UNGKAPAN UNTUK GURU

Banyak orang bilang, sekolah adalah rumah kedua bagi seorang murid setelah rumahnya sendiri. Banyak orang bilang, guru adalah orang tua kedua bagi seorang murid setelah ibu dan ayah kandungnya sendiri. Jadi bagi seorang murid guru adalah orang yang sangat-sangat berjasa di dalam setiap langkah dirinya menjalani hidup.

Entah mengapa sebagian orang mungkin ada yang merasa menjadi seorang guru adalah pekerjaan mudah dengan gaji yang pas-pasan. Padahal guru adalah seseorang yang jasanya tidak bisa dibayarkan dengan uang, yang kesabarannya dalam mengajar semua murid-muridnya tidak bisa dihitung dengan jari. Karena itu guru disebut sebagai "Pahlawan tanpa tanda jasa". Banyak sekali guru yang menjadi pahlawan untuk murid-muridnya, namun seringkali mereka tidak mendapatkan penghargaan sebesar jasanya.

Lalu, bagaimana caranya agar kita membalas jasa para guru? Apakah dengan mentraktirnya makan di restoran mewah? Ataukah harus memberinya barang-barang yang mahal? Tentu saja tidak, seorang guru tidak membutuhkan itu semua. Kita sebagai seorang murid hanya perlu menghormati dan memuliakan beliau. Memuliakan guru adalah kewajiban setiap murid. Memuliakan guru tak kenal batas ruang dan waktu. Baik di sekolah, di jalan, di rumah, di taman, atau di mana saja.

Memuliakan guru juga tidak hanya mengacu pada posisi saat ia masih aktif menjadi guru. Namun, meski guru sudah berhenti atau pindah tugas dari tempat kita belajar, beliau tetap harus dimuliakan. Memuliakan guru sejak kita berguru padanya sampai ajal menjemput kita. Memuliakan guru bukan formalitas belaka, harus tumbuh dari dalam sanubari. Jangan sampai lahir kelihatan hormat, tetapi batinnya melaknat. Penghormatan dan memuliakan guru itu harus berangkat dari hati yang bersih.

Sejarah mencatat betapa hormatnya para ilmuwan muslim atau ulama pada gurunya. Mengapa? Karena rasa hormat kepada sang guru akan mendatangkan rahmat dan kemuliaan. Tersebutlah seorang ulama yang disegani bahkan oleh penguasa ketika itu. Ia adalah Fakhruddin al-Arsabandi. Dalam ketenarannya, ia mengungkap sebuah rahasia atas rahmat Allah yang luar biasa didapatkannya. “Aku mendapatkan kedudukan yang mulia ini karena berkhidmat (melayani) guruku,” ujar sang Imam.

Mungkin pernah saat di sekolah guru menasehati dan memberikan motivasi saat kita sedang merasa lelah. Guru juga memberi saran saat kita sedang dalam masalah. Tidak peduli siapa kita, apakah kita murid yang beliau ajar atau bukan, jika kita memerlukan bantuan beliau akan tetap membantu kita. Dan mungkin juga pernah kita menganggap remeh nasihat guru dan kemudian esok harinya kira menyesal karena tidak mematuhi nasihat beliau.

Guru adalah sosok yang hebat dan tak kenal lelah. Beliau rela membuang tenaganya untuk berteriak dibawah teriknya sang mentari demi menertibkan semua muridnya. Beliau rela berkeliling kelas, dari kelas yang satu ke kelas yang lainnya untuk mengecek apakah murid-muridnya belajar dengan baik. Beliau juga menjadi media curhat bagi murid-muridnya.

Kita tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan rasa terimakasih kita kepada seseorang yang jasanya tidak terukur ini. Kalaupun kita memiliki harta yang melimpah, hal ini belum cukup untuk membayar semua kebaikan, kesabaran dan kelembutan beliau kepada kita. Sungguh seseorang yang sudah menjadi idola bagi semua orang.

"Jangan lupakan jasa seorang guru. Jangan pernah kau lupakan ilmu yang beliau berikan entah itu sepatah atau dua patah kata saja yang keluar dari mulutnya. Karena itu yang akan menuntun hidupmu kelak."

Halo teman-teman perkenalkan, Nama saya Nathaniela Edlyn Khalida. Saya lahir di Tulungagung, Jawa Timur pada tanggal 3 September 2006. Sekarang saya kelas IX, saya sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulungagung. Saya memiliki hobi membaca. Kalau ingin berkenalan dengan saya lebih lanjut lagi bisa melalui Alamat Email saya, [email protected] atau Nomor whatsapp saya 085796282329