Namaku Fidel. Aku mempunyai 3 sahabat; May, Fian, dan Alan. Kami merupakan kelompok detektif remaja di kota kami tercinta, Teren. Kami sudah dipercayai oleh Walikota Teren, yaitu Pak Lionel, untuk menyelesaikan semua kasus di sani. Kami sudah dipercaya menjadi detektif sejak masih berusia 11 tahun hingga kini, umur kami sudah mencapai 13 tahun.

Setelah 2 tahun menjadi detektif, prestasi kami luar biasa. Semua kasus berhasil kami selesaikan. Mulai dari yang mudah, hingga yang sulit. Mulai dari pencurian, hingga pembunuhan. Namun, ada satu kasus yang tidak bisa kami selesaikan, yaitu kasus pembunuhan profesor robotika, Profesor Nicholas. Beliaulah yang sejak dulu berperan penting dalam memajukan teknologi kota Teren.

Pada suatu hari, terjadi pengeboman di Museum Teren, yang merupakan kejadian pengeboman pertama di Kota Teren. Beruntung tidak ada korban jiwa, hanya luka-luka ringan. Aku, May, dan Fian segera pergi ke lokasi pengeboman. Alan tidak ikut karena ia memiliki urusan penting. Di sana, kami bertiga menemukan beberapa potong kertas bertuliskan angka-angka di antara reruntuhan. Tanpa berpikir lama, kami membawa semua kertas itu ke pusat penyelidikan.

Sejak dari itu, pengeboman terjadi setiap seminggu sekali di berbagai daerah. Disertai dengan kertas-kertas misterius itu. Hingga suatu hari, surat ancaman dikirimkan oleh seorang anonim ke kantor polisi. Surat tersebut berisi ancaman peledakan bom di suatu tempat yang dapat membuat peradaban manusia berubah, dan pastinya sang anonim merahasiakan lokasi akurat bom tersebut.

Bagaimana kisah perjuangan kami berempat? Dapatkah kami menyelesaikan kasus pengeboman berantai ini?

Note: Kurevisi, sudut pandangnya diganti.