Suatu hari ada seorang laki-laki bernama pak Megi. Pak Megi menernak sapi untuk diperas susunya lalu dijual ke pasar, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Suatu saat pak Megi pergi ke pasar untuk menjual susu sapinya. Saat itu dagangan pak Megi sangat laku. Sehingga Pak Megi mendapatkan uang banyak. 

Beberapa bulan kemudian pak Megi merasa jika dagangannya terus-menerus menggunakan susu sapi asli maka ia akan mendapatkan untung sedikit. Dan pak Megi berpikir jika susu sapinya dicampur air maka akan menjadi banyak dan ia juga mendapatkan untung yang lumayan. Akhirnya keesokan harinya pak Megi memeras susu sapinya dan mencapur dengan air tentu saja hasilnya menjadi 2× lipat botol dari jumlah botol yang biasa ia jual. Lalu pak Megi pergi ke pasar dan menjual susunya. Dagangan pak Megi sangat laku bahkan hampir habis, hari sudah mulai sore pak Megi memutuskan untuk pulang dan dirumah pak Megi menghitung penghasilan hari itu. Pak Megi melakukan pencampuran susu sapi dengan air tidak bertahan lama.

Beberapa minggu ada salah satu pelanggan yang komplain ke rumah pak Megi, tetapi pak Megi tidak peduli. Pak Megi pun pergi ke pasar dan menjual susu sapinya, tiba-tiba banyak pelanggan yang komplain tentang susuperas yang dijual pak Megi. Akhirnya pak Megi jujur dan beberapa hari susu jualnya tidak laku seperti sebelumnya karena pelanggan sudah kapok dengan perbuatan pak Megi. Pak Megi pun memutuskan untuk meminta maaf kepada pelanggannya atas perbuatan yang ia buat dan ia janji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi.

Setelah pak Megi meminta maaf, pak Megi kembali jualan seperti biasanya. Pak Megi kembali jualan susu sapi asli dan akhirnya kembali laris, pelanggan pak Megi juga semakin banyak. Bahkan pak Megi menerima pesanan banyak dari beberapa pelanggan.