Naira Putri sukarto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Dari Demokrasi

Belajar Dari Demokrasi

Dalam suatu kesempatan orasi calon pengurus OSIS di sekolah, dijumpai kalimat yang sangat menyentuh intuisi siapa saja yang mendengarkan. "Kita sebagai calon pengurus OSIS akan menghargai siapa saja nantinya yang akan terpilih secara demokratis, jujur, dan adil".

Kalimat tersebut sangat sederhana. Namun bila dicermati kata demi kata, ternyata kandungan maknanya sangat mendalam. Sikap keterbukaan dan kejujuran menerima kekalahan, serta menghargai siapa pun nantinya yang terpilih menjad pengurus OSIS merupakan wujud dari implementasi aksi nyata dari sebuah sistem demokrasi.

Sejak era reformasi, kehidupan masyarakat Indonesia menjadi serba terbuka dan transparan. Hal tersebut sangat memengaruhi berbagai segi kehidupan, salah satunya pendidikan yaitu dengan adanya demokrasi pendidikan yang berlangsung di sekolah sebagai satuan pendidikan tempat menyemai peserta didik dalam membentuk pribadinya secara utuh.

Demokrasi pendidikan adalah suatu pandangan yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan tenaga pendidik yang sama dan adil kepada semua peserta didiknya tanpa membeda-bedakan dalam segala aspek,termasuk dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Demokrasi pendidikan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap individu tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, dan juga status sosial, sehingga individu memiliki kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya serta mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Selain itu, demokrasi pendidikan juga mengharapkan peserta didik aktif dan bisa dengan bebas menyampaikan pendapatnya dalam pembelajaran dan tidak hanya sebagai objek pembelajaran dari guru yang hanya pasif menerima ilmu tanpa ada tukar pendapat atau diskusi dalam pembelajaran. Dalam demokrasi pendidikan, kegiatan pembelajaran tidak hanya menekankan guru sebagai satu-satunya pusat ilmu, namun harus saling berbagi dan terbuka dengan memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya, menjawab, menyampaikan pendapat, dan memberikan sanggahan.

Pembelajaran yang demokratis terjadi ketika peserta didik tidak hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi juga memiliki peran untuk menyampaikan pendapat, menyanggah, ataupun yang lainnya. Bahkan dalam demokrasi pendidikan, model pembelajaran harus menghindari suasana yang tegang, penuh perintah intruksi dan perintah sehingga membuat peserta didik pasif dan tidak bergairah dalam mengikuti pembelajaran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post