Saat kecil, aku selalu berfikir. "Mengapa ayah dan ibu selalu saja bekerja dari pagi hingga malam dan mengapa mereka tidak pernah libur seperti orang lain?" Fikirku. Aku merupakan anak dari tukang warung, walau begitu aku tidak pernah malu karena pekerjaan orang tuaku itu adalah pekerjaan yang halal, sebaliknya aku malah bersyukur.

Begitulah kehidupan yang sehari-hari, dan orang tua ku tetap bekerja dengan begitu. Tentunya, aku merasa seperti membebani mereka karna untuk sekolah pun, mereka memberiku bekal makanan dan juga uang untuk aku jajan disekolah nanti. Dan seperti itu setiap harinya. Ayah dan ibuku adalah orang yang tangguh jika menghadapi suatu masalah yang ditangani. Mereka selalu saja bekerja dari pagi hingga malam tanpa henti dan tanpa adanya libur demi mendapatkan uang untuk makan, maupun untuk kebutuhan sehari-hari.

Mereka juga lelah bila harus bekerja tanpa ada hari libur, tapi demi bisa menafkahi anak-anaknya, mereka rela seperti itu. Adapun, orang tua ku berpesan seperti ini, "Naz, belajar yang sungguh-sungguh. Sekolah lah sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Ayah sama mamah mau kamu jadi 'orang' dan bisa dapat kerja seperti karyawan kantoran. Masalah biaya? Biar ayah sama mamah yang urus, kamu tinggal belajar yang bener aja." Ujar ayahku. Walau begitu, aku tetap saja memiliki kesulitan untuk memahami beberapa pelajaran dan malah bakatku ya, hanya menggambar. Tapi, aku akan berusaha keras untuk memenuhi impian kedua orang tua ku.

Walau ini terlambat, namun akan ku katakan bahwa lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Terlambat bukanlah berarti harus ku jadikan alasan untuk menyerah.