Kasih Seorang Ibu

Oleh : Sarah Delfia Manurung

Ibu adalah malaikat tak bersayap pemberian terindah dari Tuhan. Ribuan sajak puisi atau bahkan jutaan tangkai bunga tak akan bisa membalaskan kasih sayang seorang ibu. Ibu adalah wanita terkuat yang pernah ada. Sembilan bulan beliau mengandung dan seumur hidup juga ia menyayangi anaknya.

Ibu memanglah wanita biasa yang kerap kali marah dan lelah. Tetapi ibu adalah manusia terhebat yang selalu rela berkorban demi anaknya. Ibu rela lelah baik secara fisik maupun mental untuk membesarkan anaknya. Tangan indahnya tiada lelah mengajari anaknya berjalan, menyuapi makan dan bahkan rela mengorbankan jam tidur malamnya agar anak nya dapat istirahat dengan baik.

Ibu adalah guru sejati. Ibu adalah orang pertama yang mengajarkan anaknya tentang semua hal di dunia. Guru di sekolah bisa mengajari anaknya ilmu pengetahuan, tetapi ibu adalah guru kehidupan yang membentuk karakter anaknya, menjadi sahabat untuk anaknya dan mengajarkan bagaimana menjalani kehidupan bagi anaknya.

Kasih sayang seorang ibu bahkan sudah ada semenjak anaknya belum lahir ke dunia. Ibu merelakan tubuh cantiknya melebar karena mengandung anaknya dan ibu rela menahan segala rasa di dalam tubuhnya selama 9 bulan. Ibu adalah pahlawan sejati.

Ibu kerap kali marah dan menjengkelkan jika mengoceh tetapi akhirnya saya sadar bahwa itu adalah bentuk kasih sayang ibu. Ibu marah karena anaknya salah dan tentu hal itu juga untuk mendidik anaknya menjadi manusia berakhlak mulia. Ibu juga mengajarkan anaknya kesabaran dalam menjalani kehidupan. Ibu sabar mengurus ayah, anaknya dan seluruh isi rumah, bahkan sampai kadang kali ibu tak memikirkan dirinya asalkan keluarganya baik-baik saja.

Ibu adalah manusia dengan multitalenta. Ibu bisa bekerja, Ibu bisa mengurus keperluan rumah, menjaga anaknya dan bahkan keperluan ayah. Semua bisa ibu lakukan. Meski lelah tetapi ibu tak pernah bosan untuk memberikan cintanya pada anaknya.

Ibu adalah karunia terbesar yang sangat saya syukuri. Tanpa ibu saya tak tahu akan bagaimana kehidupan saya. Saya juga tak tahu dengan apa saya bisa membalas semua cinta ibu. Tiada detik di dunia ini yang ibu lewatkan untuk menyayangi anaknya sehingga berapapun jumlah rupiah tak akan bisa membayar kasih sayangnya.

Kadang kali sebagai anak, hati saya terketuk melihat besarnya kasih sayang dan kesabaran yang ibu berikan. Meski sering kali melawan, membangkang dan tak mendengarkan apa yang ibu katakan, tetapi ibu tidak bosan melimpahkan kasih sayangnya. Saat saya sakit, ibu adalah orang pertama yang akan khawatir. Ibu selalu setia menjaga saya bahkan sampai bergadang untuk menemani saya. Jika saya telat pulang ke rumah, ibu sigap untuk mencari. Jika saya tak makan, Ibu juga yang memeberi saya makan atau bahkan ibu rela sedikit makan agar anaknya makan terlebih dahulu. Sungguh tak terkira pengorbanan mu, Bu.

Doa pada yang kuasa agar diri mu baik-baik saja yang bisa saya sampaikan. Bila saya sukses kelak biar nama mu yang pertama hadir dalam benak saya. Akan saya raih kesuksesan sebagai bentuk cinta pada seorang ibu. Terimakasih, Bu.

Sarah Delfia Manurung adalah seorang gadis asal Desa Semunai yang terletak di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Gadis kelahiran 12 April 2008 yang akrab dipanggil Sarah adalah salah satu siswi di SMPN 1 PINGGIR, Kabupaten Bengkalis, Riau. Hobi menulis yang dimiliki Sarah membuatnya ingin menjadi seorang penulis handal. Dengan semangat dan prinsip ‘Tak Mengapa Jika Lelah, Asalkan Tidak Menyerah’ selalu mendorong tekad Sarah untuk menggapai impiannya. Dengan no WA aktif 082171989986 dan email [email protected].