Sabrina Lalita Hassya

hai! ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hujan temani aku
Sc: Pinterest

Hujan temani aku

Pada siang hari itu, cakrawala terlihat sangat menakjubkan cerah seakan akan ingin memperlihatkan kebahagiaannya. Saat bel istirahat berbunyi, terlihat di mataku ada seorang lelaki yang selalu sukses membuatku jatuh cinta saat menatapnya, yang sedang keluar dari dalam kelas. Setiap hari aku berusaha untuk mendekati Kak Jauzan, ya namanya adalah Jauzan dan fyi dia adalah kakak kelasku, aku sering memanggil nya dengan sebutan kak Jau. Tapi dia sangat susah untuk diajak komunikasi, cuek sekali huh. Aku bertekad mencoba untuk mendekatinya lagi, lalu aku pun mendekat kepadanya lalu menyapa Kak Jauzan dengan riang.

“ HAII KAK!!” ucapku dengan berteriak

“ Iya, hai” responnya

“ Mau ke kantin ya kak?” tanyaku pada kak Jau

“ Iya, mau bareng?”

“AAAAAA KAK JAU NGAJAK AKU KE KANTIN!!!” batinku berteriak

“ Boleh kak?” tanyaku lagi

“ Boleh dong, kan gua yang ngajak”

Ini adalah pertama kalinya dia mengajakku ke kantin, aku sangat senang sekali dan yang jelas aku menerima ajakannya untuk pergi ke kantin bersama. Setelah berjalan menyusuri lorong, akhirnya kita sampai di kantin.

“ Mau makan apa, ai? ” tanyanya kepadaku, ya.. namaku Ais

“ Apa aja deh kak ” jawabku

“ Bakso mau? ” tanyanya lagi

“ Boleh deh boleh ” jawabku merespon tawarannya

“ Yaudah gua pesenin dulu ya ” sambil beranjak pergi meninggalkan kursi menuju ke warung nya

Beberapa menit kemudian kita sudah menghabiskan bakso nya dan membayar nya, pas dengan bel masuk berbunyi, tak lupa aku berterimakasih kepada kak Jau untuk ajakannya dan bakso nya. Kita pun berpisah untuk masuk ke kelas masing-masing. Kemudian kita melanjutkan pelajaran hingga waktunya pulang.

KRIIING

Suara bel pulang berbunyi, semua siswa di sekolah pun berjalan meninggalkan kelas untuk pulang, termasuk aku.

Sesampainya aku di rumah, terdengar suara notifikasi handphone ku yang terlihat ada pesan dari nama kontak berisi bestiiw sayank.

“ Ciee cieee siapa yang habis diajak makan sama crush nya, sampe lupa sama sahabat sendiri “ pesan darinya

“ AAAAAA aku diajak makan woiii!! “ balasku

“ Iya deh, congrast udah diajak makan sama crush “ jawabnya

“ Sumpah dah kesambet apaan tuh kak Jau mau ngajak aku makan bareng “

“ Gak tau deh, kamu seneng kan tapi? “

“ YA JELAS LAH “

Setelah lama bercerita, aku pun memutuskan untuk melakukan kegiatan yang lain dan tidur.

Sejak kejadian makan bersama di kantin, hubungan ku dan Kak Jau pun semakin dekat. Kita sering menghabiskan waktu bersama, pergi kemana mana selalu bersama. Dia yang selalu menemaniku ketika aku merasa bosan, sedih, juga senang, sampai akhirnya pada suatu hari ada peristiwa yang sangat menusuk hatiku.

Pada hari itu...

Aku berjalan melewati koridor untuk kembali ke kelas, saat aku melewati kelas kak Jau, terdengar suara teriakan siswa siswi didalam sana.

“UHUUYYY”

“CIEE CIEEEE”

Karena aku penasaran, aku pun mengintip lewat jendela kelasnya, yang ternyata...

Dia sedang menyatakan perasaan nya kepada perempuan lain, aku pikir selama ini dia membalas perasaanku, dengan semua harapan yang dia berikan kepadaku, menemaniku menghabiskan waktu selama ini bersamanya, dengan semua perkataannya yang menenangkan aku disaat aku lemah, kenyataannya tidak. Dia hanya menganggap ku sebagai adik kelasnya saja.

Dia memilih untuk meninggalkanku bersama perempuan tersebut. Aku pun pergi meninggalkan kelasnya dengan hatiku yang serasa sudah sangat hancur.

Malam hari itu, setelah aku kembali ke rumah dengan perasaan yang tersakiti, aku menangis sejadi-jadinya

aku berpikir...

“ Siapa yang akan menemaniku disini? “

“ Siapa yang akan aku hubungi disaat aku lemah nanti? “

“ Siapa yang akan memberikan kata kata penenang lagi?”

“ Siapa yang akan mengajakku keluar jika kondisi rumah berantakan?”

“ Siapa yang akan aku ajak pergi ke taman saat aku bahagia?“

“ Siapa?”

“ Cuma kak Jau yang bisa.”

Secepat itu ya kita berpisah? Aku pun tersenyum kecut

Cakrawala terlihat gelap gulita, terdapat bulan di antara gelapnya langit, ibarat nya bulan adalah Dia dengan langit sebagai harapan yang dia berikan. Tetapi, sekarang awan telah menutupi bulannya. Sekarang aku merindukannya seperti matahari yang rindu pada bulan seolah takkan ada gerhana yang terjadi. Perlahan lahan setetes air yang jatuh dari langit membentuk hujan yang deras, suara air yang jatuh ke permukaan bumi sangatlah berisik. Dengan aku yang sedang duduk di balkon, mengingat kejadian tadi.

Tertipu tutur dan caramu

Seolah cintaiku

Puas kau curangi aku?

Bagaimana dengan aku terlanjur mencintaimu?

Yang datang beri harapan, lalu pergi dan menghilang

Tak terpikirkan olehmu, hatiku hancur kar’namu

Tanda sedikit alasan, pergi tanpa berpamitan

Terputar part tersebut dari handphone ku, lagu yang berjudul Sial karya Mahalini Raharja.

Semakin kencang tangisku saat mendengar lagu tersebut, sekarang dia menjauh dariku, meninggalkan diriku yang sedang terjebak dalam cinta yang sebenarnya tidak dia berikan padaku, aku saja yang terlalu berharap. Mungkin sekarang hujan tau apa yang sedang aku rasakan, dia turun dan ingin menemani aku yang menangis.

Tak hentinya aku menangis bersama hujan yang turun membasahi bumi sedari tadi.

Dan sepertinya, aku selamanya akan terjebak di dalam cinta yang semu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post