Nadiyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kau Tenggelamkan, Hingga Ku Bisa Berenang

Kau Tenggelamkan, Hingga Ku Bisa Berenang

Semua orang pasti pernah merasakan tingkat bahagia dan sedih didalam perjalanan hidupnya. Mungkin ada yang sampai merasa untuk hidup segan, tetapi mati pun tak mau. Katanya kesempatan hanya datang satu kali, mengapa sedangkan keterpurukan datang berkali-kali ?. Hingga aku terjebak oleh keadaan yang memaksa agar bisa menjadi penyembuh, dalam kondisi hati masih rapuh. Mungkin ini yang dinamakan proses pendewasaan. Semakin dewasa, kamu akan semakin paham siapa yang memang layak diperjuangkan, meski lewat doa. Dan siapa yang memang harus kau tinggalkan, demi kebahagiaanmu sendiri.

Dari doa mu sendiri yang kau ucapkan pada Tuhan mu untuk meminta yang terbaik, dan nyatanya yang terbaik bukanlah dia. Sehingga ia pergi tanpa aba-aba dan sampai sekarang tidak ada memberi tanda akan kembali pulang. Mungkin tuhan sengaja mempertemukan kalian dalam suatu waktu yang singkat. Bukan untuk berjalan satu arah bersama agar mencapai suatu tujuan, melainkan hanya merenggut kesenangan dan dijadikan pelarian. Siapa yang tahu akhirnya akan tidak seindah yang diharapkan, apalagi dikala mabuk cinta semua kebohongan yang ia katakan pun sudah membuatmu menjadi semakin candu. Tak ada yang mewah, semua nampak sederhana namun sangat bermakna. Kau sangat lihai bermain hati. Sudah tertangkap basah pun masih juga mengalihkan permasalahan itu, hingga aku kembali memaafkanmu terus menerus. Bagai gelas yang pecah, begitulah keadaan hati dan seluruh kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Hancur terpecah belah, jika untuk percaya kembali mungkin dari mulut bisa, tetapi hati lebih tepat ia paham apa yang sedang terjadi. Seseorang tidak akan pernah berubah menjadi lebih baik walaupun kalian genggam sekuat-kuatnya. Ia akan memberontak dan semakin menggila. Bukannya menjadikan kalian ratu seperti kamu menjadikannya raja.

Manusia bukan tempat sebaik-baiknya berharap. Manusia itu sering melempar sembunyi tangan, kesalahan terbesar mu begitu mudah menaruh harapan pada seseorang padahal kamu tau bahwa sumber kecewa itu berasal dari manusia. Sang pencipta maha adil, ia menetapkan posisi setiap hambanya sesuai kemampuan, maka berhentilah untuk terlalu terpuruk dalam lubang hitam terus menerus. Kamu sebagai manusia janganlah lebih meratapi kehilangan daripada menyambut yang datang. Sebuah omong kosong jika tidak tercipta kenangan walau hanya sekejap. Tetapi apa salahnya jika mencoba untuk kembali menghapus luka menjadi tawa bahagia. Mungkin yang membuatmu susah untuk melupakan ialah segala kebaikan dan seluruh kasih sayang yang diberikan. Namun, kita tidak bisa melawan takdir. Kita bisa merencanakan tetapi sang pencipta yang menentukan. Kita bukan melupakan, tetapi perihal mengikhlaskan. Kisah kita sudah seperti foto yang hangus terbakar. Sudah hancur menjadi abu hingga sangat mustahil untuk kembali utuh menyatu seperti dahulu.

Tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu yang baik untuk membuat keadaanmu tidak baik. Jika ada cinta yang membuatmu terluka, itu cinta yang kau ciptakan sendiri. Rasa sakit, kecewa, sedih dan putus asa mereka terlahir dari harapan yang kau tanam dalam hati. Kau adalah pawang dari seluruh perasaan itu. Dan, belajar mengikhlaskan ialah caramu bertanggung jawab pada hatimu sendiri. Tetapi, jika kelak kau temukan hati yang memberimu bahagia dan padanya kesedihanmu mampu sirna. Ingatlah bahwa aku pernah berjuang untuk hal yang sama, bahwa di pundakku kepalamu pernah rebah luruh semua air mata beserta keluh kesah. Seberusaha itu demi kau yakin akulah perhentian dan jawaban dari segala risaumu, sekaligus berusaha menjadi penawar luka. Hingga akhirnya, aku tersadar, sekeras apapun usahaku mempertahankanmu semua akan sia-sia, aku tetap harus melepaskanmu pergi tanpa tapi.

- Dari ku, tersenyum untuk bahagia mu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post