Mochamad Fadjri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Belalang Dan Semut

Judul:Belalang Dan Semut

Penulis:Mochamad Fadjri

Jenis:Cerpen

Sekolah:SMPN 98 Jakarta

BELALANG DAN SEMUT

Suatu hari di musim panas, seekor belalang manghabiskan sepanjang siangnya dengan menyanyi dan menari. Dia melompat kesana-kemari dengan girangnya. Tak ada rasa susah pada dirinya, yang ada hanya gembira dan hura-hura.

Sementara itu di tempat yang lain, sekelompok semut tengah sibuk mengumpul biji-biji gandum dan jagung. Mereka bergotong royong mengumpulkan biji-bijian itu dan dikumpulkan di gudang penyimpanan makanan.

Melihat sekelompok semut yang sibuk mengumpulkan makanan, belalang ketawa pada semut dan berkata,”Sungguh membosankan! Wahai semut, kenapa kamu tidak menikmati musim panas yang indah ini?, menikmati sedikit waktu untuk menyanyi dan menari ndak salah kan?”

“apakah kalian hidup hanya untuk mengumpulkan makanan dibawah terik matahari sepanjang musim?” kata belalang dengan sombongnya.

“Kami sedang rnengumpulkan bekal rnakanan untuk musim dingin.” Kata raja semut. “apakah kamu juga tidak mengumpulkan bekal untuk musim dingin juga?”

“mengapa kalian risau dengan datangnya musim dingin.”, katanya. “bukankah musim itu selalu datang setiap tahun, dan sampai hari ini aku masih tetap hidup, aku tidak mati kelaparan.”jawab belalang sambil melompat pergi.

Hari berganti hari menjadi bulan. Musim dingin pun tiba semua binatang berkumpul dikoloninya masing-masing, karena cuaca yang tak memungkinkan untuk mereka mencari bahan makanan. Inilah saatnya mereka menikmati hasil jerih payah mereka selama musim panas.

Hujan badai dahsyat terjadi, bangunan banyak yang roboh, semua binatang berteduh di kediaman masing-masing. Sedangkan belalang masih berada diluar, dia tidak mempunyai tempat tinggal. Hujan turun seharian belalang tidak bisa mencari makanan, tubuhnya kedinginan, perutnya lapar tapi tak ada yang bisa dimakan.

Dengan perut lapar dan tubuh yang menggigil kedinginan belalang berjalan mencari makanan untuk menghangatkan tubuhnya. Namun sayang dia tidak menemukan apa-apa untuk dimakan. Tubuhnya semakin lemah, kepalanya pusing, matanya berkunang-kunang dan akhirnya belalangpun tumbang.

“brak…” belalang tumbang tepat didepan pintu rumah koloni semut yang pernah dia hina. Ratu semut memerintahkan penjaga pintu untuk memeriksa apa yang terjadi di depan pintu. Ternyata seekor belalang yang pernah menghina mereka terbujur pingsan didepan pintu rumah mereka.

“baginda ratu, ada seekor belalang pingsan di depan pintu.” Kata penjaga pintu.

“bawa dia masuk!” kata ratu semut.

“tapi baginda, dia dulu yang sering menghina kita.” kata penjaga pintu.

“biarlah itu menjadi dosa yang ia pertanggung jawabkan kelak, namun itu bukanlah alasan bagi kita untuk tidak menolongnya.” Kata ratu dengan bijaknya.

“baiklah baginda ratu.”

Koloni semut bergotong royong mengangkat belalang masuk ke dalam rumah. Mereka merawat belalang hingga akhirnya siuman dari pingsannya. Setelah siuman belalang mendapati dirinya sudah berada di tengah koloni semut yang merawatnya. Belalang merasa malu karena telah menghina koloni semut yang telah membantunya. Belalang pun meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya kepada koloni semut.

“baginda ratu, maafkan aku yang dulu telah menghinamu beserta seluruh kolonimu, sekarang aku tahu bahwa apa yang aku lakukan selama ini adalah salah, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi.” Kata belalang dengan penuh penyesalan.

“Kami bekerja keras sepanjang musim panas untuk menghadapi hari ini, musim panas kemarin kami mungkin tak dapat menikmatinya karena harus bekerja mengumpulkan makanan, tapi hari ini ketika kita sudah kesulitan mencari makanan, kita sudah mempunyai persediaan makanan yang banyak, sehingga kita tidak usah bersusah payah lagi untuk mencarinya.” Kata ratu semut.

“aku mendapatkan pelajaran yang sangat berharga hari ini, akan aku ingat pelajaran ini sebagai bekalku di kehidupanku kelak, terima kasih banyak baginda ratu.” Kata belalang. “baginda ratu, apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikan kalian.” Pinta belalang kepada ratu semut.

“wahai belalang saudaraku, bernyanyilah dan menarilah untuk kami.” Jawab ratu semut.

Seluruh koloni semut bergembira, menyanyi dan menari. Mereka menikmati musim dingin dengan penuh kegembiraan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post