PERBEDAAN BUKANLAH PENGHALANG MERAIH PRESTASI

Oleh: Madhaniah El Nafies

Teman-teman, tahukah kalian apa sih yang dimaksud dengan prestasi? Prestasi berasal dari Bahasa Belanda yang artinya hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Setiap orang pasti ingin memiliki prestasi dan punya cita-cita. Untuk meraih kedua hal itu, kita harus belajar dengan sungguh-sungguh. Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari prestasi. Contohnya: masa depan yang cerah, membanggakan keluarga, mengharumkan nama sekolah, dan lain sebagainya.

Aku juga baru merasakan senangnya mempunyai prestasi. Walaupun tidak banyak aku mendapatkan prestasi itu. Prestasiku dimulai dari saat aku mengikuti lomba olimpiade online dan lomba menulis. Awal aku mengikuti lomba menulis, aku selalu berfikir bahwa aku tidak akan bisa menjadi pemenang. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata aku bisa mendapatkan prestasiku. Sebenarnya, banyak prestasi yang ingin aku dapatkan dari hasil usahaku sendiri. Semangatku tidak akan pernah berhenti sampai aku berhasil mendapatkannya.

Aku selalu berusaha untuk menjadi kebanggaan orang tuaku. Aku adalah anak bungsu dan aku memiliki kakak yang sangat berprestasi. Entah kenapa aku yang selalu dijadikan tumpuan harapan oleh kedua orang tuaku. Sebenarnya capek sih. Mengapa harus aku? Di tengah-tengah kejengkelan yang aku rasakan, begitu banyak motivasi yang aku dapatkan dari orang-orang di sekitarku. Hingga akhirnya aku pun berubah. Aku ingin menjadi yang lebih baik. Aku ingin lebih berprestasi dibandingkan kakakku.

Sejak dulu, aku merasa selalu mendapatkan perlakuan yang berbeda dari kedua orang tuaku. Mungkin karena aku tidak bisa seperti kakakku. Aku menyadari sepenuhnya kalau aku tidak akan pernah bisa bersaing dengannya. Dia mempunyai prestasi yang sangat tinggi, hingga dia bisa mendapatkan beasiswa di universitas impiannya. Sebenarnya aku juga ingin kuliah di universitas impianku, tetapi aku merasa malas jika dipaksa untuk membuktikan bahwa aku juga bisa.

Berkali-kali mendapatkan nasihat dari beberapa orang terdekat, akhirnya hatiku luluh juga. Aku mulai sadar bahwa aku tidak boleh malas lagi untuk membuktikan hasilku. Aku pernah berjanji pada kedua orang tuaku, bahwa aku bisa mendapatkan prestasiku yang lebih banyak daripada kakakku. Aku selalu berdoa dan berusaha sebisaku. Aku sudah capek dibedakan oleh orang tuaku. Aku yang selalu salah di mata keluarga, sampai aku mau menyerah.

Ketika awal aku mendapatkan prestasi, ayah dan ibuku bangga sekali. Dari situ aku mulai merasakan bahwa aku harus bisa mendapatkan prestasi yang lebih banyak. Melihat reaksi orang tuaku terhadap apa yang aku peroleh, aku senang sekali. Ternyata aku bisa membuat orang tuaku bangga. Kakakku juga bangga padaku. Dia banyak memberikan motivasi agar aku terbang tinggi untuk mendapatkan prestasi.

Sekarang aku jadi sadar bahwa semakin aku dibedakan, semakin aku bersemangat untuk menggapai prestasi dan cita-cita. Setelah aku buang jauh-jauh rasa malas itu, aku bisa membuktikan kepada mereka, khususnya orang tuaku, bahwa aku bisa meraih prestasi. Aku, anak bungsu dalam keluargaku sekarang bisa berkata dengan bangga, “Ayah, Ibu, dan Kakakku, aku berhasil!” Aku sudah bisa menepati janjiku.

Hikmah yang bisa aku petik dari pengalaman ini adalah kita tidak boleh bermalas-malasan. Teruslah semangat dan jangan pernah menyerah atau merasa gagal ketika berproses. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi justru merupakan langkah pertama untuk menuju kesuksesan yang sejati. Kawan, jangan pernah menyerah ya?

Biodata penulis

Hai teman-teman literasi se-Nusantara! Perkenalkan nama saya Madhaniah El Nafies. Saya lahir di Jember, 07 Juli 2009. Saya adalah seorang pelajar kelas 9 di Madrasah Tsanawiyah 2 Jember. Hobi saya adalah membaca dan menulis. Bila kalian ingin kenalan, bisa hubungi saya via.

Wa : 088228458821

Instagram : @ellnafies_

Tik tok : xvy_ellnow

Email : @madhaniahelnafies.gmail.com