Resa Hidayahtri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Keluhku untuk Kamu Corona

Keluhku untuk Kamu Corona

Resa Hidayahtri

Hai, Corona! Tak terasa telah satu tahun kau di sini, apa kau tak merindukan untuk balik ke kampung halamanmu? Kurasa tidak, karena kau terlihat begitu betah di sini, bukan?

Apakah kau tahu? Karena hadirnya dirimu beribu orang meninggal, memisahkan sebuah pertemanan akrab, dan membuat kami menderita dengan hadirnya pembelajaran daring. Kami lelah, kami ingin seperti biasanya. Kami rindu, kami ingin bersua, berjumpa dan berpelukan. Melepaskan isakan yang segera hadir untuk kerinduan dalam pertemuan nan lama tak berjumpa.

Corona, kenapa kau begitu kejam? Kau hadir bukan untuk menyenangkan kami, namun kau hadir untuk menyusahkan kami. Karenamu, nilai kami berada di awang ketuntasan. Setiap saat kami ditagih dan ditagih oleh mereka, para guru. Kami ingin memenuhi tugas kami, namun kami terlanjur malas.

Di rumah, tak hanya tugas yang akan kami kerjakan. Orang tua kami juga telah menunggu, mereka mengharapkan kami untuk membantu pekerjaan rumah. Tugas, pekerjaan rumah, apa yang akan kami kerjakan? Mereka hadir di waktu pagi secara bersamaan. Kami pusing mendengarkan perkataan orang tua, kami lelah untuk terus ditagihi tugas.

Corona, pergilah! Agar kami bisa kembali bersekolah seperti biasanya. Bukan soal tugas saja yang kami harapkan, namun soal pertemanan yang telah lama memudar karena hadirmu. Hadirmu bagaikan sosok perusak dalam sebuah hubungan persahabatan. Kau memisahkan kami, kau berikan jarak di antara kami, bahkan kau hadir untuk memutuskan persahabatan kami.

Sebab apa? Tugas yang diberi, terkadang tak mampu kami selesaikan dalam waktu cepat, hingga membuat kami harus rela untuk mengabaikan setiap pesan darinya, sahabat kami. Mereka merasa kecewa dan sedih, dan begitu juga dengan diriku yang merasa takut, itu bercampur aduk dengan sedih dan kecewa.

Corona, coba kau jelaskan padaku, mengapa begitu sulit untukmu pergi? Apakah kami pernah berbuat salah padamu, hingga kau menghukum kami dalam rasa rindu ini? Andai kau tahu, tiap saat, bahkan tiap malam, tak ada yang mampu membuat garis lengkung ini hadir, selain hadirnya kisah di sekolah pada masa sebelum kau hadir. Ketika kumemejamkan mata, berusaha untuk tenggelam dalam alam mimpiku, namun hanya ada tawanyalah, sahabatku—yang tengah tersenyum ria bersamaku.

Ayolah, Corona! Pergilah! Izinkan kami untuk kembali mengukir masa indah itu di sekolah. Karena, hanya sekolahlah yang mampu membuat kami merasakan kerinduan begitu dalam. Kami ingin mengulang masa itu yang belum tergenapi, kami ingin kembali menikmati rasa persahabatan yang erat, dan kami juga ingin melepaskan kerinduan ini dalam sebuah pertemuan. Pergilah Corona, pergilah! Berikan kami kesempatan untuk saat ini, sebelum langkah terakhir kami berlalu dari sekolah penuh kenangan itu. Tak akan lama kami berada di sana, kami hanya ingin mengukir kisah terakhir kami. Kisah yang akan menjadi kenangan dalam kerinduan untuk esok harinya.

Corona, bukannya kuingin marah padamu, namun aku hanya ingin kau mengerti. Sampai kapan kau akan membuat kami seperti ini? Bertahan dalam kerinduan, berpisah tanpa ada kenangan, dan bahkan pergi tanpa ada pelukan. Jujur, aku sedih, bahkan sangat sedih dari apapun yang pernah membuat kuterluka sebelumnya. Kau memisahkan orang-orang yang tak bersalah dengan dirimu. Kau hadirkan gemaan tangis di bumi ini, hingga membuat dunia menjerit histeris agar kau pergi. Namun, mengapa kau tak kunjung pergi? Jelaskan Corona, jelaskan!

Biodata Penulis

Resa Hidayahtri, panggil saja Resa. Dia lahir di kota Bukittinggi pada 17 November 2005, namun dia dibesarkan di sebuah desa yang beralamatkan tempat tinggalnya saat ini, Talao-Pilubang, Kel. Biaro Gadang, Kec. Ampek Angkek, Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat. Gadis 15 tahun ini, kini tengah menempuh perjalanan hidupnya di bangku kelas 9 yang beralamatkan di sebuah SMP Negeri 4 Bukittinggi.

Hari-harinya, tangannya tak akan pernah mau untuk berhenti menulis sebuah untaian kata, walau sesibuk ataupun sesempit apapun waktunya. Menurutnya, tanpa menulis, maka hidupnya tak akan terasa berkesan sehari itu saja. Dia selalu berkhayal dan berkhayal, namun khayalannya tak akan menjadi sia-sia begitu saja, karena berkhayallah saat ini dia mampu mencapai titik seperti saat ini.

Untuk kalian yang ingin lebih tahu kisahnya, mari ikuti dia melalui akun Sasisabu.id, alamat e-mail, nomor WhatsAap, akun Instagram, akun Wattpad, akun Noveltoon, ataupun akun Twitter yang tertera!

Sasisabu.id : @Resa Hidayahtri

E-mail : [email protected]

WhatsAap : 0895602494364

Instagram : @rehi1711 / @rehi_story

Wattpad : @rehi_story

Noveltoon : @rehi_story

Twitter : @rehi1711

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus banget kk

10 Mar
Balas

Aku udh follow, kk follback yah

10 Mar

@Roqoyyah huwa ... makasih kak

10 Mar

Kk, aku masih kelas 5 sd. Kenapa kk pangil aku kk juga. Padahal kk jauh beda umurnya. Btw Masama.

11 Mar

Ooh ... masih SD ya Dek, Ya, gak pa-pa, berarti Kakak menghargai Adek sebagai penulis cilik. :) Semangat terus untuk berkaryanya ya, Dek

11 Mar



search

New Post