Nity Mazidah Ilma

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Sebuah Telur

Cerita Sebuah Telur

Di siang yang bolong, menghabiskan waktu di ruangan yang ber AC menjadi suatu kenikmatan. Aku duduk di meja paling depan, dekat dengan letak AC terus memandang jam diding yang berdetak cukup lama. Dan menunggu bel istirahat yang tak kunjung kunjung berbunyi. Sedangkan perutku terus saja protes dengan membunyikan bel khasnya sedari tadi. Aku berusaha tetap terlihat semangat mendengarkan guruku menjelaskan walaupun sedari tadi menahan rasa lapar.

Beberapa menit kemudian bel yang kutunggu tunggu akhirnya berbunyi juga. Aku segera membuka tasku dan mengambil sekotak bekal dengan tutup berwarna oranye dengan motif garis garis kotak. Membuka bekal menjadi suatu hal yang membuatku penasaran. "Kira kira lauknya hari ini apa ya?"pikirku setiap kali akan membuka kotak bekal. Kali ini terlihat ada nasi putih yang porsinya tak terlalu banyak, 2 ayam goreng dengan warna keemasan dan 1 butir telur ayam utuh. Aku segera melahap ayam gorengnya bersamaan dengan nasi putihnya. Setelah itu baru aku mengupas telur ayamnya agar segera kusantap mengingat waktu istirahat terus berkurang. Disaat aku mengupas telur, tiba tiba aku sedikit merasa sedih. Apa yang membuat aku sedih? Ya, sebuah telur itu. Pagi ini aku berangkat dengan perasaan sedih. Dikarenakan sedari kemarin adikku mengalami demam tinggi dan pagu tadi demamnya belum kunjung turun. Ibukku juga mulai risau karena demamnya tak kunjung turun sehingga berencana membawa adikku ke rumah sakit untuk di opname. Saat aku mengupas telur ini aku teringat adikku yang sedang sakit. Karena telur rebus itu adalah makanan favorit Adikku. Kalau ada telur, semua biskuit biskuitnya kalah semua. Yang dipilih pasti telur. Aku terus memikirkan kondisi adikku. Disaat aku mengupas telur aku teringat tingkahnya yang lucu saat mengupas telur sendiri tanpa merusak dalam putih telurnya. Disaat itu aku merindu keceriaannya yang beberapa hari ini tak mengisi hari hariku. Tapi, semua rasa sedih itu hilang ketika aku pulang demam adikku sudah mulai turun sehingga tak jadi di bawa ke rumah sakit. Alhamdulillah.

Cerita tanggal: 22 September 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah.. adiknya sama kyk adikku kak.. sukaa banget telur rebus

02 Feb
Balas



search

New Post