Sevira Tadiza Putri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jalan Ilmu yang Cemerlang

Jalan Ilmu Yang Cemerlang

Pagi yang cerah seorang pelajar berangkat sekolah di jam 07.00 bel berbunyi pertanda masuk, semua siswa masuk kelas masing-masing berbeda dengan aku yang saat ini hanya bisa bergelandangan di jalan bersama teman-temanku hanya untuk mencari uang agar kita bisa memenuhi segala kebutuhan hidup. Dengan keadaanku yang seperti ini aku tidak pernah putus semangat atas apapun rintangan yang aku hadapi.

Terkadang ada rasa iri dihati melihat sesosok pelajar atau siswa yang bisa keluar masuk sekolah dengan penuh canda dan tawa bersama teman-temannya. Serta bisa memiliki tempat bertahan hidup (rumah) yang layak.

Walaupun seperti ini, aku selalu bersyukur atas semua hal yang aku jalani. Hari-hari hanya bisa berjualan sebuah gorengan pinggir jalan dan tiada siapapun yang peduli kecuali orang yang benar-benar mau dan tulus baik kepadaku, itu pun jarang.

Pada saat itu pernah di suatu tempat pas aku dan teman-teman ku berjualan, disana ada se kelompok Anak-anak geng sekolah yang mengejekku karena aku tidak bisa sekolah dan berpakaian yang compang-camping serta lusuh.

Dia sepertinya ketua geng itu, berjalan ke arahku dan menendang semua daganganku sampai berceceran ke mana-mana. Aku mencoba sabar dan memunguti semua gorengannya dan membuangnya karena memang sudah tidak layak lagi untuk dimakan.

Memang berjualan itu tidak mudah, butuh kesabaran yang ekstra serta laku atau rugi harus tetap di syukuri.

Dalam perjalanan aku melihat sebuah grand opening sebuah perpustakaan di ujung jalan, aku dan teman-teman ku mengerumuni dan ikut melihat perpustakaan yang baru buka itu. Bangunannya megah seperti istana dan sepertinya di dalam terdapat bangak Buku-buku yang tertata rapu untuk pembaca.

Dengan memberanikan diri aku di temani salah satu teman ku untuk bertanya apakah boleh membaca dan meminjam buku langsung di perpustakaan itu secara gratis, dan memang.. Sementara ini kita tidak mempunyai cukup banyak uang.

Akhirnya salah satu pemilik dari perpustakaan yang besar itu datang menghampiri ku dan bilang “ Boleh asal kalian tidak merusak dan merobek Buku-buku yang ada disini “. Dia kembali bertanya “ Apakah kalian seorang pelajar? Biasanya jam segini anak-anak belum pulang sekolah “.

Lalu.. Kita menjawab bahwa kami tidak bersekolah sejak kecil dan hanya berjualan gorengan di pinggir jalan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup kita.

Sepertinya setelah aku bilang ke pustakawan itu rauta mukanya menjadi sedih dan tak tega, lalu dia bilang ke kita kalau kita boleh membaca buku semau apapun dan kapanpun asal kalian semua bahagia dan semakin giat untuk belajar membaca dan ia juga menawarkan untuk datang setiap jam 07.00 pagi agar kita bisa diaharkan bagaimana cara membaca dan menulis, ya... Seperti seorang siswa di sekolah.

Dengan senang hati aku menerima tawaran itu begitu juga dengan teman-teman ku. Malam setelah aku bertemu dengan seorang pustakawan yang baik itu, aku bahkan tidak bisa tidur dan semakin yakin untuk memperjuangkan masa depanku serta giat untuk siap-siap karena besok sudah mulai belajar di perpustakaan.

Paginya..

Aku memakai baju yang sangat sederhana dan teman-teman ku mulai siap untuk berangkat menuju perpustakaan impianku itu. Setelah sampai aku disambut oleh seorang pustakawan kemarin yang baik dan ramah.

“ Hallo.. Selamat datang “- ucapnya.

Kita disambut ramah olehnya. Di sana, diajarkan banyak tulisan-tulisan dan huruf-huruf yang mungkin bekum kita pahami selama ini. Aku bersykur ternyata masih banyak orang baik dan tulus membantu kita.

Hari-hari selalu datang tepat waktu di perpustakaan itu sampai kita mulai rajin untuk mempelajari semua abjad-abjad indonesia kalau diperkurakan sekarang aku mungiin sudah kelas 6 SD.

Di hari ini rabu, Tiba-tiba pustakawan baik hati itu bilang terhadap kita kalau.. “ Bagaimana jika kita semua kariawan dan aku menggolongkan sebuah dana kepada kalian dan memasukkan kalian ke sebuah sekolah yang dekat dengan perpustakaan ini, apakah kalian mau? “- katanya.

Dengan hati yang gembira, senang dan penuh suka cita kita semua mengiyakan. Hati rasanya senang bukan kepalang atas apa yang dibilang pustakawan baik hati itu.

Aku tidak menyangka tentang hal ini sampai kita semua menangis terharu. Cita-cita kita untuk sekolah akhirnya tercapai. Ternyata lewat setiap hari, aku dan teman-temanku membaca buku di perpustakaan membuahkan hasil aku lulus tes dan masuk ke sekolah favoritku hanya dengan modal tes.

Dari semua ini, menjadikan ku mengerti bahwa pentingnya ilmu dalam kehidupan yang awalnya seorang penjual gorengan pinggir jalan menjadi oelajar yang cemerlang.

Atas bantuan tuhan dan orang yang baik aku mempunyaibwawasan yang tinggi serta mengerti bahwa menuntut ilmu lebih berharga percuma jika kaya tapi tidak memikiki wawasan dan ilmu serta tak mengerti Apa-apa.

Biodata penulis :

Sevira Tadiza Putri, Siswi kelas VIII MTsN 12 Madiun. Tinggal di Jln. Lawu, sidorejo, madiun, Jawa Timur. Lahir di Madiun, tanggal 20 Februari 2010. No telepon +62 881-0271-88046

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post