Najma Hafizha Fathoni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BAB 5, Kata Teruji

BAB 5, Kata Teruji

Umur Tania 13 tahun. itu berarti sudah 3 tahun terakhir Tania dan Sabrina tidak bertemu. Terpisah beribu-ribu kilometer jauhnya. Tania sudah lulus dari SD yang ia tempati di ibu kota. Saatnya kembali ke kota tempat tinggalnya. Dan yang Tania doakan selama perjalanan pulang, adalah bertemu kembali dengan Sabrina. Walaupun itu dilarang oleh orang tuanya sendiri. Namun bukan berarti selama 3 tahun itu, sikap Tania berubah kembali seperti semula. Sikap Tania tetap sama sejak dia bertengkar dengan orang tuanya. Wajahnya tetap sendu, tetap pendiam. Namun setidaknya lebih baik setelah membaca kalimat yang ada di chat kak Hana. Dan Tania berharap semoga kata kata kak Hana teruji benar.

Tania turun dari taxi. Kini dia sudah banyak berubah. Tania tumbuh menjadi gadis remaja tanggung yang cantik. Rambut hitam legamnya terurai. Kulit putih mulus. Lesung pipi, gigi rapih, bulu mata lentik. Intinya Tania sudah tumbuh mendadi gadis cantik.

Tania memeluk orang tuanya. Tania rindu semua yang ada di kota ini. Playground yang ada di salah satu taman besar di kota ini, tempat pertama bertemunya Tania dan Sabrina. Juga rindu orang tua, kak Hana, rumah, dan… Sabrina. Mata Tania berkaca-kaca setelah melihat kak Hana yang ada di bingkai pintu. Salah satu orang yang diaggap Tania sebagai kakak. Tania memeluk erat kak Hana. Namun kak Hana tidak terlihat terlalu bahagia. Seperti ada hal buruk yang perlu disampaikan.

“kakak memangnya mau bicara apa?” tanya Tania pelan. Kak Hana terdiam. Duduk di ranjang, tepatnya disebelah Tania.

“kakak… akan menikah” kata kak Hana menunduk. Mata Tania membulat. Sungguh? Kak Hana menoleh. Wajahnya tidak sesenang itu. “tapi… itu berarti, kakak tidak akan bekerja dengan mamamu lagi” wajah Tania berubah seketika. Ikutan terdiam. Lengang satu menit.

“tidak apa apa kok kak. Tania.. ikut senang. Tapi kakak jangan lupa undang Tania ya” kata Tania tersenyum tipis. Kak Hana mengangguk samar. “lagipula kan… kakak dan Tania bisa chattingan kan? Teknologi teramat maju sekarang” kata Tania lagi. Kak Hana membalas senyuman Tania.

“kau memang anak yang baik, Tania. Kakak yakin kalau Sabrina amat bangga memiliki sahabat seperti dirimu” kata kak Hana tersenyum. Tania terdiam. “kakak yakin kau akan bertemu dengannya lagi kok” kata kak Hana memegang bahu Tania.

Hari pernikahan kak Hana. Tania, mama dan papa diundang oleh kak Hana. Pengantin terlihat mempesona. Terutama kak Hana yang menggunakan gaun putih menawan.

“kita akan bertemu lagi kan, kak?” tanya Tania pelan. Kak Hana sedikit membungkukkan badan, menyamakan tingginya dengan Tania. Mengangguk, tersenyum.

Baru pulang dari ibu kota saja, Tania juga harus berpisah lagi dengan orang yang disayanginya. Namun tidak akan ada selamat tinggal bagi Tania. Tetapi sampai jumpa. Pesta pernikahan selesai. Tania memeluk kak Hana erat erat. Begitu juga degan kak Hana. Tania pulang ke rumahnya dengan kesunyian yang melanda hati dan kepalanya. Dia akan merasakan kesepian, seperti dulu lagi.

Namun takdir membantah. Bersikeras Tania tidak akan dibuat kesepian.

“iya sayang. Salah satu perusahaan kita akan dipindahkan ke Singapura. Kita akan pindah ke sana” kata papa kepada Tania yang langsung terdiam. Dia akan meninggalkan Indonesia? Meninggalkan semuanya? Tidak sadar air matanya sudah jatuh. Mama Tania memegang bahu putrinya itu.

“kami tau kalau kau sangat mencintai kota ini. Tapi ini masalah bisnis. Suatu saat kau akan mengerti” Tania terdiam, menyeka air matanya. Mengangguk samar.

Satu bulan kemudian, semua perpindahan sudah selesai diurus. Paspor, Visa, tiket, dan lainnya. Tania mengucapkan perpisahan terakhir untuk kotanya. Bukan perpisahan terakhir. Maksudnya mengucapkan sampai jumpa kepada kota yang selama ini dia tinggali.

Mereka sampai di Singapura. Tania juga akan boarding school di salah satu sekolah besar di Singapura. Pendaftaran sudah diurus, dua bulan lagi, tepatnya saat tahun ajaran baru, Tania akan sekolah di salah satu sekolah besar di Singapura. Waktu terasa cepat. Hari ini, adalah hari pertama dia bersekolah di SMP besar di Negara baru, yang belum pernah didatanginya.

“ingat peraturan itu ya nak” kata mama Tania melepas gadis itu menuju sekolah barunya. WajahTania berubah. Mamanya selalu membuatnya ingat peraturan itu. Mengangguk pelan. Berjalan menuju kamarnya, kamar 44-BF. Belum ada orang di kamarnya. Mungkin calon teman sekamarnya memang belum datang. Tania merapihkan baju ke lemari. Dia masih lesu dengan perkataan mamanya saat di gerbang tadi.

“hufftt… bosan sekali.. Kalau ada Sabrina, pasti seru kan?” kata Tania mengeluh. Tiba tiba, memori perkataan kak Hana di chat 3 tahun lalu muncul di kepalanya. “Sahabat sejati, akan datang ketika kau membutuhkannya”. Tania benar-benar terdiam mengingat kata itu.

Karena merasa bosan, Tania memutuskan untuk mandi. Tubuhnya sangat lelah, Tanpa ba-bi-bu lagi, Tania berendam di air hangat. 30 menit, Tania sudah berganti pakaian. Memakai kaus lengan pendek dan celana panjang. Tania benar benar terkejut saat melihat siapa yang ada di atas ranjang bagian bawah. Berdiri mematung. Menatap punggung anak yang amat dikenalinya dengan tatapan tidak percaya. Mematung memperhatikan anak yang sepantaran dengannya sedang merapihkan baju ke dalam lemari. Anak yang ia temui di taman kota, anak yang dia lindungi dari anak-anak besar, anak yang menjadi sahabat pertamanya. Ya Tuhan, itu Sabrina!

“Sa..Sa..Sabrina?” tanya Tania tidak percaya. Gadis cantik itu menoleh. Astaga itu benar Sabrina! Sabrina menatap Tania dengan tatapan benar benar tidak percaya. Mereka berpelukan senang sekali.

“kau menangis?” tanya Sabrina kepada Tania yang sedang menyeka ingusnya. Tania tertawa. Menggeleng. Mereka berpelukan kembali sampai terduduk di lantai keramik. Benar benar kejutan!

“aku benar benar merindukanmu” kata Tania di bahu Sabrina. Sabrina mengangguk. Dia juga merindukan Tania.

Kak Hana benar. Sahabat sejati akan datang disaat kau membutuhkannya. Kata ini benar benar teruji benar. Ini bukan keajaiban. Namun rasa cinta yang kuat. Rasa cinta antara persahabatan sejati. Yang tidak akan terpisahkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post