Ibuku Duniaku
Dia penyemangatku. Dia perempuan yang telah melahirkanku dan merawatku hingga aku seperti sekarang. Dia perempuan yang orang orang ceritakan perjuangannya. Ternyata dialah yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka. Hatinya lembut, selembut sutra.
Saat itu aku melihat ibuku yang sedang duduk di kursi tua, lantas aku menghampirinya. "Nak, cepat makan. Ibu sudah menyiapkan untuk kamu makan di dapur" kata ibu. "Bu, kenapa ibu tidak ikut makan bersamaku?" Tanyaku. Lalu ibuku menjawab "Ibu sudah kenyang nak, tadi ibu sudah makan." Beberapa menit kemudian aku lihat ibuku yang sembunyi sembunyi meminum banyak air, dalam hati aku berkata sembari air mataku menetes. "Bu, aku tahu bahwa ibu belum makan, sampai ibu meminum banyak air untuk mengganjal perutmu dari rasa lapar."
Pagi yang cerah aku bergegas untuk berangkat sekolah, sebelum aku berangkat aku mencari ibuku untuk berpamitan, aku kaget melihat ibuku terbaring lemah di tempat tidurnya, badan ibuku panas tapi ibu tetap mengatakan bahwa dirinya baik baik saja. Lalu ibuku memberiku sepeser uang untuk bekal ku ke sekolah. Di tengah perjalanan aku terus kepikiran ibuku, Bagaimana kalau terjadi apa apa dengan ibuku? Siapa yang merawatnya selagi aku tidak di sampingnya? Sekarang aku harus mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan ibuku, aku ingin membawa ibu ke dokter supaya ibu bisa sehat kembali. Sepulang sekolah, aku langsung menemui ibu untuk membawa ibu ke dokter. "Bu, kita ke dokter ya, kebetulan aku punya sedikit uang yang mudah mudahan cukup untuk membayar biaya pengobatannya."
"Uhuk, uhuk, tidak usah nak, ibu sudah baikan kok. Jadi ibu tidak perlu ke dokter." Kata ibu sambil terbatuk batuk. "Tidak bu, ibu harus diperiksa, aku tidak mau ibu kenapa-kenapa, ibu harus sehat." Paksa aku. Akhirnya ibu mau untuk aku bawa ke dokter. Setelah di periksa, aku membawa ibuku untuk pulang dan merawatnya di rumah. Aku sangat sedih melihat kondisi ibu. Ibu yang telah merawatku hingga sekarang, ibu yang menemaniku setiap saat. Peluk hangatnya mengajarkanku apa artinya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Kini giliranku untuk merawat ibu.
Sekarang aku menyadari apa arti dari kebohongan ibu itu, ibu tidak mau anaknya kelaparan. Bu, maafkan aku yang belum bisa membahagiakan ibu, aku akan berusaha untuk menjadi anak yang mengabdi kepada ibu. Ibuku Duniaku.
Jakarta, 16 - 10 - 2023.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar