nabila

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

I miss with myboarding school

Happy reading

Namaku Sharen amalia, seorang santri yang menempuh pendidikan tingkat menengah atas di salah satu pesantren bergengsi disulawesi, tapi sekarang aku sedang tak berada dipesantren, itu semua bukan tanpa alasan tapi karena wabah pandemi yang sedang trendi sekarang, apa lagi jika bukan pandemi Covid-19

Pagi ini aku terbangun namun aku tak berniat sedikitpun membuka mataku, aku membiarkan diriku kembali tertidur dengan rasa nyaman diatas kasur tidurku, daring kata itu terlintas dikepalaku membuatku membuka mata dengan cepat lantas bangun terduduk di kasur tidur.

Aku menghela nafas mengacak rambutku kasar sambil merenggut kesal, pasalnya rumahku berada di tengan perkampungan yang berada tepat diatas puncak gunung mebuatku harus keluar pada pagi buta untuk pergi mencari jaringan internet agar bisa mengikuti pelajaran daring yang dilakukan sekolahku selama masa Covid-19.

Aku beranjak meninggalkan kasur tidurku mengambil handuk yang tergantung dan pergi untuk membersihkan diri, selepas membersihkan diri aku mengambil beberapa buku pelajaran yang sekiranya akan dipelajari hari ini

Aku berjalan mendekati meja makan melihat bunda yang sedang menyiapkan sarapan pagi ini “Bunda” sapaku, bunda membalikkan wajahnya menatapku lantas tersenyum hangat, ia mengulurkan tangannya memberi isyarat agar aku segera mendekat kearahnya

“sarapan dulu ya sebelum berangkat” bunda mengusap kepalaku lembut, aku mengangguk menanggapi, berjalan kemeja makan untuk sarapan pagi, dimeja makan sudah ada ayah yang duduk bersama kopi disampingnya

Selepas sarapan aku merampas kunci motor yang ada dimeja tengah, tak lupa selalu memakai masker lantas berlari keluar rumah mengambil motor dan membawanya membelah jalanan, mengendarainya dengan santai namun juga tak terlalu pelan, aku mengejar waktu takut tak bisa ikut dalam pertemuan virtual pembelajaran daring di aplikasi Zoom.

Disinilah aku, disebuah perkampungan yang berjarak kurang-lebih 10 km dari tempat tinggalku, aku turun dari motor lantas berjalan kearah pintu sebuah rumah minimalis

tok

tok

tok

aku mengetuk pintu perlahan, setelah terdengar sautan dari dalam aku menghentikan ketukan itu, menunggu penghuni rumah mebuka pintunya, beberapa detik setelah aku mengetuk pintu kulihat pintu rumah telah dibuka, aku tersenyum setelah menemukan pemilik rumah juga tersenyum kearahku

“masuk gih ren” dia temanku namanya prastika putri, disinilah aku mengikuti pembelajaran daring dirumahnya yang memang sudah diberi akses jaringan 4G, tak seperti dikampung tempatku tinggal, jangankan jaringan 4G, jaringan 2Gpun tak ada

Aku melangkah kan kakiku memasuki rumahnya mengikuti langkahnya yang membawa kami kebalkon rumah, aku dengan cepat mengeluarkan handpone dan laptop dari tas ransel yang kutenteng sejak tadi menyalakannya selagi menunggu prastika mengambil laptonya

Beberapa menit setelahnya pelajaran daring mulai, aku dengan cepat memasuki aplikasi Zoom lantas mengikuti pelajaran daring bersama teman sekelasku melalui online, setelah bisa dipastikan semua teman sekelasku mengikuti pertemuan virtual kami, guru yang mengajar dikelasku langsung mengapsen kami satu persatu.

Sudah hampir sebulan lebih kami terus melakukan pembelajaran daring setiap harinya, terkadang aku merasa muak dengan runitas bangun pagi lantas berangkat meninggalkan rumah hingga sore hari hanya untuk bisa mengikuti pembelajaran daring yang terkadang gurunyapun selalu bolos mengajar, membuatku hanya pergi tanpa mengikuti satupun pembelajaran daring, terkadang aku muak dengan segala rutinitas ini pembelajarn daring yang membuatku sulit memahami beberapa materi yang diberikan oleh guru-guru.

Aku rindu kembali kepesantren melakukan rutinitas sebagai seorang santri sehari-hari, mengaji bersama teman-teman, berangkat mesjid lantas sholat berjama’ah, mendengar langsung ceramah ustads dan ustaza dimasjid, dan bercanda bersama teman seasramaku

Setelah berjam-jam menatap laptop dan handpon aku akhirnya turun untuk pamit dengan tante izka, ibunya prastika. “sharen pulang dulu ya tante” aku menyalim tangannya kemudian berpamit pulang karna waktu yang sudah menunjukkan pukul empat sore. Sesampainya dirumah aku bergegas menyimpan barang bawaanku, membersihkan diri dan ikut membantu bunda menyiapkan makan malam, selepas melaksankan sholat berjama,ah aku, bunda, ayah, juga adikku makan malam bersama. Selepas makan aku berjalan mengambil handponku yang sedari tadi terus berbunyi

Aku mengulurkan tanganku mengambil handpon lantas mengangkat panggilan yang ternyata dari prastika, aku dengan cepat berlari keluar rumah untuk mencari sedikit jaringan “halo” sapaku

“sharen!!!” serunya heboh membuatku menjauhkan sedikit handpondari telingan lantas mengerutkan kening heran

“ada apa?” tanyaku heran

“tadi aku tak sengaja buka ig, terus aku lihat ada postingan baru dari akun resmi pesantren kita”

Aku menganggukkan kepala walau kutahu kalau prastika tak akan tahu jika aku melakukannya

“mereka bilang kalau tanggal minggu depan tepatnya hari sabtu, seluruh santri diharuskan kembali kepesanteren”

“heh, serius?”

“iya”

“alhamdulillah, akhirnya perdatangan jugaaaaa”

Aku tersenyum bahagia, inilah aku tunggu dengan teman-teman santri lainnya, kembali kepesantren dan melakukan kegiatan menyenangkan bersama para santri lainnya dan pastinya berbagi ilmu bersama guru-guru.

Selesai....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post