Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Halo… Perkenalkan namaku Keisya Tuchfa Alifatunnessa, aku biasa dipanggil Keisya. Aku lahir di Jakarta, 26 September 2011. Saat ini aku bersekolah di MIN 14 AL-AZHAR ASY SYARIF INDONESIA kelas V. Aku adalah anak tunggal dan untuk mengisi hari – hariku, aku suka Muraja’aah dan menulis. Dengan menulis aku bisa mengungkapkan apa yang aku rasa dan aku alami. Salah satunya kegemaranku yang suka makan makanan khas Indonesia. Indonesia memiliki berbagai macam makanan dari seluruh penjuru kota. Salah satu makanan khas Indonesia yang aku sangat sukai adalah Soto Betawi.

Siapa yang tak pernah mencicipi makanan kebanggaan Kota Jakarta yang satu ini? Yak, Soto Betawi. Soto Betawi menjadi salah satu jenis soto khas Nusantara yang paling disukai. Namun, pernahkah kalian penasaran dengan cerita dibalik kelezatan Soto Betawi yang melegenda di Jakarta?

Soto Betawi merupakan makanan asli dari Jakarta.Tapi siapa sangka orang yang mempopulerkan ternyata adalah orang asli Tionghoa, bernama Lie Boen Po. Soto berasal dari kata Caudo yang berarti makanan berkuah dengan jeroan dan rempah. Kata Caudo mengalami proses perubahan bahasa ke bahasa Indonesia sehingga disebut soto. Penggunaan jeroan karena pada saat itu harga daging sapi sangatlah mahal. Lie Boen Po membuka kedai soto kuah santan di Taman Hiburan Lokasari atau Prinsen Park pada tahun 1977 dan tutup pada tahun 1991, ia menamakan makanan yang di jualnya dengan nama “Soto Betawi”.

Selama ini Soto Betawi selalu disajikan dengan daging sapi, tomat, dan taburan emping. Banyak juga yang menikmatinya dengan tambahan jeroan sehingga cita rasanya makin maksimal. Dalam membuat Soto Betawi, daging dan jeroan direbus dalam wadah terpisah. Kaldu yang digunakan dalam kuah Soto Betawi adalah kuah kaldu dari rebusan daging sapi. Setelah direbus, bahan – bahan tersebut dipotong kecil. Untuk kuah Soto Betawi, bumbu yang harus dipersiapkan antara lain bawang merah, bawah putih, jahe, cabai, cengkeh, jinten, merica, dan garam. Bumbu ini dihaluskan dan ditumis dengan daun salam dan batang serai. Setelah bumbu matang dicampur dengan air kaldu daging tadi beserta potongan daging dan jeroan. Kemudian tambahkan santan untuk melengkapi sajian Soto Betawi.

Sekilas, menu ini kelihatannya tidak ramah untuk yang sedang menjaga kenaikan berat badan karena kuah santan mengandung lemak jenuh yang tinggi. Jangan khawatir, perkembangan soto ini semakin inovatif. Banyak yang menggantikan santan dengan susu low fat yang rendah lemak. Bahkan ada juga yang menggunakan susu almond agar nutrisinya semakin padat. Memang, jika digantikan dengan kuah susu rasanya tidak segurih jika menggunakan kuah santan, tapi kandungannya akan jauh lebih sehat.

Jadi makanan yang satu ini memanglah sangat enak, apalagi jika disajikan dengan nasi hangat, emping yang krenyes, sambal, jeruk nipis, dan potongan tomat yang segar. Tapi perlu diperhatikan juga kandungan yang ada di dalamnya terutama bagi yang sedang menjaga kenaikan berat badan. Terima kasih teman-teman, sudah membaca tulisan aku. Semoga apa yang kita makan menjaid berkah. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh