Sabrina Elysia Maharani

Hai! Bagaikan seorang putri dari syurga memegang mawar putih. Namaku Sabrina!...

Selengkapnya
Navigasi Web
RESENSI BUKU HUJAN

RESENSI BUKU HUJAN

A. IDENTITAS BUKU:

Judul buku: Hujan

Pengarang: Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tanggal Terbit: Januari 2016

ISBN: 9786020324784

Tebal halaman: 320 Halaman

B. SINOPSIS BUKU:

Buku novel yang berjudul Hujan karya Tere Liye ini menceritakan perjuangan cinta sekaligus kehidupan seorang perempuan bernama Laili. Dia baru berusia 13 tahun. Di hari pertamanya sekolah, terjadi letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Dalam bencana alam tersebut Laili kehilangan ibunya yang paling ia cintai. Untungnya Laili di selamatkan oleh lelaki berusia 15 tahun yang bernama Esok. Laili larut dalam kesedihan. Remaja itu belum bisa menerima keadaan bahwa dia kehilangan ibunya dalam sekejap. Tak tega melihat Laili bersedih Esok pun menenangkan diri Laili dan mengajaknya ke suatu tempat. Ternyata tempat itu adalah toko kue milik ibu esok.

Keadaan ibu esok sangat mengenaskan, dia terhimpit rak rak kue, untungnya rak tersebut dapat dipindahkan oleh Esok dan Laili. Mereka segera memberhentikan ambulance agar dapat memberikan pertolongan kepada ibu Esok. Ibu esok selamat, namun kedua kakinya harus diamputasi. Setelah keadaan ibu Esok membaik, mereka tinggal sementara di pengungsian. Dalam pengungsian, dia mendapat kabar bahwa ayah dari Laili sudah tiada. Hancur sudah harapan satu satunya yang dia punya.

Satu tahun berlalu, pemerintah menutup pengungsian. Laili dan esok pun berpisah. Laili hidup di panti asuhan, sedangkan Esok dan ibunya tinggal di orang tua angkat Esok yang tak lain adalah walikota dikota Laili. Laili satu kamar dengan seorang gadis seumuran dengannya yang bernama Maryam. Kehidupan Laili pun membaik hingga akhirnya Esok, sahabat tak terpisahkannya Laili akan melanjutkan pendidikannya ke ibu kota. Itu kabar yang baik, tentu saja. Namun tentu saja Laili merasa sedih karena pasti Laili akan jarang bertemu dengan Esok.

Laili dan Maryam mulai menyibukkan hari harinya dengan bergabung ke organisasi Relawan. Mereka mengukir prestasi bersama. Kala itu mereka ditempatkan pada dua sektor kembar yang berada di hulu dan hilir. Saat itu tembok bendungan retak dan dikhawatirkan apabila jebol akan menghancurkan dua kota tersebut. Lail dan Maryam mendapatkan sebuah penghargaan berkat jasa menyelamatkan kota.

Singkat cerita Esok terlibat projek kapal luar angkasa yang membawa penduduk bumi untuk menghindar dari bencana yang akan terjadi di bumi. Namun tidak semua bisa pergi, Esok sudah menyiapkan dua tiket. Namun ayahnya meminta Esok untuk memberikan tiket yang satunya untuk Claudia, saudara perempuannya. Sehari sebelum pengumuman dari pemerintah Lail menunggu kabar dari Esok, berharap tiket tersebut diberikan kepadanya. Namun Esok tak dapat dihubungi, Lail pun memutuskan pergi ke ruangan modifikasi ingatan untuk melupakan pikirannya tentang Esok. Pada saat yang bersamaan Esok terkejut ketika mendengar kabar dari Maryam bahwa Laili ingin menghapus ingatan ingatan tentang esok, Esok pun segera pergi menuju ke ruangan modifikasi ingatan. Diruangan tersebut sudah ada maryam yang cemas dengan keadaan Laili, Esok dan Maryam tidak diperbolehkan masuk ke ruangan inti dan hanya bisa menunggu Laili keluar. Syukurnya Laili mengurungkan niatnya untuk melupakan kenangan kenangan bersama Esok. Pada hari pengumuman dari pemerintah bahwa pesawat ruang angkasa akan segera diberangkatkan, Lail tetap berada di bumi bersama Esok. Sebulan setelah itu mereka menikah dan hidup dengan bahagia.

C. AMANAT DARI CERITA TERSEBUT

Amanat yang dapat diambil dari cerita ini adalah persahabatan yang sesunguhnya adalah persahabatan yang saling menyemangati dan saling menguatkan satu sama lain, selalu ada dalam suka maupun duka. Tak hanya menceritakan tentang percintaan, namun juga mengisahkan cinta antara seorang anak dengan keluarganya. Begitu pula mengisahkan tentang pertemanan. Moral yang tersampaikan dalam novel ini mengajarkan kita untuk hidup bahagia dengan belajar mengikhlaskan.

"Bukan melupakan yang jadi masalahnya, tapi menerima. Barang siapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan." – Tere Liye (Novel Hujan)

Sekian Resensi saya, mohon maaf bila ada kesalahan karena itu tidak disengaja. Terima kasih telah membaca :)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post