Muhammad Rohim Arrrosyid

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pahlawan yang Terlupakan

Pahlawan yang Terlupakan

Banyak pahlawan dikenang dikarenakan jasanya. Tapi, ada seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang sebenarnya membantu kita untuk meraih kesuksesan. Pahlawan itu adalah guru. Guru bisa dibilang pekerjaan yang mudah sekaligus sulit. Karena tidak semua murid yang diajar mau mendengarkan. Banyak murid-murid nakal yang biasanya memberi panggilan aneh kepada setiap gurunya. Mereka melupakan bahwa guru merupakan salah satu pahlawan yang sangat dibutuhkan. Tanpa adanya guru kita tidak mungkin bisa menulis, membaca, menghitung, dan masih banyak lagi. Banyak guru yang dulunya sifatnya ramah menjadi guru yang pemarah dikarenakan muridnya yang nakal.

Beberapa sekolah mungkin dikenal dengan sejarah buruk atau bagusnya, dan juga prestasi-prestasinya. Salah satunya sekolahku. Sekolahku dikenal dikarenakan prestasi-prestasi yang luar biasa. Dari lomba atletik, lomba seni, dan lomba akademik. Salah satu lomba yang lagi naik daun di sekolahku adalah lomba menulis. Ketika aku pertama kali belajar di sekolah setelah seminggu matsama. Aku dan temanku ketika fullday bahasa Indonesia di ajak untuk belajar menulis bersama dengan kakak kelas kami. Karena itu hari fullday bahasa Indonesia pertama kami, jadinya kami lupa membawa alat paling penting untuk fullday, yaitu HP. Jadi kami semua belajar menulis dengan cara melihat kakak-kakak kelas melakukan caranya. Pada fullday yang kedua kami semua diperintahkan untuk membawa HP oleh guru kami, yaitu Bu Sri Wahyuni. Beliau adalah guru yang sabar dan juga ramah. Beliau juga menjadi inspirasi kami untuk menjadi seorang penulis. Kami mulai menulis di blok Sasisabu terlebih dahulu. Aku menjadi murid yang langsung suka menulis ketika Bu Sri mengajari kami. Bu Sri juga menjadi guru favoritku yang paling sabar dan juga ramah.

Kelas kami mulai mengikuti lomba menulis pertama kami pada bulan Agustus. Dengan bimbingan Bu Sri Wahyuni, kelas kami bisa menang lombanya walau hanya 4 anak, salah satunya aku. Banyak yang tidak menang dikarenakan masih belum mahir menulis. Tapi Bu Sri tetap sabar dan mencoba mengajarkan cara menulis yang lebih sederhana. Ketika APEL pagi, semua pemenang lomba menulis dipanggil ke depan untuk menerima piagam. Aku bangga sudah bisa menjadi penulis cilik yang berprestasi. Bu Sri juga bangga kepada semua pemenang lomba dan memberi tahu kalau kami jangan berhenti menulis.

Kesimpulannya kita tidak boleh menghina guru kita. Kita harus berbuat baik, menghormatinya, dan juga menghargai usahanya untuk mendidik kita. Kalau kita baik, guru pasti senang untuk mendidik kita sampai kita sanggup mengikuti lomba. Tapi kalau kita tidak baik kepada guru, kita akan dibiarkan begitu saja dan tidak dipedulikan.

“Kita harus menghormati semua guru kita. Karena guru adalah kunci kesuksesan kita yang paling berjasa. ” (Muhammad Rohim Arrosyid).

***

Jember, 7 November 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post