Reika ayu maharani nawa mahardika

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pandemi, Mimpi Burukku yang Tak Akan Terlupakan

Ini kisahku tentang pandemi. Ada kejadian yang tak akan pernah kulupakan semur hidupku. Tak semua anak bisa merasakan hal ini. Dan, entah mengapa aku juga bertanya dalam hati mengapa harus aku yang mengalaminya.

Aku sangat membenci rumah sakit. Tempat itu terasa dingin dan menyeramkan. Dan aku hanya bisa duduk di dalam mobil melihat ibuku turun. Ia melambaikan tangannya kepada kami. Aku bisa melihat raut wajahnya yang kelelahan, namun ia tetap tersenyum (aku yakin walau wajahnya tertutup masker saat itu) karena ibu selalu melambaikan tangannya dengan tersenyum pada kami. Malam harinya, ayah akan menjemputnya. Ibu akan bertukar tugas jaga malam dengan pamanku. Kami semua tidak boleh mendekatinya saat ia pulang. Ibu akan disemprot desinfektan sebelum akhirnya ia membasuh dirinya, dan kemudian kami semua akan berkumpul di ruang tamu.

“Keadaan oma makin lemah. Tadi bahkan sudah tak bisa berkomunikasi lagi,” bisik ibuku. Air matanya mengalir. Entah aku harus bersyukur atau bersedih dengan keadaan ini, aku masih bingung. Pandemi ini mengijinkan ibuku yang super sibuk jadi punya waktu untuk mengurus oma. Tapi pandemi ini juga memisahkanku dari oma yang mengasuhku sejak kecil. Seketika itu aku rindu oma. Rindu senyumnya, rindu suaranya, rindu pelukan hangatnya. Namun aku tak diijinkan untuk menjenguknya. Semua dikarenakan pandemi.

Rabu, 22 April 2020 adalah hari terburuk dalam hidupku. Ibuku menelpon dari rumah sakit dan mengabari bahwa oma sudah tiada. Mandi air hangat yang lama membantuku menenangkan diri. Beberapa hal terlintas dalam benakku: Bagaimana Tuhan bisa mengambil seorang yang sangat baik dan sabar seperti oma? Membayangkan hidupku tanpa oma membuatku sangat takut. Aku tak tahu harus berkata apa. Tiba-tiba aku seperti melihat oma bersayap, dan gambaran itu memberiku kekuatan – yang membuatku tersenyum hingga sekarang.

Tak terasa air mataku mengalir. Ya Tuhan, aku sangat rindu teman-temanku. Sudah berapa lama kami hanya berinteraksi lewat dunia maya. Jujur rasanya sangat sulit fokus untuk belajar dengan cara seperti ini. Dan tahun ini adalah tahun terakhir aku bersama, karena ini akan menjadi tahun kelulusanku. Sedih rasanya mengetahui bahwa aku tak akan bertemu mereka lagi hingga lulus. Bayangan sahabatku, Agnes melintas di pikiranku. Mungkinkah kami bisa bertemu lagi saat SMA nanti? Aku takut membayangkan jika aku harus memulai sekolah yang baru tanpanya. Selama ini ia yang selalu menguatkanku. Aku juga khawatir dengan guru-guruku. Kebanyakan dari mereka datang dari tempat yang jauh, dan jika penutupan sekolah berlanjut terus, mungkin saja mereka akan meninggalkan kami

Virus corona ini sangat banyak mengubah hidupku, terutama sekolah. Pelajaran rasanya sangat sulit untuk dipahami. Interaksi dengan guru juga sangat minim di layar. Sebagian guru bahkan tak pernah kulihat lagi. Sebagian mata pelajaran yang ada tak berjalan lancar, bahkan benar-benar seperti hilang ditelan bumi. Kemarin aku sempat bertemu dengan beberapa teman, tetapi kami harus memakai masker untuk keamanan. Itu hari di mana aku harus mengambil rapor. Kami bertemu, namun harus menjaga jarak dan melakukan semua protokol kesehatan. Aku sangat rindu kembali ke sekolah. Rasanya itu adalah hal yang selalu terbersit dipikiranku. Pandemi ini sudah berjalan setahun, dan mudah-mudahan apa yang dikatakan orang tuaku bahwa tahun ajaran depan sekolah sudah mulai masuk lagi menjadi kenyataan. Aku memang bukan anak yang mudah bergaul dan punya banyak teman. Dan pandemi ini menorehkan kisah pahit buatku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post