Rei Andini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dunia Lain

Dunia Lain

"Dimana ini?"

Aku membuka mata perlahan. Cahaya langsung memasuki indra penglihatanku, membuatku mau tak mau harus menyesuaikan diri sejenak. Setelah memastikan bahwa mataku telah terbiasa oleh cahaya ini, aku mengambil posisi duduk.

"Kamar ini..., Bukan kamarku." Aku bergumam. Aku berdiri, lalu menatap kamar dari ujung satu ke ujung lainnya. Aku berjalan menuju jendela, lalu menyibak gorden berwarna kuning cerah bermotif bunga tersebut. Mataku terbelak, aku langsung membuka jendela itu.

"Astaga!"

Orang-orang yang berlalu lalang berhenti, menatapku dengan aneh. Sontak, aku menutup jendela kamarku, merasa begitu malu. Diluar, orang-orang memakai pakaian ala tahun 90-an. Sedangkan bangunannya, mirip sekali dengan bangunan lama diluar negeri.

Dan, yang aku dengar tadi suara mereka tadi.

"Hoi, omae, daijobu?" [Hoi, kau baik-baik saja?]

Bahasa Jepang?!

Dunia macam apa ini? Dan, bagaimana aku bisa ada disini? Sejauh yang kuingat, aku hanya mengajak kucing kesayanganku jalan-jalan, sekalian, aku ingin membeli sebuah buku.

Setelahnya? Entahlah, aku lupa. Rasanya memoriku digunting, jadinya, otakku hanya berisi memori-memori acak dan tak berurutan. Bingung rasanya.

Karena rasa penasaran, aku mulai keluar dari kamar. Oalah, aku tinggal diapartement ternyata. Tidak ada siapa-siaap disini. Apa aku tinggal sendiri disini? Oh, ayolah Athea, kenapa pula dirimu ini bisa terlempar kesini?

Aku memberanikan diri untuk keluar. Pemandangannya masih sama seperti tadi. Orang-orang berpakaian ala 90-an, gedung-gedung mengitari, dan yah, bahasanya campur aduk. Kenapa mereka bisa berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda?!

"Hei, kamu kenapa?"

Seorang nenek menghampiriku. Syukurlah, kali ini bahasa Indonesia. "Em, sepertinya, saya tersesat." Aku menggaruk tengkukku. Sang nenek sepertinya mengetahui sesuatu.

"Bisa aku tahu, siapa namamu, Gadis Manis?"

"Athea, Athea Wulandari."

Sang nenek tersenyum lembut. "Nama yang indah. Ikut aku. Sepertinya, aku tahu alasan mengapa kamu bisa disini." Nenek itu berjalan terlebih dahulu. Mau tak mau, aku harus mengikutinya.

Kami berjalan sekitar 20 menit. Tak lama, kami sampai disebuah rumah kecil. Nenek itu membuka pagar, lalu masuk. Ia menyuruhku untuk kembali mengikutinya.

"Apa kamu pernah menyentuh benda seperti ini?"

Nenek itu mengangkat sebuah bola kecil berwarna hitam. Aku berusaha menggali ingatanku. "Ah! Bola itu! Saya menemukannya dipinggir jalan. Lalu saya menyentuhnya, dan tiba-tiba terdampar disini." Aku berhasil mengingatnya.

"Ini bola Adipurna. Suamiku yang membuatnya. Sepertinya bola itu tidak sengaja tersenggol sehingga hilang dengan sendirinya. Maaf karena membuatmu panik."

Nenek itu memberiku sebuah keranjang berisi roti, susu, telur, dan beberapa kaleng selai. Nenek itu kemudian mengarahkan bola itu kepadaku dan menekan sebuah tombol disana. Perlahan, cahaya biru menutupi tubuhku.

"Tunggu! Siapa nama Anda?"

Nenek itu tersenyum.

"Athea Wulandari, senang bertemu denganmu, diriku di dunia yang lain."

---

"GAH!!"

Aku membuka mata, keringat membasahi tubuhku. Aku bangun, ini kamarku. Aku beranjak menuju jendela lalu membuka gorden tersebut. Masih sama, ini pekarangan rumahku. Dan juga, perumahan yang aku tempati.

"Itu mimpi?"

Aku membalikkan badan. Sebuah keranjang menarik perhatianku. Tunggu, tadi itu nyata? Bukan mimpi? Tapi kalau mimpi, kenapa terasa begitu nyata?

"Senang bertemu denganmu, diriku didunia lain."

Oh astaga, kalau itu benar terjadi, mungkin aku akan dianggap orang gila kalau sampai cerita kepada teman sekolahku.

- End -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

judulnya kayak punyaku

26 Feb
Balas

Ah, iya kah? Maaf, tapi aku tidak plagiat judul orang lain kok! Sekali lagi maaf, aku ga bermaksud plagiat atau semacamnya ^^"

27 Feb



search

New Post