nadya zhafira

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Impian Sederhana, Merubah Segalanya

Impian Sederhana, Merubah Segalanya

Impian Sederhana, Merubah Segalanya

Oleh : Nadya Zhafira

“Mimpi”, ya kata itu mungkin sudah sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin sebagian orang mengira mimpi hanyalah bisa terjadi pada seseorang yang sedang tidur. Namun nyatanya, mimpi sama dengan seperti impian. Menurutku, impian adalah sesuatu yang kita inginkan untuk dimiliki atau terjadi.

Aku yakin setiap manusia yang tinggal di dunia ini semuanya pasti punya impian. Setiap dari kita boleh bermimpi setinggi-tingginya, namun tidak boleh terlalu berharap akan impian tersebut. Impian juga tidak harus besar atau tinggi, bahkan kita juga boleh bermimpi atau berkeinginan yang sangat sederhana karena impian tidak memiliki aturan khusus.

Contohnya adalah ketika aku kecil. Saat aku melihat astronot yang sedang pergi ke bulan di televisi, aku juga sangat ingin bisa menjadi astronot dan bisa pergi ke bulan, bisa melayang di angkasa, dan bahkan bisa mengelilingi seluruh angkasa. Impian itu memang cukup mustahil untuk terjadi, namun jika kita giat dan serius untuk mencapai dan mewujudkan impian itu, ya siapa tahu di masa depan kita bisa menjadi astronot yang sesungguhnya. Sejak saat itu, aku cukup sering berkeinginan yang bahkan menurut saya sendiri impian itu cukup mustahil untuk terjadi.

Contoh mimpi yang sudah aku wujudkan adalah ketika aku sedang menuntut ilmu di pondok. Sejak awal masuk pesantren, aku sudah berniat untuk mengikuti penjurusan tahfidz. Namun, untuk masuk ke jurusan tersebut, ada banyak sekali tes yang harus dijalani karena jurusan itu adalah jurusan unggulan di pesantrenku.

Suatu pagi, tiba-tiba ustadzah saya memanggil beberapa nama yang salah satunya termasuk namaku. Ada sekitar dua puluhan lebih nama yang dipanggil pada saat itu. Awalnya aku cukup kaget, kenapa aku dipanggil, namun ternyata nama-nama yang dipanggil itu adalah anak-anak pilihan yang sudah dipilih untuk mengikuti tes masuk tahfidz.

Sejak saat itu, aku sudah mempersiapkan banyak sekali hal yang kemungkinan akan diujikan, seperti materi tajwid, gharib, memantapkan bacaan Al-Qur’an ku, dan bahkan tiap malam sebelum tidur dan pagi hari setelah shalat tahajud, aku selalu murajaah hafalan yang sudah pernah aku hafalkan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Hingga tiba saatnya dimana tes tahfidz itu dilaksanakan. Satu persatu teman-temanku mulai berdatangan ke masjid tempat tes itu dilaksanakan. Setelah semua teman-temanku datang, yang awalnya rasa percaya diriku cukup tinggi karena aku merasa aku bisa, tiba-tiba rasa itu hilang karena teman-teman yang mengikuti tes tanfidz bersamaku ternyata teman-teman yang memang dikenal cukup pintar dan alim. Aku sempat bertanya pada salah satu teman yang duduk di sebelahku, dia sudah memiliki celengan hafalan sebanyak 5 juz. Disitulah aku sudah mulai sangat anjlok, karena aku hanya memiliki celengan juz 30 dan juz 1 yang hanya setengah pada saat itu. Tiba saatnya namaku dipanggil untuk mulai melakukan tes. Saya maju dengan perasaan pasrah dan mengikuti tes itu dengan kemampuan yang saya bisa.

Alhamdulillah saya bisa melewati tes itu dengan cukup baik. Hari demi hari hanya ku isi dengan berdoa dari pagi hari hingga malam hari agar aku bisa keterima tahfidz. Tak lupa juga aku meminta do’a kepada kedua orang tuaku di rumah yang selalu mendukungku.

Beberapa minggu setelah tes itu dilaksanakan, tiba saatnya pengumuman siapa saja yang bisa masuk ke jurusan tahfidz itu. Pagi hari saat halaqah pagi dilaksanakan, ada delapan nama yang dipanggil yang didalamnya ada namaku dan di suruh pergi ke masjid menemui Ustadzah Silvi (Ustadzah Koordinator Tahfidz saat itu). Awalnya aku dan ketujuh temanku sangat kaget kenapa namanya dipanggil. Ternyata setelah menemui Ustadzah Silvi, Ustadzah Silvi mengatakan bahwa, aku dan ketujuh temanku yang dipanggil tadi bisa masuk ke jurusan tahfidz di pesantren ku. Aku sangat bersyukur sekali bisa masuk ke jurusan unggulan di pesantren ku, yaitu jurusan tahfidz. Dan lebih bersyukurnya, aku bisa mengalahkan sekitar dua puluhan anak yang mengikuti tes tahfidz bersamaku pada saat itu.

Setibanya aku di kamar, banyak sekali mbak-mbak kamarku yang mengucapkan selamat kepadaku, karena memang tidak banyak yang bisa masuk ke jurusan tahfidz. Bahkan di kamarku hanya ada enam anak termasuk aku yang bisa masuk ke jurusan tahfidz. Di kamarku, aku dijuluki sebagai “kecil-kecil cabe rawit” karena memang tubuhku yang cukup mungil dan imut.

Di pesantren, aku cukup dikenal sebagai santriwati yang cukup aktif. Aku merupakan anak akselerasi di sekolah, santriwati tahfidz di asrama,aku bisa masuk kelas unggulan di diniyah malam, dan juga aku pernah dipilih sebagai perwakilan kamar sebagai “Progresif Next Top Santri”. Tentu tidak mudah bagiku untuk bisa mengikuti itu semua. Banyak sekali perjuangan yang harus aku jalani dan korbankan untuk meraih itu semua.

Namun, ada suatu hari yang membuatku cukup hancur karena aku harus merasakan sakit yang lumayan serius. Saat itu aku mondok di Sidoarjo, sedangkan rumahku di Jember. Orang tuaku tidak bisa merawatku dengan intensif. Hingga pada akhirnya, kedua orang tuaku dan aku memutuskan untuk keluar dari pesantren dan pindah ke sekolah yang ada di Jember.

Kedua orang tuaku memilih MTsN 2 Jember untuk aku bersekolah karena sekolah ini sangatlah bagus akan program literasinya. Mimpiku tidak berhenti begitu saja ketika aku keluar dari pesantren. Meskipun aku sudah tidak lagi sekolah di pesantren, aku tetap melanjutkan apa yang pernah aku tekuni di pesantren, seperti aku sebagai siswi akselerasi yang sudah masuk semester terakhir, aku tetap murajaah yang pernah aku hafalkan, dan lain-lain.

Untuk saat ini, impian terbesar yang sudah aku wujudkan adalah bisa menghafal Al-Qur’an 5 juz. Untuk impianku kedepan yang ingin aku wujudkan adalah ingin menjadi seorang dokter. Untuk meraih itu, aku sudah mulai memikirkan sekolah lanjutan, mulai dari SMA hingga jurusan Universitas. Tidak hanya itu, aku juga selalu berusaha untuk memanfaatkan waktu yang aku miliki untuk belajar agar aku bisa mewujudkan mimpiku sebagai seorang dokter.

Hai teman-teman!! Perkenalkan namaku Nadya Zhafira, atau kerap dipanggil Zhafira. Zhafira lahir di kota Jember, tepatnya di tanggal 25 April 2009. Saat ini, Zhafira tengah duduk di bangku kelas 9 MTsN 2 Jember. Nah, sekian dulu perkenalan singkat dari aku. Kalau ingin mengenal lebih jauh tentang aku, kalian bisa contact aku di akun instagram @callmennaaa atau bisa juga di akun email @[email protected]. Stay healthy and stay happy yyaaa, see u semuaaa!!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post