Maura Hasni Nauli Siregar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Misteri Di Kebun Pisang Kakek (5)

Misteri Di Kebun Pisang Kakek (5)

Ku akui, tinggal di sini menyenangkan. Aku mendapatkan banyak teman selain Andi dan Windy. Tapi, walau menyenangkan, masih ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku. Setiap malam sepulang salat Isya' di masjid. Begitupun dengan hari ini. Dan lagi-lagi suara itu selalu terdengar. Aku jadi teringat suara kakek.

“Andi, Windy, besok setelah Isya’ kita berkumpul di sini membawa senter dan kaca pembesar, ya! Kita harus menyelidiki sesuatu!” Ajakku memasang wajah misterius. Mereka yang mendengarkan ceritaku tentang suara dari kebun kakek.

Akhirnya, setelah kami putuskan, besok setelah Isya’, kami akan berkumpul di depan kebun kakek.

***

Pagi ini, matahari bersinar sangat terang. Kedua teman baruku itu datang dan mengajakku bermain, namun, kakek menyuruh kami duduk di sofa ruang tamu. Kami yang binggung pun hanya bisa menurut.

"Bagaimana jika nanti malam kalian mengadakan kemah di kebun kakek?" Usul kakek.

"Aku pikir, kakek akan memarahi kami." Ujarku sembari menghela napas lega. "Memangnya boleh?"

"Tentu. Tapi, kakek dan nenek tidak akan ikut. Kami akan tetap di rumah saja. Kalian bertiga boleh mengajak teman yang lain. Yang penting tetap kata diri kalian baik-baik." Pesan kakek kepada kami bertiga.

Aku menoleh pada Andi dan Wendy. Aku memberi kode untuk usulan kakek. Mereka berdua mengganguk saja, seolah di balas dengan kode mengiyakan.

"Baiklah." Aku menyetujui usulan kakek.

Nenek datang sembari membawa piring berisi pisang goreng yang baru matang. Beliau duduk di samping kakek.

"Apa tidak terlalu berbahaya membiarkan ketiga anak kecil untuk berkemah tanpa di dampingi orangtua?" tanya nenek yang sepertinya kurang setuju dengan usulan kakek.

"Tidak apa-apa, nek," jawab Windy mewakili aku dan Andi.

"Tapi, kalau ada apa-apa, jangan lupa bilang ke kakek atau nenek. Andi dan Windy harus bilang ke orangtua juga, ya!"

Aku dan Windy tersenyum senang. Kamu berdua mengganguk antusias menyetujui usulan dan pesan dari kakek dan nenek. Sementara Andi hanya diam saja.

***

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post