Restu Solihah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
pantaskah kita bermimpi?
Kamu tidak akan bisa mengubah takdir kegagalan, tapi kamu bisa melihat peluang baru untuk sebuah kesuksesan.

pantaskah kita bermimpi?

Pantaskah kita bermimpi?

Kebanyakan kita menggandrungi cerita orang sukses yang dulunya miskin. Kita suka mendengar bagaimana titik terendah mereka, kadang kehabisan uang, tinggal di gubuk derita, dan ditinggalkan semua orang. Mendengar bagaimana mereka melakukan usahanya dengan gigih hingga membuahkan kesuksesan membuat kita terkagum " waaah" dan menyimpulkan bahwa siapapun bisa sukses. Siapapun berhak punya harapan hidup lebih baik, dan siapapun berhak menggantungkan mimpinya di atas kelambu lalu tidur di kasurnya yang telah usang.

Namun anehnya, ketika mendengar orang-orang terdekat memiliki mimpi untuk sukses, kita mengernyitkan dahi lalu tertawa di dalam hati,

"ah.. Kuliah di luar negri, mana mungkin, bahasa inggris mu apa selancar itu..",

" ah.. Beasiswa itu prestisius sekali, mana mungkin untuk kita yang hari ini belajar integral besok sudah lupa rumus limit, itu untuk orang yang jenius.."

" Apa mungkin bisa sukses dgn jualan online?"

Apakah benar kita merendahkan mimpi orang lain karena peluang suksesnya kecil? Atau sebenarnya karena kita takut, nasib mereka akan lebih beruntung ketimbang kita? Atau sebenarnya kita merasa iri, karena kita tidak bisa melakukan apa yang mereka lakukan? Kenapa kita bisa mempercayai ribuan kisah orang miskin tak punya rumah, dan banyak hutang berujung sukses, namun enggan mendukung orang orang terdekat kita mempercayai mimpinya, agar mereka lebih gigih menempuh usahanya?

Saat di posisi terendah, setiap orang menaruh harap untuk berada di situasi yang lebih baik, suatu hari nanti. Saat kita tidak mampu membantu apapun untuk membuat keadaan jauh lebih baik, maka kita punya kata yang tak terbatas pilihannya, pilihlah kata yang mampu membantu orang lain menjadi lebih baik dengan mempercayai mimpi mereka.

Sekarang bayangkan saja jika kita yang memiliki mimpi itu, senangkah kita mendapat tanggapan seperti itu? Tentu tidak, pertama karena mereka merendahkan kapabilitas kita. Mereka mungkin melupakan bagaimana cara merubah pecahan ke desimal, tetapi kita otomatis mengingat rumus pitagoras ketika melihat segitiga. Artinya, belum tentu kita tidak sekapabel yang mereka sangka. Kedua, mereka tidak menghargai usaha kita. Mereka mengukur kemampuan bahasa inggris kita dengan parameter bahasanya, padahal kita sudah les dan dapat nilai TOEFL nyaris sempurna. Atau kita sudah mendapat orderan tetap 200 paket sebulan, yang keuntungannya bisa membeli kerupuk satu ton. Ketiga, karena takdir itu setelah usaha. Bahwa orang lain tidak berhak menulis takdir kita, karena itu kuasa Tuhan. Jika kita sering berkata, tugas kita berdoa dan berusaha, hasilnya di tangan Allah. Lalu kenapa kita memutuskan takdir orang lain bahwa mereka akan gagal?

Ayo saling dukung dari sekarang, karena slogan negara kita "indonesia tangguh, indonesia tumbuh" bagaimana akan tumbuh jika kita tidak membiarkan mimpi mimpi anak negri tumbuh?

Profil penulis.

Saya Restu Solihah, gadis cilik yang lahir di Nambahdadi, 29 Juni 2006. Saat ini saya adalah seorang siswa di SMAN 1 TANDUN dan duduk di bangku kelas 11. bertempat tinggal di Tandun, Kec.Tandun, Kab.RokanHulu, Riau.

Anda bisa menghubungi saya melalui email [email protected] atau No WA 082268321529.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget Kak-!! Uwahh, kita sama ya, tinggal di Riau!

21 Jan
Balas

Wah terimakasih.. Dimana nih Riaunya? Salam seprov^^

21 Jan

Kota Pekanbaru, Rumbai. Salam se-provinsi juga Kak ^_^

21 Jan

MasyaAllah.. Kakak kandung saya juga tinggal di Rumbai.

25 Jan

Masyaallah... Keluarga ana juga ada yang tinggal di Rokan Hulu, tapi enggak tahu persis di bagian mana. Nama beliau Aki Epul, orang Sunda. Hihihi...

02 Feb



search

New Post