Jhenny Nurinsani Gunawan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 2. Pertemuan dengan sang manipulator

Bab 2. Pertemuan dengan sang manipulator

Malam itu udara malam yang dingin dan salju yang mulai turun membuat orang-orang tidak ingin keluar dari rumah, tapi di malam itu ada seorang wanita yang berjalan sendirian sambil mengenakan baju balet, dia berjalan tanpa mengenakan alas kaki, sepatu balet yang dia tenteng menyebabkan rasa sakit di kakinya dan dinginnya udara di malam hari di musim dingin saat itu tapi seolah rasa sakit dan dinginnya udara malam hari itu tertelan oleh rasa kesedihan dan keputusasaan tidak ada yang tahu apa yang dialami oleh wanita itu.

Dia terus berjalan seperti orang kehilangan arah dan tanpa dia sadari bahwa dia sedang berjalan masuk ke hutan espre. Semakin lama semakin dalam dia masuk orang yang berjalan tanpa arah mungkin terlihat seperti itu tapi sebenarnya angin yang menuntunnya ke hutan itu, tetapi Rosali tidak menyadari bahwa apa yang akan dia temukan di hutan itu.

Sudah lama dia berjalan sampailah ia di sebuah toko yang terdapat di hutan itu, dia tersadar oleh suara lonceng pintu yang tertiup oleh angin. Saat lonceng itu berbunyi pintunya pun terbuka terlihat sebuah toko tua klasik berisi boneka-boneka marionette, ada sebuah jam lemari yang masih berdetak, perapian yang menghangatkan ruangan serta kursi goyang yang bergoyang sendiri, tidak ada siapa-siapa di ruangan itu ada suatu pintu di ruangan toko itu yang terkunci tapi entah kenapa ada yang membisikan suara di telinganya “buka” kata suara itu “kau penasaran kan aku juga, maka buka” kata suara itu. Dan entah kenapa tubuhnya seperti di kendalikan.

Dia mulai melangkah masuk ke toko itu tapi tiba-tiba seseorang berdiri tepat di hadapannya rambut yang panjang dan seperti bintang di malam hari serta mata hitam kelam seperti malam. Rosali pun terkejut dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan tubuhnya terus bergetar, tatapan tajam yang di berikan oleh orang itu entah kenapa membuat malam yang dingin itu menjadi tambah dingin perapian yang semulanya menyala kini telah mati dan pintu yang tadinya tertutup kini terbuka kembali, yang sekarang terdengar adalah suara tawa yang datang entah dari mana.

Rosali ketakutan dia tidak bisa bersuara tatapan tajam dimatanya itu seperti sedang menilai dirinya, “Untuk apa kau datang kesini” tanya orang itu dan seketika semuanya kembali ke semula perapian mulai menyala lagi dan pintu yang tadinya terbuka kini tertutup sendiri. Orang itu menunggu jawaban dari Rosali tapi Rosali yang sedang ketakutan tidak dapat berbicara, lalu orang itu mengulangi pertanyaannya “Untuk apa kau datang kesini” tanya orang itu lagi sontak Rosali menjawab “Aku tidak tahu” dia menjawab sambil menutup matanya saat dia membuka matanya sedikit terlihat senyuman dari wajah orang itu, perasaan aneh datang saat orang itu tersenyum, tapi Rosali sendiri tidak tahu apa maksud dari senyuman itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post