Rindiani karamoy

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Temanku hanyalah khayalan

Temanku hanyalah khayalan

Bab 1. Berdebat dengan bibik

Di pagi yang cerah matahari mulai terbit dengan terangnya, di jendela kamarku. Aku bisa merasakan hangatnya matahari di balik selimutku, dan di saat itu jam alarm ku mulai berbunyi bunyi yang menyeruap di telinga ku menunjukkan pukul 7:30. "Trek trek trek" perlahan mataku terbuka dan cahayanya mulai memasuki mataku. Tanganku segera mematikan bunyi alarm jam ku, dan aku segera turun dari tempat tidurku "hmmm gk terasa hari sudah berganti, sekarang waktunya masuk sekolah lagi" kataku dengan wajah cemberut. Sembari menggapai handukku yang di gantung dan aku bergegas ke kamar mandi. Menit telah berganti, aku sudah memakai seragam ku dengan lengkap, lalu aku turun ke bawah menuju meja makan. Satu persatu anak tangga mulai aku turuni dengan cepat, dan aku segera berlari ke meja makan sembari menarik bangku dan mendudukinya. Aku langsung mengambil secentong nasi goreng, lalu meletakkannya di piring. Seketika aku mendengar suara bibik sedang memanggil ku. "Non, non aghna bangun non, nanti non terlambat lagi" ucap bibik, sambil mengetuk pintu kamar ku. "Hihihi" ketawa kecil, karena melihat kelakuan bibik. Aku tinggal di rumah yang besar, bertingkat 2. Tapi sayangnya yang tinggal di dalam rumahku cuma 3 orang. Seharusnya papa dan mama ku juga tinggal di sini, tapi karena mereka berdua kerja, mereka tidak bisa tinggal di sini. "Bik, aghna di sini, aghna udah bangun dari tadi"ucapku kepada bibik, sambil memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutku. "Haa, bibik gak salah dengar, Kamu udah bangun non" gk percaya dengan perkataan ku. "Iyaa, dari tadi aghna udah bangun bik" kesal dengan perkataan bibik. Bibik segera menuruni anak tangga dengan cepat. Lalu berjalan ke meja makan. Bibik menarik kursi lalu mendudukinya sambil berkata "loh, non kok tumben bangun cepat, biasanya tunggu bibik yang bangunin baru bangun" sambil mengunyah nasi goreng. "ya, karena mungkin udah gak sabar masuk sekolah lagi bik" kataku sambil meneguk segelas susu putih, lalu merenggut. "Loh kok begitu mukanya, kenapa ada masalah, sini cerita sama bibik" ucap bibik sambil menghentikan makannya. "gak ada masalah kok bik, cuma kangen aja sama papa dan mama, kok belum pulang dari Swiss, mereka kan udah janji, kalau selesai libur sekolah, mereka berdua akan pulang ke sini" kataku dengan nada agak kesal. "Hmmm mungkin orang tua non masih sibuk, makanya mereka belum bisa pulang sekarang". Kata bibik, sambil mengelus kepalaku, aku berdiri, dan melepaskan tangan bibik dari kepalaku. "Sesibuk apa mereka bik, sampai mengingkari janji mereka, mungkin pekerjaan lebih penting dari pada aku" ucapku kepada bibik yang hanya diam saja. Bibik menahan napas lalu membuang nya dengan perlahan lalu berkata "non kok berbicara begitu, orang tua non kan berkerja karena non, untuk non sekolah, makan, dan keperluan yang lain, jadi non gk sepantasnya berkata begitu "sambil mengusap rambut ku lagi. Aku membalikkan badanku ke belakang"bibik sama aja seperti papa dan mama, sama sama mementingkan perkejaan dari pada aku ". Kataku sambil menangis. Biasanya aku jarang menangis, ataupun seingat ku, aku sama sekali tidak pernah menangis, apalagi menangis kan hal sepele seperti ini. Entah kenapa aku bisa meneteskan air mata ku untuk hal sepele seperti ini. Tiba tiba pakcik datang dan berkata "non aghna kok malah di sini, ayo berangkat ke sekolah, udah jam berapa nih, nanti terlambat lagi" sambil memasukkan bekal ku ke dalam tas. Aku segera menghapus air mata ku, lalu beranjak pergi dari meja makan. Tampa berpamitan dengan bibik, aku segera masuk ke dalam mobil. "Aku benci dengan semua orang" kataku, di dalam hati. Sembari mengepal tanganku dengan amarah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post