Saya memang dibesarkan dgn penuh kasih sayang, tapi itu tdk membuat saya buta dgn kenyataan di luar rumah saya. Tetangga saya, keluarga besar ayah dan ibu saya, tdk semuanya harmonis, terkadang melimpahi kasih sayang dgn cara yg salah, entah memanjakan atau mengekang, kalau kata anak muda sekarang orang tua toxic.

Keluarga saya sangat sederhana tapi sejak kecil saya tdk merasa itu sebuah penderitaan ketika saya tdk bisa seperti anak lain punya ini dan itu. Kasih sayang, perhatian dan pengasuhan yg baik membuat saya percaya diri, masa kecil yg bahagia meski dgn mainan ala kadarnya, karena orang tua selalu hadir secara fisik dan mental, menemani dan menjawab semua keingin tahuan saya.

Hal2 di luar rumah saya membuat saya membandingkan dgn yg ada di rumah saya, membuat saya memahami ada begitu banyak jenis orang dgn sifat berbeda, tdk ada manusia yg sempurna dalam kebaikan atau keburukan, selalu ada dua sisi, baik pada manusia atau hal apapun di dunia ini, tdk ada hal yg pasti tapi kita bisa memilih untuk tetap berusaha atau melupakan.

Dunia hanyalah sebuah perjalanan, kita bertemu banyak orang, saling berinteraksi, menunjukkan siapa kita atau menyembunyikannya, pada akhirnya kita pergi ke tempat tujuan masing2, berharap selamat sampai ke tujuan, maka jadilah penumpang atau pengendara yg baik.

Seperti itulah dunia bagi saya, bukan sesuatu yg akan saya tinggali tanpa batas waktu, bukan sesuatu yg harus dihindari, bukan sesuatu yg berbahaya dan sangat menakutkan. Dunia bisa baik dan buruk tergantung dari sisi mana saya melihat. Tdk ada nilai yg mutlak benar di dunia ini, dan saya bisa menerima perbedaan selama saya tdk dipaksa untuk menerima/mengakui sesuatu.