Rutinitasku tak jauh berbeda dengan rutinitasku di rumahku yang lama. Bangun, shalat subuh, mandi, makan, dan sebagainya. Hanya saja perjalanan dari rumahku ke sekolahku lebih dekat. Dan itu memang lebih bagus, bukan?

Tak terasa sudah hampir sebulan aku menempati rumah baruku yang menurutku besar ini. Rasanya aku seperti sedang berlibur di vila. Tetapi ini rumahku, bukanlah vila.

Hari-hariku berjalan lancar. Hingga hari ini, aku merasa sedikit janggal, di kamar kecil yang ada di lantai bawah. Seperti ada yang janggal di lemari yang terletak di pojok ruangan. Ruangan itu biasa dipakai untuk aku dan adikku menyimpan mainan yang jarang dipakai. Namun aku tak menemukan sisi janggal dari lemari tersebut.

Lemari itu cukup besar. Berwarna cokelat, dengan pintu yang selalu dikunci oleh ayahku. Entah ap alasannya.

Setiap kali aku ingin membuka lemari tersebut, ayah ataupun ibu pasti selalu melarangku. Itu membuatku semakin merasa aneh, curiga, dan semakin ingin untuk membuka lemari itu.

Pernah suatu saat aku mencoba untuk membuka lemari itu saat ayah dan ibu sedang tidak ada di rumah. Dan untungnya adikku, Haura, sedang menonton televisi di lantai atas.

Aku sudah mencoba dengan berbagai cara. Namun hasilnya nihil, aku tetap tak bisa membuka lemari tersebut.