Mochamad Fadjri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SEMUT DAN KEPOMPONG

Judul:Semut Dan Kepompong

Penulis:Mochamad Fadjri

Jenis:Cerpen

Sekolah:SMPN 98 Jakarta

SEMUT DAN KEPOMPONG

Di suatu hutan yang rindang, hiduplah bermacam binatang dengan damai. Ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu, dan yang lainnya.

Hingga pada suatu malam, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat. Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun.

.....Kraak!

Terdengar bunyi dahan-dahan patah. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan dirinya, kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagi menjelang. Matahari kembali bersinar dengan hangatnya.

Suasana sangat hening tak seperti biasanya ketika seekor semut muncul dari dalam sarangnya. Si semut terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya didalam tanah. Si semut melihat keadaan yang porak-poranda. Ditengah perjalanan, ia melihat seekor kepompong yang masih menempel di sebuah ranting yang tergeletak di atas tanah karena patah diterpa badai semalam.

Si semut bergumam, “Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana.”, “Menjadi kepompong memang memalukan!”.

“Coba lihat aku, bisa pergi kemana saja yang aku mau,” ejek semut pada kepompong. Semut terus mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya.

Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam.

“Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek seperti ini, ”keluh semut. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam lumpur.

“Tolong! tolong,” teriak si semut.

“Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan, ya?” Si semut terheran mendengar suara itu. Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber suara.

Dilihatnya seekor kupu kupu yang indah terbang mendekatinya. “Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek. Sekarang aku sudah menjadi kupu kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?”

“Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?” kata si semut pada kupu kupu.

Akhirnya kupu kupu menolong semut yang terjebak dalam lumpur penghisap. Tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur penghisap-tersebut. Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih pada kupu-kupu.

“Tidak apa apa, memang sudah kewajiban kita untuk tolong-menolong kepada yang sedang kesusahan bukan? Karenanya kamu jangan mengejek hewan lain lagi ya?” Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi sahabat karib.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post