa, aku sudah melanjutkan ke beberapa babak berikutnya. "Kapan pengumumannya?" "Besok," ujarku. "Kalau kamu jadi model, aku pasti jadi penggemar pertamamu, Sheryl," aku tertawa. "Doakan aku, ya!"

"Yang lulus di babak ini dan melanjutkan ke babak berikutnya adalah..." Miss Lisa menggantungkan ucapannya. jantungku, Audry, dan Gabby berdebar-debar. Kami sudah sampai sejauh ini. "Sheryl dan Gabby! Selamat!" Miss menarik tangan kami berdua keatas. Aku? Aku masuk babak final?

"Beneran, Miss?" tanyaku tak percaya. "Iya, dong, masa Miss bohong?" Miss Lisa tersenyum. Aku tergagap. Gabby tersenyum cerah, ia bahkan melompat-lompat karena begitu senang. "Audry?" ingatku tiba-tiba. "Maaf, Audry tidak lulus," Miss tampak sedih. "Ya, sudah." balas Audry pasrah. "Jangan kecewa, ya, Audry! Masih banyak lomba lagi diluar sana, kok. Audry juga hebat, bisa melanjutkan hingga babak ini," puji Miss Lisa. "Untuk Sheryl dan Gabby, semangat, ya! Kalau kalian lulus audisi ini otomatis kalian akan jadi model, dan itu akan mengharumkan nama sekolah kita." aku dan Gabby mengangguk-angguk semangat. "Trims, ya! Berita ini akan Miss sampaikan ke kepala sekolah, sekarang kalian boleh kembali ke kelas masing-masing."

"Riee!" aku memeluk Rie dengan erat. "Eh? Sheryl? Eh, tadi kenapa kamu dipanggil sama Miss Lisa? Pengumuman lomba, ya?" aku mengangguk semangat. Rie menebak hasilnya dari ekspresi wajahku. "Aku tebak...kamu...lulus?" tebak Rie. "Yang pastinya!" aku kembali memeluknya. "Wah, selamat, yaa! Udah kuduga, kamu emang berbakat banget, Sher! Kalau kamu lulus final, berarti bisa jadi model," "Yup!"

Jantungku berdebar-debar. Aku sudah selesai melalui babak final. Saatnya apa? Kalian pasti tahu sendiri. Audisi ini sendiri, pemenangnya ada 5 orang. And sekedar informasi, aku nomor urut 56, alias urutan terakhir. "Peserta yang akan maju ke dunia model adalah..." "Nomor urut 7, 13, 33, 56, dan 23!" suara tepuk tangan bergemuruh. 56...? ITU AKU! Aku melompat dan memeluk Rie. "Maju, Sher!" aku maju bersama Gabby. Dia juga menang. Dia nomor urut 23.

"Selamat, yaa!"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post