“Jelas menjadi menggemparkan bahwa teknologi telah melampaui kemanusiaan kita.” (Albert Einstein)

Seiring zaman berjalan, teknologi semakin berkembang. Dunia telah tiba di era revolusi industri 4.0, dengan perkembangan teknologi yang luar biasa hebat. Kita sebagai umat manusia, mau tidak mau, akan tetap terbawa arus perkembangan teknologi yang berpengaruh kuat terhadap perkembangan dunia. Barang siapa yang tidak mau memahami atau mengikuti perkembangan tersebut, maka ketertinggalan adalah konsekuensinya, begitulah hukum tak tertulis yang diyakini kuat dalam peradaban manusia modern saat ini. Teknologi dan manusia, bagaikan sahabat karib yang tidak dapat dipisahkan, saling membutuhkan. Namun, dibalik segala kemajuan dan kemudahannya, persahabatan ini bisa jadi boomerang kehancuran tersendiri.

Kawan, mari kita amati kehidupan dunia hari ini, manusia bak menuhankan teknologi. Yang awalnya diciptakan untuk memudahkan, kini berubah menjadi ketergantungan, menghasilkan generasi-generasi mageran. Layar bercahaya yang memuat berbagai konten dan hiburan telah menjadi keseharian yang tak terlupakan bagi mereka. Hal tersebut, tidak menjadi masalah. Di zaman yang semakin maju, anak muda tidak seharusnya gagap akan teknologi. Namun, permasalahan besar dunia saat ini adalah, apakah mereka menggunakan teknologi dengan baik sehinggakan dapat menimbulkan dampak yang positif? Atau justru sebaliknya?

Teknologi selain memajukan peradaban, juga memiliki pengaruh besar dalam kasus kemunduran umat manusia. Ribuan remaja terbukti telah terkena papaparan pornografi, ribuan kaum muda terdistraksi oleh berbagai macam game online yang beredar, ribuan lagi tumbuh menjadi generasi mageran yang terjangkit virus FOMO. Ya, Fear of Missing Out, kondisi dimana seseorang takut akan ketinggalan suatu tren yang ada disebabkan oleh ketergantungan terhadap ponsel secara berlebihan. Generasi mulai bersikap individualis, sikap gotong royong dan pentingnya komunikasi hirap dipengaruhi teknologi.

Teknologi yang begitu dibangga-banggakan, hari ini berhasil merusak mental muda-mudi generasi. Jika hal ini terus berlanjut tanpa adanya penanganan khusus, maka di masa depan nanti, siapa yang akan memimpin peradaban dunia? Teknologi boleh terus berkembang, tapi ia tak boleh mengambil alih peradaban. Saatnya generasi sadar tentang penggunaan teknologi.

Dari banyaknya pengaruh buruk yang ditimbulkan berbagai macam perkembangan teknologi, ada ribuan kebaikan yang dapat ditemukan. Dengan memberikan edukasi yang benar dan pengawasan terbaik terhadap penggunaan teknologi, maka perkembangan umat manusia akan ikut terstabilkan. Jadikan teknologi sebagai ajang peningkat prestasi, memperluas komunikasi dan koneksi.

Teknologi akan terus berkembang, tapi sekali-kali jangan pernah melupakan literasi. Membaca adalah jendela dunia, dalam era 0.4 ini pun jendela dunia dapat kita akses dalam rangkaian teknologi. Salah satunya dalam bentuk literasi digital yang hari ini terus-menerus dikembangkan. Literasi digital dapat mengimbangi berbagai macam pengaruh buruk yang beredar. Generasi harus tetap melestarikan budaya membaca. Melalui literasi dan berbagai ilmu di dalamnya, muda-mudi akan tetap sadar akan pentingnya bersosialisasi. Karena literasi bukan hanya tentang membaca untuk diri sendiri, tapi literasi adalah pengetahuan guna menyelesaikan berbagai masalah sehari-hari. Dari sini, kita harus mendukung perkembangan teknologi bersama dengan pengembangan literasi digital agar generasi tak lupa akan jati diri sebenarnya.

“Jangan biarkan teknologi menguasaimu, justru genggam erat teknologi dalam kuasamu.”

Biodata penulis.

Assalamua’laikum, Hola! Kalian disini bersama Raihanah El Firdausi, lebih suka dipanngil El. Aku lagi menempuh pendidikan di bangku kelas 10 SMA Muhammadiyah 3 Jember. Aku terlahir di Malang pada 25 April 2006, di rumah sederhana seorang bidan. Kini, aku telah berusia 16 tahun. Teman-teman bisa menghubungiku dia akun Gmail [email protected] atau Ig di @haihanel atau nomor telepon 082132026855. Sampai ketemu di lain waktu!