Salva Eka Ramadhani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 2 : Tetap Berjalan dengan Baik

Hari Kamis pukul 06.00 pagi, Resha memasukkan pakaian olahraga kedalam tas nya, ia memakai tas dan menuju dapur untuk sarapan bersama ibu dan adiknya. Aroma harum tercium dari arah dapur, di dapur Resha disambut oleh senyuman manis dari ibu.

"Aku berangkat ya, bu" ujar Resha sambil menyalami ibunya. Perjalanan Resha menuju ke sekolah tidak terlalu jauh. Perjalanan itu menjadi tidak terasa dikarenakan selama perjalanan Resha mengobrol dengan Friska yang rumahnya searah dengan perjalanan Resha menuju sekolah, begitupun dengan Farhan, teman Resha. Diperjalanan tiba-tiba Farhan mengucapkan sesuatu yang membuat Friska sangat panik "Kalian sudah mengerjakan pr dari bu Sri? Aduhh soal yang dia kasih susah deh, aku sampe pusing kerjainnya" setelah Farhan mengucapkan kalimat-kalimat itu, Friska mendadak berhenti berjalan dan menundukkan kepalanya "Loh? Kenapa Fris? Kamu belom kerjain yah?? Aduh ketebak deh dari raut wajah panik mu itu loh, nanti enaknya aku aduin ke bu Sri atau enggak yah?" ledek Farhan sambil tertawa. Friska terlihat mengangkat wajahnya dan menatap lekat Farhan, Farhan yang mengerti maksud dari ekspresi itu segera lari sekencang-kencangnya, benar saja Friska langsung mengejar Farhan seolah-olah ingin menerkam laki-laki itu "Sini kau Farhan!!! Siapa bilang aku panik, aku tinggal menyontek ke Resha saja. Iya kan, Resha??!!" kata Friska yang masih mengejar Farhan. Resha yang melihat dua sejoli itu, ia tertawa terbahak-bahak "Rasain, tuh Fris!! Balasan buat orang iseng kaya kamu tuh, HAHAHHAAHHAH." Perjalanan menuju sekolah hari itu, Resha dibuat terhibur oleh Friska dan Farhan yang berselisih akibat pembicaraan mengenai pekerjaan rumah dari bu Sri. 'hufft untung saja aku udah kerjain, hehehhh' batin Resha.

Kringgg..kringggg.. Bel pelajaran terakhir berbunyi. Suasana kelas Resha tenang, semua murid sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mapel saat itu, bu Sri. "heeuuhhh, aku ngantuk banget nih! Bel pulangnya masih setengah jam lagi. Untung aja pr dari bu Sri aku kerjain secepat kilat tadi, hehe terima kasih, Resha!" kata Friska dengan nada kantuk nya "eits, jangan seneng dulu. Pulang sekolah kan kita ada jadwal ekskul bulu tangkis, kegiatan ekskul minggu ini kita latihan bareng SMP Setia Mulia, loh" bisik Resha pelan, ia takut ditegur oleh bu Sri yang saat itu sedang duduk di meja guru sambil merekap absen, "Ah iya!!! Untung saja aku membawa baju olahraga nya. Kalau lupa, aku tinggal izin sih, heheheh" kata Friska ikutan berbisik.

Sepulang sekolah, Resha, Friska, dan Dhea segera mengganti baju memakai seragam olahraga untuk mengikuti ekskul bulu tangkis. Dhea dan merupakan teman Resha dan Friska yang berada pada ekskul yang sama. Setelah mengganti baju, terdengar teriakan pelatih ekskul mereka, yang menyuruh untuk berbaris dilapangan. Resha, Friska, dan Dhea bergegas menuju lapangan dan berbaris untuk diberi arahan. "Baik, arahan yang diberikan sudah selesai. Ingat, kali ini kita akan berlatih disekolah lain, oleh karena itu jaga sikap dan tetap jaga kebersihan!" Ucap pelatih dengan tegas, "Siap, kak!" sahut serentak peserta ekskul bulu tangkis.

Mereka menuju SMP Setia Mulia dengan menaiki bus milik sekolah. Di bus, Resha duduk bersebelahan dengan Dhea, sementara itu Friska duduk bersebelahan dengan Farhan dikarenakan bis sudah penuh. Resha dan Dhea diam-diam tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Friska yang sepertinya sangat kesal karena harus dipertemukan lagi dengan Farhan. Farhan, orang yang berangkat ke sekolah bersama Resha dan Friska tadi pagi. Farhan juga merupakan teman satu kelas dan satu ekskul Friska dan Resha.

Sesampainya ditujuan dengan selamat, Resha dan kawan-kawan turun dari bus, terlihat Friska yang masih sama dengan tampang kesalnya, "udah dong, Fris!! Kan aku udah minta maaf" ucap Farhan memohon, "iya udah dimaafin, tapi masih kesel!!" lanjut Friska, Resha dan Dhea tertawa melihat kelakuan mereka berdua "ayo jalan, yang lain udah pada masuk tuh. Kelahi nya dilanjut nanti aja yah, hahahahahah" ajak Resha.

Mata Resha berbinar melihat gedung sekolah didepannya yang tampak lebih besar dan lebih mewah, begitupun dengan Friska. "Fris, aku pernah cerita ke kamu kan kalau aku punya sahabat SD yang saat ini sekolah di SMP ini. Tapi, dulu hubunganku dengan dia bisa dibilang sedang tidak baik" ucap Resha, raut wajahnya kini menjadi cemberut. Friska yang melihat sahabatnya seperti itu, berusaha menenangkannya "iya aku ingat, Tiara, kan? Ini kesempatan kamu loh, Res. Nanti sepulang ekskul kamu bisa ngobrol baik-baik dulu sama dia" ujar Friska sambil menepuk-nepuk punggung Resha "ya, semoga saja Tiara masih berada di sekolah saat kita pulang nanti" jawab Resha.

Tiara adalah sahabat Resha saat sekolah dasar. Kedekatannya dimulai saat kelas 3. Resha, Galen, Tiara, Moni, mereka bersahabat ketika sekolah dasar. Namun, sesuatu yang tidak diinginkan Resha terjadi. Saat kelas 4, persahabatan mereka pecah. Resha bersama dengan Galen, Tiara bersama dengan Moni.

Menduduki bangku kelas 4 SD, Resha dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang baik. Sepulang sekolah, mereka berempat sering bermain bersama di rumah Tiara, karena letak rumah Tiara tidak jauh dari sekolahnya saat itu. Kejadian yang paling Resha ingat adalah saat merayakan ulang tahun Tiara. Ibu Resha yang sudah mengenal sahabat-sahabat Resha, membuatkan kue untuk salah satu sahabat Resha yang sedang berulang tahun saat itu, Tiara. Sepulang sekolah, Resha mengajak 3 sahabatnya untuk mampir kerumahnya. Sesampainya disana, Tiara terkejut bahwa ternyata ibunya Resha sudah membuatkan kue coklat dengan cream dan cerry diatasnya. Tiara sangat berterimakasih kepada ibunya Resha "Ibu Resha, terima kasih banyak sudah repot-repot membuatkan ku kue yang lezat ini" kata Tiara, senyuman yang lebar terukir diwajah manisnya itu. "Tidak apa-apa, lagipula ibu memang suka membuat kue. Jadi kalian hanya perlu memberi tahu kapan ulang tahun kalian, dan ibu siap untuk membuatkan kue nya" ujar ibu Resha, Galen langsung menyebutkan tanggal ulang tahunnya saat itu, dan suasana menjadi sangat menyenangkan. Menurut Resha, Tiara adalah sahabat perempuan pertama yang ia miliki, karena Resha lebih dulu mengenal dan dekat dengan Tiara dibanding Moni. Tetapi persahabatan mereka tidak mengenal siapa yang dekat duluan, atau siapa yang mengenal duluan, mereka semua tetap menjalani hari-harinya dengan saling melengkapi satu sama lain.

Beberapa hari kemudian, setelah peristiwa berkesan itu. Saat memasuki kelas, Resha dan Galen melihat Moni yang sedang duduk dibangkunya sambil membaca buku. Mereka berdua menghampiri Moni yang sedang fokus berkutik dengan bukunya itu. Pagi itu, Resha merasa ada sesuatu yang berbeda dengan Tiara dan Moni, saat Resha dan Galen mengajakak mereka bicara, mereka selalu saja menjawabnya dengan kata-kata singkat. Sepulang sekolah, Resha masih belum bisa tenang, ia harus mengetahui alasan dua sahabatnya itu menjadi cuek dan tidak mau didekati. Resha dan Galen menghampiri Tiara dan Moni yang sedang berjalan pulang, "Tir, Mon, tunggu kita dong" ucap Resha ngos-ngosan lalu menepuk bahu Moni. Resha sudah tidak tahan dengan situasi nya, ia selalu saja diabaikan "kalau aku memang punya salah, beri tahu aku dongg!!! Jangan diam-diam begini, bukan hanya aku, Galen juga kalian abaikan" kata Resha dengan amarahnya. Betapa terkejutnya Resha melihat Tiara mengeluarkan air mata "kalian kesal? Aku dan Moni juga kesal!! Kalian sama saja, selalu mementingkan persahabatan kalian berdua. Galen, kamu juga mengapa selalu mendahulukan Resha? Mentang-mentang kalian sudah dekat sejak kecil" ucap Tiara dengan air mata yang berlinang dipipinya, "Kalian sering bermain berdua tanpa mengajak, dan memperdulikan kami. Bahkan satu hari sebelum ulang tahun Tiara kalian sudah merencanakannya, kan? Bahwa kalian akan memberikan kejutan saat ulang tahun Tiara" kata Moni sambil mengusap-usap punggung Tiara. "Tidak! Itu salah paham, surprise untuk Tiara yang direncanakan oleh Ibu dan aku, sangat mendadak. Siang itu aku berencana membeli bahan-bahan untuk membuat kue di supermarket. Disana, aku bertemu Galen, ia-" Resha yang belum menyelesaikan ucapannya langsung dipotong oleh Moni, "Tetap saja, kalian egois!!" ucap Moni kembali berjalan bersama Tiara membelakangi Resha dan Galen. Galen saat itu menenangkan Resha, ia mengatakan "Resha, maafkan aku. Aku memang lebih sering mengajakmu bermain, sehingga menyebabkan banyak kesalahpahaman. ayo pulang, Resha. Aku juga sedih, dan berharap besok mereka akan kembali seperti biasa" ujar Galen, yang diikuti ucapan maaf dari Resha pula.

Sejak saat itu, empat orang sahabat yang selalu bersama, sudah tidak ada lagi. Galen yang pergi di kelas 5 meninggalkan Resha, membuat Resha benar-benar kesepian. Tiara dan Moni masih belum bisa memaafkan Resha, mereka berfikir Galen hanya pindah sekolah, tetapi sebenarnya ia masih suka bermain dengan Resha karena rumahnya Galen masih berada di tempat yang sama. Padahal kenyataannya, tidak seperti itu.

Di SMP ini, Resha sangat bersyukur memiliki sahabat sebaik Friska. Ia selalu menceritakan kelu kesahnya kepada Friska.

Latihan buli tangkis berlangsung 2 jam di SMP Setia Mulia, dengan tambahan waktu terakhir 30 menit untuk beristirahat. Resha mengenakan tasnya, mencari sahabatnya yang bernama Tiara disekolah itu. Untungnya, Resha mendapat info dari teman Tiara, bahwa Tiara sedang mengikuti ekskul volly hari itu juga, itulah gunanya bertanya. Resha menyuruh Friska untuk menunggu di bus, Friska mengiyakan dan memberi semangat kepada Resha.

Terlihat anak-anak yang keluar dari lapangan dengan membawa bola volly, sepertinya ekskul volly juga sudah selesai. Resha mencari-cari Tiara, dan ketemu. "Tiara, aku disini, Resha!!" teriak Resha yang terlihat sangat bergairah menemui sahabat lamanya. Tiara yang sangat terkejut melihat Resha, ia segera menghampiri Resha "hai, Resha!! Kamu mengikuti pelatihan bulu tangkis? wow, kamu semakin imut saja" sapa Tiara. Resha sudah tidak bisa menahan rasa rindunya itu, ia langsung memeluk Tiara sekejap, wajahnya terlihat gugup. "Tiara, maafkan aku-" belum selesai Resha berbicara, Tiara memotongnya "aku juga minta maaf Resha. Sungguh, maafkan aku! Aku terlalu takut untuk menemuimu, aku pikir kamu sudah sangat membenciku. Dulu itu, sangat dramatis ya, hahahahahahahahahh!" ucapan Tiara membuat Resha diam tak berkutik "semua itu diawali dengan Moni yang mempunyai rasa terhadap Galen, ia cemburu melihat kedekatan kalian berdua. Aku dihasut olehnya untuk membencimu, maafkan aku, Resha. Meski begitu, aku yakin Moni juga sudah menyesali perbuatannya, aku belum lama ini bertemu dengannya, katanya ia sangat ingin bertemu denganmu" lanjut Tiara. Resha diam seribu bahasa, dalam hatinya ia bergumam, 'jadi, itu yah penyebabnya'. Resha melanjutkan ucapannya yang disela oleh Tiara "tidakkah kamu merindukan masa-masa itu? Tidak apa Tiara, aku tidak pernah membenci kalian" ucap Resha. Tiara meneteskan air matanya "pasti kamu sangat kesepian, kan? Galen yang tiba-tiba pergi tanpa memberikan kabar, membuatmu kesepian, tetapi saat itu sahabatmu ini malah mengabaikanmu" kata Tiara sambil menangis kecil, "tenang saja Tiara, aku yakin Galen akan kembali, ntah itu kapan kita tunggu saja. Ketika itu tiba, mari kita rayakan! Aku, kamu, Moni, dan Galen harus bertemu!" ucap Resha sembari merangkul Tiara.

Pertemuan singkat itu, sudah sangat mengobati rasa rindu Resha. Resha kembali ke bus, disambut oleh Friska yang sudah menunjukkan ekspresi ingin tahu nya, ia ingin tahu bagaimana perbincangan sepasang sahabat yang sangat dramatis itu. Resha meledeknya bahwa tidak ingin memberi tahu, tetapi Friska memohon-mohon yang pada akhirnya membuat Resha menceritakannya.

Sore itu sangatlah indah bagi Resha, satu kepingan puzzle yang hilang, kini sudah ditemukan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post