QOIS ACHMAD TSAQIF AT TAHRIR

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kamar berdarah

Kamar berdarah

Sebuah keluarga telah menyewa rumah di depan rumah Joni. Markus, salah satu anggota keluarga itu, berteman dengan Joni. Mereka bersekolah di tempat yang sama, mendapat teman-teman baru, dan berkenalan dengan anak anak di perumahan tempat mereka tinggal.

Suatu pagi, Joni pergi ke rumah Markus untuk bermain.

"Halo Markus," sapa Joni.

"Halo juga," balas Markus.

......

Selesai bermain, sekitar pukul empat sore. Joni pulang untuk mandi dan beristirahat. Malam harinya Joni tidur nyenyak. Keesokan harinya, Joni kaget, karena banyak orang bergerombol di depan rumah Markus. Joni penasaran, apa yang terjadi?

"Ada apa disini? Kok ramai?" tanya Joni pada pamannya yang ikut bergerombol.

"Kamu nggak tahu, anak dari keluarga baru itu, ditemukan tewas mengenaskan, dan kamarnya bersimbah darah," jelas paman Roni.

"Apa?" Joni kaget.

"Ya tuhan, semoga Markus tenang di alam baka," Joni pasrah.

"Hiks," Joni sedih.

......

Joni tidak sekolah dan hanya berada di kamarnya selama beberapa hari karena tertekan mengetahui sahabatnya sudah tiada. Joni sangat sedih, dan terus menangis sampai air matanya habis. Joni tidak percaya bahwa temannya sudah pergi untuk selamanya. Wajah nya pucat sekali karena sering sekali menangis. Bahkan Joni tidak makan seharian. Suatu malam ibunya berpesan pada joni sebelum tidur.

"Nak, kamu yang sabar, doakan saja dia tenang disana, jangan bersedih, nanti dia juga ikut bersedih disana," kata Ibu Joni.

"Ka-kak, jangan na-nis," kata adiknya yang masih balita.

"La-ki la-ki gak bo-leh nanis," Adiknya mendukung.

"Iya, Dani betul," kata Ibu Joni.

"Baik ma, aku gak akan nangis," kata Joni.

"Nah, gitu baru anak mama," kata Ibu Joni.

Joni berhenti menangis berkat adiknya yang sedikit menghibur. Jonipun bertekad untuk membongkar misteri temannya meninggal. Pada hari minggu, ia memanggil teman-temannya untuk membantu membongkar misterinya. Salah satu teman Joni, yaitu Alissa, menyarankan kalau mereka sebaiknya tidak ikut campur, karena ini berbahaya.

"Kalian siap membongkar misteri!" seru Joni.

"Siap!"

"Jangan! Kita masih anak kecil, itu terlalu berbahaya," Alissa memperingatkan.

"Jadi, kita membiarkan kematian teman kita menjadi misteri, ha!" Joni sedikit marah.

"Maksudku, biarkan polisi yang menangani kasus ini," kata Alissa.

"Baiklah, yang ikut aku, nanti malam kita akan bertemu," kata Joni.

Sebenarnya rumah Markus cukup besar, setelah kepergian Markus, rumah itu ditinggalkan, sepertinya rumah itu menjadi sarang pembunuh keji itu. Malam harinya, Joni dan teman-teman yang ikut berkumpul di depan rumah Markus. Jumlah teman-teman yang datang cuma tiga sampai empat orang. Kebanyakan teman Joni takut. Sementara itu, Alissa khawatir akan keselamatan Joni, Alissa memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbahaya.

Joni dan teman-temannya masuk ke rumah Markus. Suasana disana gelap sekali. Untunglah ada yang membawa cukup banyak senter untuk mereka semua. Setelah masuk, mereka berjalan kesana kemari mencari sang pelaku. Mereka berjalan menuju ruang keluarga di tengah ruangan. Disana terdapat tulisan.

"Kalian berada di tempat yang saalaah," tulisan berwarna merah di dinding.

"Sepertinya ini sebuah peringatan," kata Joni.

"Aku pulang sajalah," kata salah satu teman Joni.

"Aku ikut," kata seorang yang lain.

.....

Baru sampai di dekat pintu keluar, terdengar suara.

"Ngiik, ngiik, ngiiiik," suara terdengar.

"Dari mana itu?" kata salah seorang teman Joni yang keluar.

"Sepertinya dari ventilasi," kata teman Joni yang lain yang juga ikut keluar.

"JEBLOM!!" suara ventilasi.

Seseorang keluar dari ventilasi, lalu menyekap dua teman Joni yang akan keluar.

"Kena kalian, hahahahaa," tawa seseorang yang misterius.

.....

Sementara itu, di tempat Joni. Joni terus mencari di mana pelaku itu berada. Sudah cukup lama, namun pelakunya tidak terlihat. Tidak tahu kapan pastinya, tiba tiba anak bernama Aldo yang berada di belakang menghilang.

"Mana Aldo?" Joni mencari.

"Hihihi, ketahuan," kata seseorang yang misterius.

"Kalian milikku, hihihihi," tawa jahat seseorang yang berjari pisau.

Orang aneh itu mengejar kami, kami berlari ketakutan, orang aneh itu merangkak dengan cepat, kami berlari kocar kacir, lorong berantakan.

"Tolooong!"

"Huwaaa!"

Tiba-tiba ventilasi terbuka, dan keluarlah Alissa dengan tali pemberian ayahnya. Alissa dengan sigap mengikat leher pelaku, dan menariknya hingga terbentur dinding, sang pelaku tak sadarkan diri, dan mereka sempat memanggil polisi. Ternyata pelaku sudah dicari bertahun-tahun, dan telah meneror ratusan rumah, ia dijuluki "Sang Predator". Mereka juga mengetahui tempat dimana dia menyekap teman temannya. Penjahat itu divonis hukuman tujuh belas tahun. Akhirnya "Sang Predator" tertangkap, dan akhirnya semua selamat. Namun terdapat satu misteri lagi, kenapa dia menggunakan topeng bertuliskan " Raktapipāsi ātma, ī musugulō nivasistundi " ?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Seru bet dah tapi serem

29 Oct
Balas



search

New Post