Hanya sebatas teman h-22
Siang hari itu tepatnya pukul 01.15 WIB, aku menjalani aktifitasku seperti biasa, yaitu sekolah. Aku berangkat sekolah bersama sahabatku Sebut saja namanya Tina, aku dan sahabatku itu selalu pergi ke sekolah bersama-bersama. “ya elah, masih jam segini nih, para murid di kelas pasti belum pulang” ujar Tina kepadaku. “Ehm, sepertinya kamu betul, gimana kalo kita nunggu jam pulang di pos satpam saja” jawabku. " Ide yang bagus”, sahut Tina kembali.
Kemudian kami berdua berjalan menuju pos satpam,Ya karena jadwal sekolahku selalu masuk sesi siang, dan sekolahku menampung kapasitas murid yang cukup banyak, namanya saja Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) alhasil kegiatan pembelajaran juga harus dibagi dalam 2 sesi, yaitu pagi dan siang, ketika menunggu jam siang kami berdua selalu menunggu di pos satpam ketika bel pulang belum berbunyi. Bel pulang itu sebagai tanda bahwa berakhirnya jam pagi dan dimulainya jam siang. Ya begitulah kegiatanku sehari-hari.
Kami berdua pun asyik mengobrol dan bercanda tawa di pos satpam tersebut, Kami juga saling berbagi pengalaman lucu yang pernah kami alami . Alhasil gelak tawa pun tercipta di antara kami. Dan Menjelang bel pulang kira-kira jam 01.35, ada segerombolan murid laki-laki yang masuk gerbang sekolah dengan seorang temannya. Dan yang menyita perhatianku adalah DIA. Ya dia yang mampu menyita perhatianku, dia yang berjalan dengan tongkat di tangan kanannya, aku lihat tongkat itu mampu membantu nya dalam berjalan.
Sejenak ku mulai memperhatikannya, Dia tetap tidak menyadarinya, ahh biarlah, ujarku. Jika dilihat dari seragam prakteknya yang menunjukkan kalau dia tidak sejurusan denganku. Aku sempat terkagum kagum melihat nya, melihat semangat nya yang begitu tinggi untuk belajar, walaupun dalam keadaan sakit. Dan aku cukup mengerti tentang keadaanya yang sakit dari cara berjalanya yang menahan sakit di kakinya.
Tak lama setelah dia lewat bel masuk pun berbunyi. Dan aku masih tetap stay pada posisi pertamaku saat aku melihatnya. Sampai sampai aku tidak menghiraukan Tina yang sedang berbicara padaku. “hey. ayo kita harus segera ke kelas jam sudah menunjukkan pukul 13.50, dan 10 menit lagi kita memulai pelajaran”. Aku masih diam dan tak berkutik, dan belum merespon ucapan Tina. Entah mengapa perasanku sejenak berubah 100 persen dan… “doooorrr!!!” Tina kembali menyadarkanku dari lamunanku. Serentak aku langsung terbangun dari lamunanku. Dan langsung menyusul Tina yang mulai berjalan duluan.
Aku pun berjalan di samping Tina sambil tertawa tawa sendiri. Tina yang sedari tadi melihat tingkah laku ku nampak kebingungan. “Apa yang terjadi denganmu kamu sangat kelihatan aneh semenjak pulang dari pos satpam tadi?”, tanya Tina yang tampak agak Bingung dengan sikapku, Dan aku hanya menjawab pertanyaan Tina itu dengan senyuman manis. “Dasar orang aneh”, celetuk Tina.
Jujur aku hanya bisa berbicara dalam hatiku saja, dengan rasa ingin tau ku yang memuncak, aku pun mulai bertanya tanya tentang siapa dia, kelas berapa, jurusan apa, dan apa penyebab dia memakai tongkat, semua pertanyaan itu terkumpul di dalam otak ku. Seakan akan memenuhi sebagian memory otakku. Dan sepertinya pertanyaan itu ingin mengetahui jawabannya secara langsung. Aku sempat bingung dengan perasaanku sendiri. Entah apa yang terjadi aku sendiri pun tidak tau.
Rasa yang tiba tiba muncul tanpa izin ini membuatku sedikit kebingungan. Rasa yang sekian lama tidak pernah muncul kini mulai muncul kembali, dan aku rasa dia adalah seorang yang mampu membuka kunci hatiku yang sekian lama terkunci. Aku terus memikirkanya, bahkan jadi semakin sering, dan kita pun sering bertemu di rumah allah yang suci itu (masjid), hal itu membuat ku semakin mengaguminya. Dan sekali lagi aku terus mencari tau tentang siapa dia lewat teman teman ku. Perasaan yang menurutku sangat aneh. Satu kali bertemu dia masih belum merasa kalau aku perhatikan, dua kali bertemu dia masih cuek dan sampai pada ketiga kali untuk bertemu dia mulai senyum padaku. Dan rasanya itu sangat sangat menyenangkan. Sampai pada akhirnya kita berkenalan lewat teman kita masing masing. Dan akhirnya bisa komunikasi sampai sekarang.
Bagiku Dia adalah orang yang mampu membuka hatiku kembali dan mampu memberikan kesempatan untuk ku agar ku bisa merasakan indahnya cinta. Dan pada akhirnya kami berkenalan secara lebih lanjut, tapi masih dalam lingkup islam ( tidak pacaran). Kami hanya berteman akan tetapi menyayangi lebih dari teman.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar