Qanita Zahra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kenangan Pramuka Di Saat SD

Kenangan Pramuka Di Saat SD

Hari ini, seluruh siswa SMP Negeri 5 Ambarawa berkumpul di lapangan sekolah untuk melaksanakan kegiatan pramuka. Aku maju di barisan paling depan, lalu mulai duduk, diikuti oleh teman teman satu reguku dibelakang. Entah kenapa aku bisa dipilih jadi ketua regu.

Aku mendongakkan kepala, melihat langit yang berwarna biru terang. Beberapa daun dari pohon besar beterbangan. Ah, pemandangan ini benar benar sama dengan yang kulihat saat di bangku sekolah dasar.

Tahun 2019, ketika duduk di bangku kelas empat. Aku menjadi ketua regu Lily, dengan anggota Naura, Kesya, Farah Hubika, Naila, Salwa, Namira, dan Firda. Saat itu kami disuruh membuat dragbar, dragbar dalam kepramukaan adalah tandu darurat yang terbuat dari tongkat dan tali pramuka.

"Tata, habis ini gimana bentuk simpul nya? " Naura bertanya kepadaku sambil sibuk dengan tali yang dipegangnya.

"Habis ini terus.. aduh, apa ya? aku lupa bentuk simpulnya! " ucapku dengan panik sambil menepuk dahiku berulangkali berharap ada bentuk simpul yang teringat.

Namira menyentuh bahuku, aku menoleh, "khan ada buku saku, gimana sih?" ucap Namira, lalu menyodorkan buku saku miliknya. Oh benar! ada buku saku.

"Hehe, bener juga ya. makasih. " jawabku. Lalu kubuka buku saku. "Hmmm, karena sudah lima kali simpul jangkar, berarti habis ini simpul pang-"

PRANGGG!!!

Ucapkanku terpotong oleh sesuatu yang jatuh.

Serentak, aku dan Namira menoleh. Mataku membelalak. "Lho kok jatuh?” tanyaku dengan berteriak.

"Sepertinya sudah betul ikatan simpulnya" ucap Salwa dengan bingung.

Alisnya mengerucut mengingat apa yang salah.

"Mungkin kurang kuat mengikatnya " Firda menimpali.

Oh tidak, waktunya tinggal lima belas menit lagi. Aku berjalan mondar mandir mencoba memikirkan solusi agar dragbar bisa dibuat kembali dengan cepat.

"Kenapa mondar mandir? Ayo kita buat lagi dragbarnya bersama-sama! " Jawab Farah Hubika dan Naila bersamaan, lalu menarik tanganku.

Segera kuambil tali pramuka dan mulai membuat simpul.

"Tata, ikatannya kebalik tuh, harusnya kearah kanan" Ucap Naura.

Aku melihat dengan seksama tali pramuka yang kupegang.

"Oh.. Salah. Maaf " Jawabku pelan.

Sebenarnya, aku tidak bisa membuat simpul sama sekali. Simpul yang bisa kubuat hanyalah simpul mati dan hidup.

Membuat dragbar adalah salah satu mimpi burukku karena perlu banyak simpul yang dibuat.

Priiiiitttttt

Suara peluit berbunyi. Melihat regu lain sudah selesai, membuatku sangat panik hingga air mata mulai keluar. Disaat bulir bening hampir menetes, temanku yang berasal dari regu lain menghampiri.

"Loh, kalian belum jadi?”

“Qanita belum jadi nih!" Icha berteriak memanggil teman temannya yang lain.

"Kita bantuin yuk! " Kezia berlari bersama teman teman yang lain.

Anehnya, regu Icha membuat dragbar dengan sangat cepat. Bahkan, sekarang sudah setengah jadi.

"Regu adiknya belum selesai toh? Aku kira sudah selesai" Kakak kelas laki laki yang tidak kukenal bersama teman satu regunya juga menghampiri.

"Kita bantuin ya, biar cepat" ucap kakak kelas itu lagi.

Berkat bantuan regu Icha dan regu kakak kelas, dragbar kami sudah jadi.

"Udah kan? Duluan ya, kita mau beli makanan dulu" Ucap icha.

"Eh, makasih ya udah bantuin! "

"Iya, nggak apa" Kezia menjawab lalu mengacungkan jempol.

Fiuhhhh.. Aku dan teman teman reguku menghela napas bersamaan.

"Untung dibantuin ya, coba kalo tadi ga dibantuin" Ucap Namira.

"Hooh, betul sekali. Omong omong, yang mau tidur di dragbar siapa nih? Kan kita harus nyoba dragbarnya juga” celetuk Firda sambil menunjuk dragbar.

"Tata aja, badannya agak kurus, hehee" Jawab Nikesya.

Aku menunjuk diriku sendiri.

"Aku? " ucapku.

"Iya, udah cepet tiduran di dragbar" Naura mendorongku dengan pelan.

Aku berbaring di dragbar. Tak kuduga, teman-teman mengangkat smbil berjalan dengan setengah berlari.

"Takut, pelan dong jalannya "

Aku menatap ke langit berwarna biru terang, dihiasi oleh daun-daun yang beterbangan.

Masa kini

"Qanitaaa! Kita disuruh bikin yel-yel " ucap Adellia.

Aku tersentak kembali dari kenanganku.

Bio data :

Qanita Zahra Maheswari atau yang sering dipanggil Qanita. Lahir tanggal 29 juni 2009, di Purbalingga, Jawa Tengah.

Qanita anak kedua dari tiga bersaudara, dilahirkan oleh ibu Sutarni dan ayah Sugeng Waskito. Sejak lama memiliki cita-cita sebagai penulis. Saat ini qanita dapat dihubungi melalui email : [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Qanita! Salam kenal ya, kita seumuran >< memang iya sih, simpul itu lumayan susah, apalagi ketika buat tandu. Kami juga pernah disuruh buat tandu, enggak jadi-jadi :) untung aja waktu pramuka udah selesai

14 Feb
Balas

Jadi ga dicek sama gurunya ><

14 Feb

Salam kenal jugaaa, ternyata ada yang seumuran °^° jarang jarang ketemu yang lahir tahun 2009.Untung banget selesai sebelum di cek sama guru ya, kalo di cek sama guru udah habis tuh.

14 Feb

Hehe iya, rasanya mau pura-pura pingsan aja, supaya enggak dimarahi

14 Feb



search

New Post