Azany

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tanda Tanya yang Masih di Pertanyakan

Tanda Tanya yang Masih di Pertanyakan

#Bagian_1

Teruntuk Kamu... Ia kamu yang tengah meratapi hidup ini. Meratap, merenung, menangis dan bahkan tersenyum melalui hidup yang telah direncanakan. Disinipun aku masih berjuang dan memikirkan bagaimana alur hidupku. Orang Tua Aku yakin kamu mau melihat anakmu sukses, dan aku percaya akan hal itu. Kamu tidak mau melihat anakmu tersendu dan menangis seperti ini hingga mengalami depresi akibat tekanan. Masa Kelam Akhirnya momok menakutkan yang Aku pernah mimpikan terjadi. Aku sadar aku bukanlah orang yang sepintar dan sekuat dia yang selalu kau banggakan .Aku sadar betul akan hal itu. Jika mengingat hal suram yang aku alami selama ini, terkadang terlintas dipikiran "Kok nasipku begini yaa" , "Kok cobaan ini selalu menghampiri." Aku hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan pahit yang aku rasa. Kelabu Kelas 12 ini sangat meresahkan. Aku tidak siap dan tidak mampu menghadapi ini. Disaat teman yang tengah berbincang untuk bergelut menghadapi masa perkuliahannya dengan persipan yang matang. Disaat mereka berencana kuliah di kampus Negeri ternama dan bahkan ada yang merencanakan perkuliahannya di TELKOM UNIVERSITY yang tergolong universitas Swasta termahal di Indonesia. Rasanya sangat kagum melihat persiapan mereka. Dengan mudahnya terlontar mengucapkan rencananya yang akan mereka jalankan dengan tanpa adanya rasa ragu. Aku kagum dengan Dia dan Keluarganya yang sangat mendukung penuh apa yang menjadi keputusannya. Bahkan jika aku ditanya "ehh kamu mau sekolah dimana?" Jawabku cuman "ohh rencananya sih dekat-dekat aja." Tapi dalam benak yaa maunya di tempat terjauh dan kalau bisa tempat dimana tidak ada orang yang aku kenal. Tapi rasanya sangat mustahil akan hal itu. Aku Apa kabar dengan diriku? Apa kabar masa depanku? Apa kabar diriku yang selalu terselimuti tanda tanya. Apakah aku sanggup sekolah disini? Apakah aku layak sekolah disini? Apakah orang tuaku mengizinkan aku disini? Dan apakah orang tuaku mampu membiayaiku jika aku bersekolah disini? Takut, gelisah, resah. Tiga kata yang mendeskripsikan posisiku saat ini. Aku mau sekolah tinggi namun keadaan tidak mendukung dan jika bersekolah di tempat yang bisa di kata "kampus tak berakreditas" aku takut tidak mendapat ilmu yang lebih dari yang aku targetkan. Itu adalah dua kenyataan pahit yang harus ku pilih. Aku dan IPB Apa kabar IPB? Pastilah tetap luar biasa. Selalu menjadi Universitas yang tak pernah luput dari prestasi baru yang selalu muncul. Univeristas dengan penyumbang inovasi terbanyak dan terbaik. Entah virus apa yang membuat aku ngidam ingin jadi bagianmu. Aku sadar, aku hanya secuil kutil yang tak berharga. Akupun sadar kemampuan yang aku punya. Tetapi aku tetap ingin sekolah di tempatmu walaupun itu sangat berat tercapai. Kalau bukan tahun ini, mungkin empat atau lima tahun lagi aku menemuimu. Tunggu saja aku,aku akan datang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post