Tak Cukupkah Kesadaran Diri untuk Kebersihan Lingkungan?
Satu masalah yang sampai saat ini tak dapat dilenyapkan dari bumi masih terpampang nyata di depan mata. Terkhusus di negeri kita, Indonesia. Ya, masalah itu adalah sampah. Terlebih lagi di masa pandemi ini, pengurangan aktivitas di luar rumah mendorong produksi sampah di rumah. Sampai kapan masalahnya berangsur- angsur berkurang?
Perlu diketahui Plastik menjadi salah satu bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan berbagai produk kebutuhan manusia. Plastik yang tak terpakai lagi itulah yang disebut sampah. Dimana, yang perlu digaris bawahi adalah sampah berbahan dasar plastik, sehingga sulit untuk diuraikan. Bumi membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mengurai satu produk sampah plastik. Maka dapat dikatakan bahwa sampah tak akan hilang dari peradaban bumi ini. Tapi masih bisa untuk dikurangi persentase sampah dengan cara mengolah kembali.
Setiap lingkungan masyarakat itu berbeda – beda. Terbagi menjadi lingkungan bersih, lingkungan yang kurang bersih, bahkan ada lingkungan yang kotor. Perbedaan itu berdasarkan dari faktor – faktor tertentu. Faktor utamanya dari diri masyarakatnya itu sendiri. Namun tak ada gunanya jika faktor lain tak mendukung. Seperti halnya jika masyarakat sudah punya kesadaran akan kebersihan sampah di lingkungan tempatnya tinggal, namun halangannya adalah tak ada tempat sampah utama untuk membuang sampah yang bertumpuk di rumahnya. Okelah jika ada petugas kebersihan yang setiap minggunya mengambil sampah di setiap rumah masyarakat yang bertumpuk. Bagiamana jika tak ada? Dimana masyarakat akan membung sampah - sampahnya itu? Jika tak ada pilihan lain untuk mereka, dalihnya mereka pasti beralih untuk membuang sampahnya ke sungai. Dan itu akan sangat berdampak buruk bagi kehidupan yang ada di sungai.
Keterlibatan orang yang berkewajiban tentang kebersihan sangat dibutuhkan sekarang ini. Coba bayangkan jika mereka berinisiatif untuk membuatkan tempat sampah umum di setiap desa. Jadinya masyarakat yang sudah punya kesadaran kebersihan lingkungan merasa terdukung dengan adanya wadah mereka untuk membuang sampah yang telah ia kumpulkan itu. Dari itu, sungai akan tetap bersih dan kehidupan di sana akan tetap terjaga dengan semestinya. Dampak lainnya dari pembuatan tempat sampah umum yaitu pengambilan sampah hanya dilakukan satu kali di titik pembuangan sampah utamanya. Tidak mendatangi rumah masyarakat satu persatu lagi.
Bagaimana jika masih ada masyarakat yang cuek akan masalah sampah di lingkungannya itu? Sebenarnya banyak cara yang bisa digunakan. Dari cara yang lembut higga yang kasar. Jika dari sisi lembutnya, diperlukannya sosialisasi mengenai lingkungan bersih dari sampah dan perlunya tetangga yang menasihati untuk membersihkan lingkungannya sendiri. Bagaimana jika tak berhasil dengan itu semua? Gampang saja, hanyaperlu dilakukan dengan cara kasar. Tapi maksud cara kasar bukan dengan fisik, namun dengan memakai sistem denda. Setiap ada masyarakat yang masih cuek, banyak sampah di lingkungan rumahnya akan dikenai denda sesuai jumlah sampah yang terlihat. Dengan cara itu, peningkatan keberhasilan jauh lebih besar dibandingkan dengan cara – cara yang lain.
Dari semua penjelasan, ternyata kesimpulan yang dapat di tarik bahwa bukan hanya dari diri sendirilah yang mampu mengurangi sampah – sampah yang ada di lingkungan, namun dibutuhkan beberapa faktor lainnya. Yang mewakili semua faktor itu adalah orang lain yang berperan penting dalam kebersihan lingkungan hidup.
Biodata Penulis :
Halo, perkenalkan nama saya Nur Febriana Bakri. Saya lahir di Tonasa 2, 11 Februari 2005. Saya bersekolah di SMA Semen Tonasa. Untuk menghubungi saya bisa melalui email [email protected] atau melalui nomor WA 085256071534.
Terima Kasih.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar